tag:blogger.com,1999:blog-32429757763736185372024-02-20T06:59:26.349-08:00flora-fauna Indonesiaelhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comBlogger83125tag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-55801272393717139192013-06-09T21:56:00.000-07:002013-06-09T21:56:35.337-07:00Rainbow Warrior Ke JakartaGreenpeace's legendary campaign vessel, Rainbow Warrior, arrived at Tanjung Priok Port, North Jakarta, on Thursday, at the conclusion of a month-long journey and campaign around the country.<br />
<br />
<br />
<center>
<iframe allowfullscreen="" frameborder="0" height="315" src="http://www.youtube.com/embed/VfCyxKNmIFI" width="420"></iframe> </center>
elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-45604414092496033232013-02-18T17:25:00.001-08:002013-02-18T20:37:05.237-08:00MISTERI JARING LABA-LABA<center>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_v1hSa-lb6VK8Cm7SX2JqOui519sYxZhIiLC5Dbbcpa8ib6T2TrzrlH9MKtpsOO0TEU9i5XFUqf7uQ7f35KfNU40jUhTgv9jhReANZwbZkN9HXhkfKMrnWk1E64O5jNxLLm8WsIKqQow/s1600/DSCI0589.JPG" imageanchor="1"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_v1hSa-lb6VK8Cm7SX2JqOui519sYxZhIiLC5Dbbcpa8ib6T2TrzrlH9MKtpsOO0TEU9i5XFUqf7uQ7f35KfNU40jUhTgv9jhReANZwbZkN9HXhkfKMrnWk1E64O5jNxLLm8WsIKqQow/s320/DSCI0589.JPG" /></a></center>
<center>
Nephila pilipes (foto koleksi pribadi)</center>
Banyak dari kita yang sudah mengenal laba-laba (spider) dan biasa kita jumpai membuat sarang (jaring) di sudut ruangan atau langit-langit rumah. Walaupun secara umum dikenal dua kelompok laba-laba yaitu laba-laba non jaring dan pembuat jaring. Laba-laba non jaring biasanya hidup di tanah dan pepohonan serta menangkap mangsanya dengan cara berburu, sedangkan laba-laba pembuat jaring biasanya hidup di ranting pepohonan atau di sudut dinding rumah dengan membuat jaring sebagai perangkap bagi calon mangsanya.
Terdapat ribuan jenis laba-laba dan lebih kurangnya, sekitar 40.000 spesies laba-laba telah dipetakan, dan digolong-golongkan ke dalam 111 suku. Akan tetapi mengingat bahwa hewan ini begitu beragam, banyak di antaranya yang bertubuh amat kecil, seringkali tersembunyi di alam, dan bahkan banyak spesimen di museum yang belum terdeskripsi dengan baik, diyakini bahwa kemungkinan ragam jenis laba-laba seluruhnya dapat mencapai 200.000 spesies.
Laba-laba termasuk hewan pemakan serangga (Carnivora), karena kebanyakan laba-laba memang merupakan predator (pemangsa) penyergap, yang menunggu mangsa lewat di dekatnya sambil bersembunyi di balik daun, lapisan daun bunga, celah bebatuan, atau lubang di tanah yang ditutupi kamuflase. Beberapa jenis memiliki pola warna yang menyamarkan tubuhnya di atas tanah, batu atau dahan pohon, sehingga tak perlu bersembunyi.
Penulis kebetulan melihat salah satu species Nephila pilipes yang berukuran besar walaupun masih belum sebesar Tarantula maupun saudaranya Nephila maculata atau yang biasa dikenal dengan laba-laba Kemlandingan. Namun biasanya laba-laba jantan ukuran tubuhnya tidak sebesar betinanya, kurang lebih hanya setengah dari ukuran laba-laba betina. Laba-laba jenis Nephila pilipes ini sedang membangun jaring diantara pohon mangga dengan pohon sawo kecik di depan rumah penulis.
