Thursday, May 19, 2011

PETAI CINA BERBEDA DENGAN PETAI (PETE)


Petai Cina sedikit berbeda dengan Petai (Pete) walapun keduanya termasuk keluarga Mimesaceae dari suku Fabaceae, (keluarga polong-polongan). Pete dari ukurannya merupakan bentuk raksasanya dari Petai Cina, baik ukuran biji, pohon, daun dan tentu saja bau Pete yang khas. Untuk masalah bau ini yang bisa menandingi adalah Jengkol yang dari sisi ukuran juga lebih besar.

Petai cina (Leucaena leucocephala) adalah tumbuhan yang memiliki batang pohon keras dan berukuran tidak besar. Daunnya majemuk terurai dalam tangkai berbilah ganda. Bunganya yang berjambul warna putih sering disebut cengkaruk.

Buahnya mirip dengan buah petai (Parkia speciosa) tetapi ukurannya jauh lebih kecil dan berpenampang lebih tipis. Dari jenis Petai Cina ada yang ukuran buahnya agak lebih besar biasa disebut dengan Lamtoro Gung. Dari sisi rasa apabila dijadikan masakan botok, lebih enak Petai Cina dari pada Lamtoro Gung. Buah petai cina termasuk buah polong, berisi biji-biji kecil yang jumlahnya cukup banyak.

Di Jawa, pucuk dan polong yang muda biasa dilalap mentah. Biji-bijinya yang tua disangrai sebagai pengganti kopi, dengan bau harum yang lebih keras dari kopi.Biji-biji yang sudah cukup tua, tetapi belum menghitam, biasa digunakan sebagai campuran pece l dan botok .Pada waktu kecil dulu penulis bersama dengan teman-teman sering makan buah Petai Cina yang masih muda dengan dicampur sedikit garam, atau kadang ketika membuat rujakan tidak jarang ada beberapa teman yang memakan Petai muda ini bersama dengan sambal lotisnya.

Nama Lokal :
Petai Cina (Indonesia), Kemlandingan, Manding, Palanding, Peuteuy Selong (Sunda), Kalandingan (Madura); Mètir, Lamtoro Dan Lamtoro Gung (=Lamtoro Besar; Untuk Varietas Yang Bertubuh Lebih Besar) (Jw.); Serta Kalandhingan (Md.).

Nama-namanya dalam pelbagai Bahasa Asing, di antaranya:
Petai Belalang, Petai Jawa(Mly.); Lamandro (PNG); Ipil-Ipil, Elena, Kariskis(Fil.); Krathin(Thai);
Leucaena, White Leadtree (Ingg.); Dan Leucaene, Faux Mimosa (Prc.).

Komposisi :
KANDUNGAN KIMIA : Biji dari buah polong petai cina (Leucaena leucocephala) yang sudahtua setiap 100 gram mempunyai nilai kandungan kimia berupa : - Kalori 148 kalori, -Protein 10,6 gram, - Lemak 0,5 gram, - Hidrat arang 26,2 gram, - Kalsium 155 miligram, -fosfor 59 gram, - Zat besi 2,2 gram, - Vitamin A 416 SI, - Vitamin B1 0,23 miligram -Vitamin C 20 miligram.

Manfaat


Kayu
Lamtoro terutama disukai sebagai penghasil kayu api. Kayu lamtoro memiliki nilai kalori sebesar 19.250 kJ/kg, terbakar dengan lambat serta menghasilkan sedikit asap dan abu. Arang kayu lamtoro berkualitas sangat baik, dengan nilai kalori 48.400 kJ/kg.

Kayunya termasuk padat untuk ukuran pohon yang lekas tumbuh (kepadatan 500—600 kg/m³) dan kadar air kayu basah antara 30—50%, bergantung pada umurnya. Lamtoro cukup mudah dikeringkan dengan hasil yang baik, dan mudah dikerjakan. Sayangnya kayu ini jarang yang memiliki ukuran besar; batang bebas cabang umumnya pendek dan banyak mata kayu, karenapohon ini banyak bercabang-cabang. Kayu terasnya berwarna coklat kemerahan atau keemasan,bertekstur sedang, cukup keras dan kuat sebagai kayu perkakas, mebel, tiang atau penutup lantai.Kayu lamtoro tidak tahan serangan rayap dan agak lekas membusuk apabila digunakan di luar ruangan, akan tetapi mudah menyerap bahan pengawet.

Lamtoro juga merupakan penghasil pulp (bubur kayu) yang baik, yang cocok untuk produksi kertas atau rayon. Kayunya menghasilkan 50—52% pulp, dengan kadar lignin rendah dan serat kayu sepanjang 1,1—1,3 mm. Kualitas kertas yang didapat termasuk baik.

Daun
Daun-daun dan ranting muda lamtoro merupakan pakan ternak dan sumber protein yang baik, khususnya bagi ruminansia. Daun-daun ini memiliki tingkat ketercernaan 60 hingga 70% pada ruminansia, tertinggi di antara jenis-jenis polong-polongan dan hijauan pakan ternak tropislainnya. Lamtoro yang ditanam cukup rapat dan dikelola dengan baik dapat menghasilkan hijauan dalam jumlah yang tinggi. Namun pertanaman campuran lamtoro (jarak tanam 5—8 m) dengan rumput yang ditanam di antaranya, akan memberikan hasil paling ekonomis. Ternak sapi dan kambing menghasilkan pertambahan bobot yang baik dengan komposisi hijauan pakan berupa campuran rumput dan 20—30% lamtoro.

