Sunday, December 11, 2011

MINYAK NYAMPLUNG

Salah satu jenis Hasil Hutan Bukan Kayu yang potensial dan sampai saat ini masih belum tergali baik informasi maupun teknologinya adalah jenis-jenis yang berasal dari genus Calophyllum. Calophyllum (dari bahasa Yunani: kalos yang artinya cantik, dan phullon yang artinya daun) adalah genus dari sekitar 200 spesies tanaman hijau abadi dari suku Clusiaceae. Calophyllum dapat ditemukan di Madagaskar, Afrika Timur, Asia Selatan dan Tenggara, Kepulauan Pasifik, Hindia Barat, dan Amerika Selatan. Tumbuhan ini disebut bintangor di Malaysia dan poon di India. Berdasarkan hasil ekplorasi tanaman jenis ini terdapat di hutan Cagar Alam Tanjung Pangandaran dan pada umumnya jenis ini tumbuh di daerah pesisir pantai.

Nyamplung (Calophyllum inophyllum L.) termasuk salahsatu anggota dari marga Callophylum yang mempunyai sebaran cukup luas di Di Indonesia, tersebar mulai dari Sumatera Barat, Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi, Maluku, hingga Nusa Tenggara Timur dan Papua. Sampai saat ini potensi alami nyamplung di Indonesia belum diketahui secara pasti, Hasil penafsiran tutupan lahan dari Citra Satelit Landsat7 ETM+ tahun 2003 menunjukkan bahwa tegakan alami nyamplung seluruh pantai di Indonesia mencapai luas total 480,000 ha, dan sebagian besar (± 60 %) berada dalam kawasan hutan.

Ciri-Ciri
Batang: Berkayu, Bulat, warna coklat, Daun: Tunggal, bersilang berhadapan, bulat memanjang atau bulat telur, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 10-21 cm, lebar 6-11 cm tangkai 1,5-2,5 cm,Bunga: Majemuk, berbentuk tandan, Buah: Bulat seperti peluru, Diameter 2,5-3,5 cm, warna hijau, kering menjadi coklat, Biji: Bulat, tebal, keras, warna coklat, pada inti terdapat minyak berwarna kuning, Akar: Tunggang, Tinggi Pohon : + 20 meter

Mengingat potensi manfaat jenis Calophyllum ini cukup besar, maka ada baiknya kita mengetahui informasi yang telah diperoleh tentang jenis ini sehingga dapat digali lebih jauh hal-hal yang belum tertangani menuju upaya pengembangannya baik untuk pembangunan hutan tanaman maupun rehabilitasi daerah pantai akibat bencana alam.

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malpighiales
Famili: Clusiaceae
Upafamili:Kielmeyeroideae
Bangsa: Calophylleae
Genus: Calophyllum L.

Manfaat
Nyamplung memiliki manfaat ganda yaitu:
1.Kayu: Kayu nyamplung termasuk kayu komersial yang dapat digunakan untuk perkapalan, balok, tiang, papan lantai dan papan pada bangunan perumahan dan bahan kontruksi ringan
2.Getah: penyadapan getah Nyamplung dilakukan untuk mendapatkan minyak yang dikenal dengan nama minyak tamanu (Tahiti)
3. Biji : biji Nyamplung segar mengandung 40 - 55 %-b, sedang pada biji kering kandungan minyaknya 70 – 73%-b. Bahan aktif yang terkandung pada biji adalah Inophylum A-E, Calophylloide dan Asid calophynic. Kandungan lain dalam jumlah kecil antara lain 1,2,3,4,4a, 7-beksahidro-1, 6 dimetil-4 (1-metilletil) naftalin, cubebene, selinene, calerene, farnesene, scadinene, bourbonene, zingiberene, copaene, murelene, sesquiphellandrene, octadecanal, heksadecane, farmesol. (Dahlan dan Gusmailina, 2006).

Karakteristik Minyak Nyamplung
Soerwidjaja (2005) mendapatkan bahwa inti biji dari jenis ini sangat berpotensi penghasil minyak lemak yang dapat digunakan sebagai minyak bakar, sementara Zuhud (1995) mengemukakan bahwa biji Calophyllum dapat berkhasiat sebagai obat kurap.
Pabrik pengolahan minyak nyamplung di Jawa terdapat di Desa Karang Mangu Kecamatan Kroya. Pabrik ini merupakan bantuan dari Dinas Perindustrian bekerjasama dengan Dinas Kehutanan Kab. Cilacap yang pada awalnya di khususkan untuk mengolah biji jarak, namun karena di wilayah tersebut banyak tersedia biji nyamplung, maka oleh Pak Samino (pemilik pabrik) dimanfaat juga untuk mengolah biji nyamplung. Kapasitas masak pabrik tersebut sebanyak 300 kg/hari.

