Friday, March 2, 2012

JAMUR SO NAN LEZAT

JAMUR atau Mushroom adalah salah satu bahan makanan yang telah lama dikenal oleh manusia, walaupun ada yang beracun dan tidak beracun. Salah satu yang sedikit beracun tetapi kalau bisa mengolahnya akan menjadi sajian makanan yang enak adalah JAMUR SO. Kata So berasal dari pohon So atau pohon Melinjo, kalau kata “So” bersumber dari nama daunnya, sedangkan kalau Melinjo bersumber dari nama buahnya. Jamur So ini dinamakan demikian karena habitat tum buhnya biasanya di bawah pohon So. namun dalam mencari jamur ini haruslah pada musim hujan,karena jamur ini biasa muncul saat musim hujan saja.

Tanaman ini termasuk dalam golongan "jejamuran", yang nama latinnya dikenal dengan Scleroderma Aurantium Vulgare. Bentuknya bulat seperti bongkahan telur, Peridium (kulit buah) berwarna coklat kekuningan, permukaan bagian dalam berwarna kuning, lebar sekitar 4-8 cm dan tinggi 2-6 cm, Gleba (bagian spora) dari warna putih menjadi gunduk keunguan dan akhirnya menjadi kecoklatan sampai coklat gelap sebagai spora.

Kandungan Senyawa Kimia
Jamur So mengandung senyawa kimia yang berupa Sterol, Glukosa, Fruktosa, Maltosa dan indol. Dalam ekstrak etanol, beberapa asam amino bebsa, alanin asparangin , phenyl alani, alfa asam aminobutyric, asam aspartat, asam glutamat, lensin, lisin, serin, tirosin dan valin telah teriindentifikasi menggunakan kramotagrafi kertas dua demensi (Grzybowska, 1967).

Jamur So tumbuh di hampir seluruh kepulauan Indonesia juga tersebar luas di Asia, Eropa dan Amerika Utara ditemukan di hutan terutama pada saat musim hujan dan tumbuh di sekitar pohon melinjo. Hanya saja di desa-desa pulau Jawa seperti sekitar kota Yogyakarta, jamur So ini sudah sulit dijumpai seiring dengan mulai habisnya populasi pohon melinjo dan usaha untuk membudidayakan jamur ini pun kelihatannya belum ada yang tertarik.

Jamur jenis ini termasuk aman dikonsumsi, asal dipilih yang masih muda atau belum berspora dan setelah mendapatkan jamur ini lalu pastikan jamur ini dalamnya masih bewarna putih,kemudian kupas kulitnya sampai warna kuningnya hilang. Jamur yang sudah tua atau pengupasannya kurang bersih akan menyebabkan keracunan apabila dimakan. Waktu kecil penulis sering sekali bergerilya mencari jamur jenis ini untuk dikonsumsi. Cara memasaknya salah satunya dengan metode dilinthing, yaitu dengan cara dibungkus memakai daun pisang dengan dicampur bumbu berupa garam dan cabe sesuai selera, kemudian dibakar, tetapi kalau penulis mendapat banyak jamur So orang tua kami biasanya memasaknya dengan cara ditumis bahkan kadang dibuat rica rica jamur So yang lezat. Mengenai rasa seperti daging ayam (maklum orang desa nggak pernah makan daging) dan teksturnya lembut seperti tahu.


Kenali jenis-jenis jamur beracun atau tidak beracun

Apakah bentuk, warna, atau tempat tumbuhnya dapat dijadikan acuan untuk menentukan suatu jenis jamur beracun atau tidak? Jawabnya, ya. Meski harus diakui, sampai saat ini, melihat dari sisi penampilan saja belum cukup, apalagi jika dijadikan acuan untuk membedakan tingkat keamanan sebuah jamur. Cara ini juga tidak dapat menjadi pedoman yang harus dipercaya 100%. Ketika kita menemukan jamur jenis baru di pekarangan atau saat berkemah di tengah hutan, misalnya.

