GAYAM, nama pohon buah yang mungkin tidak popular di mata masyarakat, sebab jika ingin memakan buah Gayam (Inocarpus fagiferus) harus dimasak dulu. Berbeda dengan buah lainnya yang bisa langsung dimakan segar begitu dipetik dari pohon, buah Gayam harus dimasak dulu baik direbus, dibakar, atau diolah lainnya jika ingin menikmatinya.
Buah Gayam yang telah tua dan masak tidak dapat dimakan langsung. Buah dari Inocarpus fagiferus ini sebelum dimakan harus direndam air kemudian direbus atau dibakar. Buah Gayam yang telah dimasak ini dikonsumsi sebagai makanan ringan. Buah Gayam dapat juga dijadikan produk olahan semisal emping (keripik Gayam). Keripik ini dapat menjadi peluang bisnis kuliner yang belum banyak pesaingnya.
Kayu pohon Gayam dapat dimanfaatkan sebagai bahan furniture. Sedangkan dengan kerindangan daun dan dahannya pohon ini bisa dimanfaatkan sebagai pohon peneduh.
LATAR BELAKANG Gayam merupakan tanaman yang berasal dari kawasan Malesia bagian timur khusus-nya dari Indonesia. Tanaman ini dibawa oleh imigran-imi-gran dari Malaya-Polenisia ke Mikronesia, Melanesia dan Polenisia. Pohon Gayam telah tersebar luas dan ditanam di Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Semenanjung Malaya.
Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae; Subkerajaan: Tracheobionta; Super Divisi: Spermatophyta; Divisi: Magnoliophyta; Kelas: Magnoliopsida; Sub Kelas: Rosidae; Ordo: Fabales; Famili: Fabaceae; Genus: Inocarpus; Spesies: Inocarpus fagiferus (Parkinson) Fosberg. Sinonim: Inocarpus fagifer (Parkinson) Fosb., Inocarpus edulis J.R. & G. Forster, Aniotum fagiferum Parkinson, Bocoa edulis (J. R. Forst. & G. Forst.) Baill., Cajanus edulis (J. R. Forst. & G. Forst.) Kuntze.
DESKRIPSI TANAMAN Di pedesaan daerah Yogyakarta masih dapat ditemui pohon Gayam ini, biasanya tumbuh liar di daerah rawa-rawa atau tepi sungai. Tanaman ini tumbuh di daerah dataran rendah tropis yang lembab hingga ketinggian 500 meter dpl. Tumbuhan ini mampu tumbuh di tanah-tanah yang miskin hara sekalipun. Tinggi pohon Gayam mampu mencapai 20-an meter dengan diameter batang mencapai 65 cm. Batang pohon Gayam (Inocarpus fagiferus) sering kali beralur tidak teratur, kadang-kadang berakar banir, dengan percabangan merunduk. Pada kulit batang bagian dalam mengandung cairan berwarna merah. Dengan system perakaran yang kuat dan batang yang beralur ini sangat cocok digunakan sebagai tanaman pencegah erosi maupun karena aliran air.
Daun Gayam berseling, tunggal, dan kaku menyerupai kulit. Bentuknya lonjong, dan berwarna pink ketika muda. Bunga angkaeng majemuk bulir dengan panjang sekitar 15 cm. Gayam (Inocarpus edulis) mempunyai bunga kecil dan berbau wangi.
Buah Gayam (Inocarpus fagifer) berjenis polong berbentuk ginjal dan tidak pecah dengan kulit buah yang keras. Buah Gayam mempunyai 1 biji berbentuk gepeng. Kulit biji keras dengan endosperm putih. Ketika mentah buah berwarna hijau dan menjadi kuning atau kecoklatan ketika masak. Buah bisa mengapung lebih dari satu bulan di atas air laut tetapi viabilitas biji cepat hilang
FILOSOFI GAYAM Kata orangtua Jawa dulu kata Gayam berarti Gayuh Ayem yang bermakna mencari kedamaian. Kata "Ga" berasal dari kata gayuh yang artinya mencari, sedangkan potongan kata atau suku kata terakhirnya yakni "yam" untuk menyimbolisasikan rasa ayem 'tenteram, tenang'.
Tanaman Gayam ini dari penampilannya mampu memberikan aura rasa ayem 'tenteram, tenang'. Di samping itu, pohon Gayam juga dipercaya sebagai pohon yang dapat menyimpan/mendekatkan air ke permukaan tanah sehingga air jernih mudah didapatkan di sekitar pohon tersebut. Ketersediaan air berarti juga ketenangan dan kesejahteraan bagi manusia. Untuk itulah pohon Gayam digunakan sebagai simbol rasa keayeman. Di samping tentu saja, daunnya yang selalu lebat memberikan rasa teduh dan suasana tenang di sekitarnya.
CARI GAYAM Anda dapat menemukan nama Gayam sebagai nama daerah seperti Kabupaten Gayam di Sumenep Madura, Desa Gayam di daerah Cepu Blora Jawa Tengah, sedangkan di Kota Yogyakarta ada Kampung Gayam di daerah sekitar Radio Geronimo, bahkan di Bojonegoro juga ada Kecamatan Gayam.
Jika Anda ingin mencari pohon Gayam di kota gudeg ini Anda akan dapat menemukan di sepanjang sungai Opak atau Winongo di daerah Bantul Yogyakarta, tetapi jika Anda ingin tidak repot dapat melihat pohon Gayam ini di sekitar Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Bahkan pohon Gayam ini dipakai sebagai identitas flora di Kota Cirebon.
Sewaktu penulis kecil dulu pohon Gayam banyak di temui di pelosok desa di Kabupaten Sleman dan Bantul, tetapi pohon ini sekarang agak sulit ditemui, karena di samping sisi ekonominya kurang memuaskan, penampilan angker dari pohon ini juga banyak ditakuti oleh orang. Bahkan banyak yang beranggapan pohon ini sebagai rumahnya setan, padahal sebagai pohon peneduh sangat bagus karena rindang dan kuat.
Dan bagi Anda yang tertarik untuk mencicipi buah Gayam yang sudah diolah ini dapat ditemukan di pasar-pasar tradisional di daerah Bantul dan juga di pasar Balangan Minggir di kabupaten Sleman. Terakhir kali penulis mencicipi kuliner Gayam ini sekitar 2 tahun lalu sewaktu mudik lebaran.