1.Untuk mendapatkan 1 liter minyak nyamplung dibutuhkan 2,5 kg biji nyamplung kering.
2.1 kg Biji nyamplung yang ada kulitnya di kupas menjadi 0,7 kg biji nyamplung tanpa kulit.

Malaysia berhasil mengembangkan Calanolida-A, aktif sebagai anti virus HIV (in vivo) diperoleh dari tanaman Calophyllum inulifolium/C. langinerum (Anonim, 2003). Minyak nyamplung ber-warna hijau gelap atau kuning kebiru-biruan. Minyak Nyamplung dinamakan juga minyak tamanu (Tahiti), minyak undi (India), minyak domba (Afrika?).
Minyak nyamplung mentah mengandung komponen yang aktif mempercepat kesembuhan luka atau pertumbuhan kulit (cicatrization). Karakteristik minyak nyamplung : berat jenis 0,941 - 0,945; angka iodium 82 - 98; angka penyabunan 192 - 202, titik leleh 8°C. Komposisi asam lemak (%-b) : oleat 48 - 53, linoleat 15 - 24, palmitat 5 - 18, stearat 6 - 12.

Kelebihan nyamplung sebagai bahan baku biofuel adalah bijinya mempunyai rendemen yang tinggi, bisa mencapai 74%, dan dalam pemanfaatannya tidak berkompetisi dengan kepentingan pangan. Beberapa keunggulan nyamplung ditinjau dari prospek pengembangan dan pemanfaatan lain, antara lain adalah tanaman nyamplung tumbuh dan tersebar merata secara alami di Indonesia; regenerasi mudah dan berbuah sepanjang tahun menunjukkan daya survival yang tinggi terhadap lingkungan; tanaman relatif mudah budidayakan baik tanaman sejenis (monoculture) atau hutan campuran (mixed-forest); cocok di daerah beriklim kering, permudaan alami banyak, dan berbuah sepanjang tahun; hampir seluruh bagian tanaman nyamplung berdayaguna dan menghasilkan bermacam produk yang memiliki nilai ekonomi; tegakan hutan Nyamplung berfungsi sebagai pemecah angin (wind breaker) untuk tanaman pertanian dan konservasi sempadan pantai; dan pemanfaatan biofuel nyamplung dapat menekan laju penebangan pohon hutan sebagai kayu bakar; produktivitas biji lebih tinggi dibandingkan jenis lain (Jarak pagar 5 ton/ha; sawit 6 ton/ha; nyamplung 20 ton/ha).

Beberapa keunggulan biodiesel yang dihasilkan dari nyamplung adalah rendemen minyak nyamplung tergolong tinggi dibandingkan jenis tanaman lain (jarak pagar 40-60%, Sawit 46-54 %; dan Nyamplung 40-73 %), sebagian parameter telah memenuhi standar kualitas biodiesel Indonesia, minyak biji nyamplung memiliki daya bakar dua kali lebih lama dibandingkan minyak tanah. Dalam test untuk mendidihkan air, minyak tanah yang dibutuhkan 0,9 ml, sedangkan minyak biji nyamplung hanya 0,4 ml; mempunyai keunggulan kompetitif di masa depan antara lain biodiesel nyamplung dapat digunakan sebagai pencampur solar dengan komposisi tertentu, bahkan dapat digunakan 100 % apabila teknologi pengolahan tepat, kualitas emisi lebih baik dari solar, dapat digunakan sebagai biokerosen pengganti minyak tanah.

Perbanyakan Tanaman
Pohon nyamplung dapat diperbanyak secara generatif (biji) dan vegetatif (stek). Biasanya pada pohon yang sudah besar, terdapat anakan di bawahnya.Namun untuk perbanyakan tanaman,umumnya diperoleh dari biji, karena buah nyamplung mudah diperoleh dan berbuah sepanjang tahun. Walaupun perkecambahan benih nyamplung tergolong lama (± 3 bulan) tapi persen kecambahnya relatif tinggi yaitu mencapai ± 90%. Bibit nyamplung ditempatkan dalam bedeng yang diberi naungan dengan intensitas cahaya 50%.

Nyamplung (Calophyllum spp.) berpotensi besar untuk dikembangkan di Indonesia karena banyak tersebar secara alami di Indonesia. Pohon nyamplung sangat bermanfaat ganda. Selain kayunya, buah dan getahnya dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku energi cair juga sebagai bahan farmasi.