Namun setidaknya, masih ada filter yang dapat mencegah masuknya racun jamur ke dalam perut. Dari beberapa panduan sederhana yang biasa digunakan oleh para penjelajah hutan, misalnya, atau adopsi dari mata ajaran survival para calon prajurit pasukan elite di luar maupun dalam negeri, terungkap adanya beberapa pedoman yang dapat dijadikan bekal dalam menghadapi racun jamur.

Pelajaran itu memberikan pengetahuan bahwa jenis jamur beracun pada umumnya memiliki warna cukup mencolok mata. Misalnya, merah darah, hitam, cokelat, hijau tua, biru tua, dan sejenisnya. Sebaliknya, menurut pelajaran ini, jamur-jamur berwarna terang tergolong ke dalam kelompok yang dapat dimakan.

Namun, teori warna ini juga ada pengecualiannya. Sepanjang pengetahuan para ahli, jamur Shiitake ternyata tidak mengandung racun, padahal ia berwarna cokelat. Begitu juga dengan sejumlah jamur berkulit terang, di kemudian hari ternyata diketahui mengandung racun. Jamur beracun biasanya juga memiliki ciri lain, yaitu berbau busuk akibat senyawa sulfida di dalamnya. Jamur beracun juga mengandung senyawa sianida yang membuat berbagai serangga atau binatang kecil lainnya juga enggan untuk hinggap atau berada di jamur itu. Jadi untuk mudahnya, bila lalat dan serangga lainnya saja menjauh, masak kita mau mendekat, bahkan mengolahnya menjadi santapan kita?

Ciri lainnya, jika jamur beracun dikerat, kemudian dilekatkan dengan benda yang terbuat dari perak asli (pisau, sendok, garpu, atau cincin), pada permukaan benda-benda itu akan muncul warna hitam (karena sulfida) atau kebiruan (karena sianida). Cara ini cukup efektif jika kita cuma punya sedikit waktu untuk menentukan suatu jamur beracun atau tidak saat sedang berkemah atau mendaki gunung, misalnya. Namun, bila mempunyai waktu yang panjang dan mau sedikit repot, tips turun-temurun dari sejumlah desa di Nusantara ini layak dicoba. Untuk memastikan ada tidaknya racun, kita masak atau pepes saja jamur yang dicurigai bersama nasi putih. Jika warna nasi berubah menjadi cokelat, kuning, merah, atau hitam, besar kemungkinannya jamur itu beracun. Keruan, bukan cuma jamurnya yang harus dihindari, nasinya pun tak boleh disantap lagi.

Selain mengenali jamur beracun atau tidak dari warnanya, berikut beberapa ciri umum yang membedakan jamur beracun dan tidak beracun:

•Jamur beracun biasanya mempunyai cincin atau cawan. Tetapi khusus untuk beberapa jamur itu tak berlaku, seperti pada jamur merang yang memiliki cawan dan campignon yang bercincin.
•Bau jamur yang beracun selalu menusuk. Bisa seperti bau telur busuk atau seperti bau amoniak.
•Jamur beracun biasanya tumbuh di tempat yang kotor.
•Jamur beracun akan cepat menimbulkan karat pada pisau yang dipakai mengeratnya. Namun, jika pisau yang dipakai terbuat dari perak, warna hitam atau biru tua akan segera muncul.
•Jamur beracun berubah warna dengan cepat pada waktu pemanasan dan pemasakan.

Gejala Keracunan
Ketika seseorang mengalami keracunan jamur banyak vareasi gejala yang mungkin dialaminya. Gejala-gejala itu dapat berupa:
•Sakit pada bagian perut
•Wajah pucat
•Berkeringat dingin
•Mual, bahkan muntah
•Tubuh lemas terkadang disertai kejang-kejang
•Bibir kering
•Mata berkunang-kunang
•Pingsan, bahkan
•Meninggal dunia


Penanganan
Penanganan atau pertolongan pertama yang dapat dilakukan pada kejadian keracunan jamur yaitu:
•Jangan banyak bergerak
•Minum air putih sebanyak-banyaknya untuk mencegah dehidrasi
•Bawa ke puskesmas atau rumah sakit terdekat

baca UJI AKTIVITAS ANTI OKSIDAN Jamur So