Ada kenal dengan sisik naga atau biasanya tanaman ini diberi nama daerah Sumatera: picisan, sisik naga (Semenanjung Melayu), sakat riburibu (Pantai Sumatera Barat). Jawa: paku duduwitan (Sunda), pakis duwitan (Jawa). Nama asing Bao shu lian (C), dubbeltjesvaren, duiteblad, duitvaren (B). Nama simplisia Drymoglossi Herba (herba picisan). Sisik Naga ini biasanya tumbuh di batang dan dahan pohon. Akar rimpangnya panjang, kecil, merayap, bersisik, panjang 5-22 cm, dan melekat kuat. Habitat sisik naga ini biasanya di dahan pohon yang lingkungan sekitarnya lembab.Tumbuhan ini dapat ditemukan di seluruh daerah Asia tropik, tumbuh liar di hutan, di ladang, dan tempat-tempat lainnya pada daerah yang agak lembab mulai dari dataran rendah sampai ketinggian 1.000 m dpl.
Sisik naga (Drymoglossum piloselloides [L.] Presl.), merupakan tumbuhan yang menumpang pada pohon lain (epifit), tetapi bukan parasit karena dapat membuat makanan sendiri. Daun yang satu dengan yang lainnya tumbuh dengan jarak pendek. Bertangkai pendek, tebal berdaging, berbentuk jorong atau jorong memanjang, ujung tumpul atau membundar, pangkal runcing, tepi rata, permukaan daun tua gundul dan berambut jarang pada permukaan bawah, serta berwarna hijau sampai kecoklatan. Daunnya ada yang mandul dan ada yang berspora. Sisik naga dapat diperbanyak dengan spora dan pemisahan akar.
Sistematika tanaman:
Divisio : Pteridophyta
Classis : Pteridopsida
Ordo : Polypodiales
Familia : Polypodiaceae
Genus : Drymoglossum
Spesies : Drymoglossum piloselloides Presl. (Anonimc, 2007)
Pada waktu penulis kecil jenis tanaman ini sering dipakai untuk mainan “pasar-pasaran”, . Ukuran daun yang berbentuk bulat sampai jorong hampir sama dengan uang logam picisan sehingga dinamakan picisan dan sering dipakai anak-anak sebagai “uang-uangan” pada permainan mereka. Kadang pada waktu lotisan (rujakan) juga dimakan dengan sambal, rasanya yang sedikit asam manis dan terasa dingin seperti tanaman lidah buaya bahkan kalau mencucinya kurang bersih kulit ari luarnya sedikit terasa pahit.
Tanaman ini di daerah kota besar seperti Jakarta sudah sangat sulit ditemukan, di samping terbatasnya habitat pohon tua juga karena suhu udara yang panas sudah tidak cocok lagi dengan jenis tumbuhan ini. Namun begitu sebetulnya ini merupakan salah satu jenis herbal yang mempunyai manfaat untuk pengobatan. Di dalam dunia pengobatan cina tanaman ini dikenal dengan nama, Bao Shu Lian, ini khasiatnya sebagai antiradang, penghilang nyeri (analgesik), pembersih darah, penghenti perdarahan (hemostatis), memperkuat paru-paru, dan sebagai obat batuk (antitusif). Sisik Naga ini juga biasa digunakan untuk mengatasi gangguan luka di sekitar mulut itu (sariawan).
Kandungan Sisik Naga
Sisik naga juga mengandung Minyak Atsiri, Sterol (Triterpen), Fenol, Flavonoid, Tanin, dan gula. Berkhasiat sebagai antiradang, antitoksik, peluruh dahak, pencahar (laksan), dan menghentikan pendarahan.
Indikasi
Khasiat daun yang digunakan untuk pengobatan:
•Gondongan (parotitis)
•TBC Kulit dengan pembesaran kelenjar getah bening (skrofuloderma)
•Sakit kuning (jaundice)
•Sukar buang air besar (sembelit), sakit perut
•Disentri
•Kencing nanah (gonore)
•Batuk, abses paru-paru, TB Paru-paru disertai batuk darah
•Perdarahan seperti luka berdarah, mimisan, berak darah, muntah darah, perdarahan pada perempuan.
•Rematik
•Keputihan (leukore)
•Kanker payudara
Bagian yang dapat digunakan untuk pengobatan adalah daun atau seluruh herba baik dalam bentuk segar ataupun yang telah dikeringkan
Pengobatan
•Untuk obat yang diminum : Cuci bersih 15-60 g daun sisik naga, lalu rebus dan minum air rebusan tersebut setelah disaring.
•Untuk pemakaian luar : Gunakan air rebusan herba segar untuk mencuci bagian tubuh yang terkena penyakit kulit, atau berkumur bagi penderita sariawan dan radang gusi. Atau bisa juga dengan membubuhkan herba segar yang telah digiling sampai halus ke bagian yang sakit pada penyakit kulit, seperti kudis, kurap, radang kulit bernanah, radang kuku, atau luka berdarah
baca hasil UJI SITOTOKSIK