Thursday, April 26, 2012

KEPODANG JAWA

Manuk Podang Jw (burung Kepodang) Oriolus chinensis adalah burung berkicau (Passeriformes) yang mempunyai bulu yang indah dan juga terkenal sebagai burung pesolek yang selalu tampil cantik, rapi, dan bersih termasuk dalam membuat sarang. Burung Kepodang di alam liar terutama di daerah Yogyakarta sudah tidak ditemukan lagi. Nasib burung cantik ini sungguh mengenaskan, penulis belum mendengar ada relawan-relawan yang sudi menangkarkan kemudian melepas liarkan burung Kepodang ini. Burung Kepodang (Oriolus chinensis), meskipun di beberapa tempat di Indonesia sudah jarang ditemukan tetapi secara umum masih dikategorikan sebagai ‘Least Concern’ atau ‘Beresiko Rendah’ oleh IUCN Redlist. Artinya burung pesolek maskot provinsi Jawa Tengah ini masih dianggap belum terancam kepunahan.

Kepodang merupakan salah satu jenis burung yang sulit dibedakan antara jantan dan betinanya berdasarkan bentuk fisiknya. Hal inilah yang merupakan salah satu kesulitan dalam usaha menakarkan si cantik ini. Sebetulnya kalau ada niatan pemerintah untuk melestarikan burung Kepodang ini terutama dari pemerintah Jawa Tengah yang telah menjadikan burung Kepodang ini mascot, pemerintah dapat melakukan penyitaan burung-burung Kepodang di Pasar burung baik di wilayah Yogyakarta maupun Jawa Tengah kemudian ditangkarkan.

Usaha pemerintah dan kepedulian masyarakat akan kelestarian alam akan dapat membantu mengentaskan burung Kepodang dari ancaman kepunahan. Kalau di P. Bali ada usaha pelestarian burung Jalak Bali, kenapa di Jawa Tengah dan Yogyakarta tidak mulai saja pelestarian burung Kepodang. Sampai saat ini kepedulian masyarakat dan pemerintah akan kelestarian burung Kepodang ini masih rendah, hal ini terbukti status burung Kepodang ini masih termasuk jenis burung kurungan karena dibeli oleh masyarakat sebagai penghias rumah, oleh karenanya burung ini masuk dalam komoditas perdagangan yang membuat populasinya semakin kecil.

Pada sekitar tahun 1980 burung Kepodang masih sering dijumpai di pepohonan sekitar desa-desa wilayah Yogyakarta. Siulan khas dari burung ini menjadikan burung Kepodang juga dikenal oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya sebagai “manuk pitu wolu” karena bunyinya yang nyaring mirip dengan ucapan pitu-wolu (tujuh delapan). Suara indah itu hanya dalam kurun 10 tahun saja sudah susah ditemukan di pohon-pohon halaman rumah, tetapi kita masih dapat menemukan di pasar-pasar burung seperti Ngasem dan Muntilan.

Burung Kepodang menurun populasinya juga karena terdapat mitos bagi wanita Jawa yang sedang hamil apabila pada saat “mitoni” memakan daging burung cantik ini akan menyebabkan bayi yang lahir bakal menjadi anak laki-laki yang ganteng atau cantik apabila wanita. Meskipun begitu mitos tersebut sekarang sudah jarang dilakukan seiring dengan sulitnya ditemukan burung Kepodang di alam liar.

Sebetulnya burung Kepodang berasal dari daratan China dan penyebarannya mulai dari India, Asia Tenggara, kepulauan Philipina, termasuk Indonesia yang meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan,Sulawesi dan Nusa Tenggara. Burung ini hidup di hutan-hutan terutama di daerah tropis dan sedikit di daerah sub tropis dan biasanya hidup berpasangan . Di pulau Jawa dan Bali burung kepodang sering disebut dengan Kepodang Emas.

Bagi masyarakat Sunda biasa menyebut burung Kepodang ini dengan sebutan Bincarung. Sedangkan beberapa daerah di Sumatera menyebutnya sebagai Gantialuh dan masyarakat di Sulawesi menyebutnya Gulalahe. Burung Kepodang ini dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Black Naped Oriole. Di Malaysia disebut burung Kunyit Besar. Sedangkan dalam bahasa ilmiah (latin), Burung Kepodang disebut Oriolus chinensis.

Burung kepodang berukuran relatif sedang, panjang mulai ujung ekor hingga paruh berkisar 25 cm. Burung ini berwarna hitam dan kuning dengan strip hitam melewati mata dan tengkuk, buluterbang sebagian besar hitam. Tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan burik hitam, iris merah, bentuk paruh meruncing dan sedikit melengkung ke bawah, ukuran panjang paruh kurang lebih 3 cm, kaki hitam. Burung ini menghuni hutan terbuka, hutan mangrove, hutan pantai, di tempat-tempat tersebut dapat dikenali dengan kepakan sayapnya yang kuat, perlahan, mencolok & terbangnya menggelombang.

Jenis Burung Kepodang yang diketahui penulis:

1.Kepodang Kuduk Hitam

Oriolus chinensis Linnaeus, 1766
Kepudang Kuduk-hitam, Black-naped Oriole

Berukuran sedang (26 cm), berwarna hitam dan kuning dengan setrip hitam melewati mata dan tengkuk; bulu terbang sebagian besar hitam. Pada jantan bagian lain kuning terang; betina lebih buram dengan punggung kuning zaitun. Burung remaja warna hitam digantikan warna zaitun; tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan burik hitam.

Terdaspat di India, Cina, Asia tenggara, Filipina, Sulawesi, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, dan Nusa Tenggara.

2. Kepodang Hutan
Oriolus xanthonotus
Oriolus xanthonotus Horsfield, 1821
Kepudang Hutan, Dark-throated Oriole

Berukuran agak kecil (18 cm), berwarna hitam dan kuning. Jantan: kepala, leher dan kerongkongan hitam. Bulu terbang hitam. Dada keputih-putihan dengan burik hitam. Bagian lain kuning terang. Betina dan burung remaja: tubuh bagian atas kehjauan, tungging kuning, tubuh bagian bawah siasanya putih dengan burik hitam tebal.
Iris merah, paruh merah jambu kaki hitam.

Terdapat di Filipina, Semenanjung Malaysia dan Sunda Besar. Di Bali tidak tercatat.

Klasifikasi Ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Passeriformes; Famili: Oriolidae; Genus: Oriolus; Spesies: Oriolus chinensis