Meskipun semua ternak menyukai lamtoro, akan tetapi kandungan yang tinggi dari mimosin dapat menyebabkan kerontokan rambut pada ternak non-ruminansia. Mimosin, sejenis asam amino, terkandung pada daun-daun dan biji lamtoro hingga sebesar 4% berat kering. Pada ruminansia, mimosin ini diuraikan di dalam lambungnya oleh sejenis bakteria,
Synergistes jonesii.Pemanasan dan pemberian garam besi- belerang pun dapat mengurangi toksisitas mimosin.

Daun-daunnya juga kerap digunakan sebagai mulsa dan pupuk hijau. Daun-daun lamtoro lekas mengalami dekomposisi.

Produk lain
Lamtoro diketahui menghasilkan zat penyamak dan zat pewarna merah, coklat dan hitam dari pepagan (kulit batang), daun, dan polongnya. Sejenis resin atau gum juga dihasilkan dari batang yang terluka atau yang kena penyakit, terutama dari persilangan L. leucocephala ×
L. esculenta. .Gum ini memiliki kualitas yang baik, serupa dengangum arab.

Berbunga sepanjang tahun, lamtoro menyediakan pakan yang baik bagi lebah madu, sehingga cocok untuk mendukung apikultur .

Ekologi dan perbanyakan
Berasal dari Amerikatropis, tumbuhan ini sudah ratusan tahun dimasukkan keJawa untuk kepentingan pertanian dan kehutanan, kemudian menyebar pula ke pulau-pulau yang lain di Indonesia. Oleh sebab itu agaknya, maka tanaman ini di Malaysia dinamai petai jawa.

Lamtoro menyukai iklim tropis yang hangat (suhu harian 25-30 °C); Petai cina cocok hidup di dataran rendah sampai ketinggian 1000 -1500 meter di atas permukaan laut. Di atas 1500 dpl dapat menghambat pertumbuhannya. Tanaman ini cukup tahan kekeringan, tumbuh baik diwilayah dengan kisaran curah hujan antara 650—3.000 mm (optimal 800—1.500 mm) pertahun; akan tetapi termasuk tidak tahan penggenangan.
Tanaman lamtoro mudah diperbanyak dengan biji dan dengan pemindahan anakan. Pengembangbiakannya selain dengan penyebaran biji yang sudah tua juga dapat dilakukan dengan cara stek batang.Saking mudahnya tumbuh, di banyak tempat lamtoro seringkali merajalela menjadi gulma. Tanaman inipun mudah trubus; setelah dipangkas, ditebang atau dibakar, tunas-tunasnya akan tumbuh kembali dalam jumlah banyak.

Tidak banyak hama yang menyerang tanaman ini, akan tetapi lamtoro teristimewa rentan terhadap serangan hama (Heteropsylla cubana). Serangan hama ini di Indonesia diakhir tahun 1980an, telah mengakibatkan habisnya jenis lamtoro ‘lokal’ di banyak tempat
Lamtoro,Petai Cina, atau Petai Selong adalah sejenis perdu yang kerap digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Petai cina oleh para petani di pedesaan sering ditanam sebagai tanaman pagar, pupuk hijau dan segalanya. Di Kabupaten Gunung Kidul Daerah Istimewa Yogyakarta, Tim dari UGM telah lama melakukan penghijauan dengan menggunakan pohon Lamtoro Gung. Tipologi daerah Gunung Kidul adalah sebagian besar tanah berkapur yang miskin hara dan air, hal ini sangat cocok dengan kemampuan bertahan hidup dari pohon lamtoro untuk daerah seperti itu.

Penyakit Yang Dapat Diobati :

1. Diabetes Melitus
Bahan: Biji petai cina yang sudah tua dan kering;
Cara membuat: digoreng tanpa minyak dan ditumbuk halus (dibuat
bubuk). Kemudian ambil 1 sendok dan diseduh dengan air panas
(seperti membuat kopi).
Cara Menggunakan: diminum 1 kali sehari 1 gelas dan dilakukan
secara teratur.

2. Cacingan
Bahan: Biji petai cina yang sudah tua dan kering;
Cara membuat: digoreng tanpa minyak dan ditumbuk halus (dibuat
bubuk). Kemudian ambil 1 sendok dan diseduh dengan ½ - 1 gelas
air panas (seperti membuat kopi).
Cara Menggunakan: diminum menjelang tidur malam.

3. Meningkatkan gairah seks
Bahan: 1 sendok petai cina, 1 sendok bubuk merica hitam, 2 butir
kuning telur ayam kampung mentah dan 1 sendok madu;
Cara membuat: semua Materials tersebut dioplos sampai merata
Cara Menggunakan: diminum sekaligus

4. Luka baru dan bengkak
Bahan: daun petai cina secukupnya
Cara membuat: ditumbuk halus atau dikunyah
Cara Menggunakan: ditempelkan pada bagian yang luka / bengkak

5. Tlusuben (benda-benda yang masuk ke dalam daging: kayu, bambu)
Bahan: daun petai cina yang masih muda dan terasi dapur;
Cara membuat: daun petai cina ditumbuk halus dan ditambah terasi
dapur secukupnya, diaduk sampai merata;
Cara Menggunakan: ditempelkan pada bagian yang sakit, kemudian
dibalut dengan kain pembalut.