<br />
<center>
<a href="http://citizenimages.kompas.com/image/preview/YmxvZy8xNTkzL1NwaWRlcl8wMy5KUEc=.jpg" imageanchor="1"><img border="0" height="240" src="http://citizenimages.kompas.com/image/preview/YmxvZy8xNTkzL1NwaWRlcl8wMy5KUEc=.jpg" width="320" /></a></center>
<center>
Nephila maculata (foto http://citizenimages.kompas.com)</center></P>
Laba-laba jenis Nephila pilipes ini memang sudah jarang ditemukan dikota besar seperti Jakarta, ukuran yang besar menjadikannya mudah dilihat dan dimusnahkan oleh manusia. Laba-laba dari sisi estetika sering diidentikan dengan kesan kumuh dan tidak terawat seperti halnya kecoa. Namun di daerah pinggiran seperti Bekasi Jawa Barat, laba-laba jenis ini masih mudah diketemukan di ranting pepohonan yang tidak begitu tinggi.
Laba-laba membuat jaring-jaring sutera berbentuk kurang lebih bulat di udara, di antara dedaunan dan ranting-ranting, di muka rekahan batu, di sudut-sudut bangunan, di antara kawat telepon, dan lain-lain. Jaring ini bersifat lekat, untuk menangkap serangga terbang yang menjadi mangsanya. Begitu serangga terperangkap jaring, laba-laba segera mendekat dan menusukkan taringnya kepada mangsa untuk melumpuhkan dan sekaligus mengirimkan enzim pencerna ke dalam tubuh mangsanya.
Sedikit berbeda, laba-laba pemburu (seperti anggota suku Lycosidae) biasanya lebih aktif. Laba-laba jenis ini biasa menjelajahi pepohonan, sela-sela rumput, atau permukaan dinding berbatu untuk mencari mangsanya. Laba-laba ini dapat mengejar dan melompat untuk menerkam mangsanya.
Laba-laba penenun seperti Nephila pilipes ini memiliki kemampuan membungkus tubuh mangsanya dengan lilitan benang-benang sutera. Kemampuan ini sangat berguna terutama jika si mangsa memiliki alat pembela diri yang berbahaya, seperti lebah yang mempunyai sengat; atau jika laba-laba ingin menyimpan mangsanya beberapa waktu sambil menanti saat yang lebih disukai untuk menikmatinya belakangan.
Ada yang unik dari jenis laba-laba Nephila ini yaitu perilaku kawinnya jika betina telah dibuahi oleh pejantan, maka biasanya pejantan spesies ini akan menanggalkan palp atau organ seperti penisnya setelah dipakai untuk kawin dan organ ini akan dibiarkan menyumbat saluran reproduksi betina.
Dan yang menarik lagi konon dari hasil penelitian di Jepang oleh Shigeyoshi Osaki seorang peneliti dari Medical University, Jepang bahwa benang sutera laba-laba ini dapat dibuat untuk dawai biola dan diklaim menimbulkan suara biola yang lebih lembut dan mendalam dibandingkan senar tradisional yang dibuat dari baja maupun usus binatang.
Memang sampai saat ini penelitian manfaat laba-laba baru sebatas kehebatan benang sutera yang dihasilkannya, yang selain sebagai bahan alternative untuk dawai biola juga terdapat penelitian sutera laba-laba untuk bahan rompi anti peluru. Bahkan untuk memudahkan produksi masal benang laba-laba ini telah dilakukan rekayasa genetika terhadap susu kambing oleh Jalila Essaidi seorang ilmuwan asal Belanda. Kedepannya dimungkinkan juga untuk menyisipkan gen pembuat sutra laba-laba pada genome manusia, sehingga bisa dilahirkan manusia kebal peluru seperti Spiderman.
Sedangkan di Indonesia sendiri telah dilakukan penelitian dari sisi lain yakni manfaat bisa/racun laba-laba. Racun laba-laba bersifat neurotoksin dan nekrotoksin, neurotoksin mengganggu impuls saraf pada saluran ion dan sinaps, sedangkan nekrotoksin bekerja pada reaksi sistematik misalnya ginjal dan darah.
Hasil penelitian Tina Safaria dari Universitas Pendidikan Indonesia dikatakan bahwa racun/bisa laba-laba ini dapat dimanfaatkan sebagai insektisida alternative yang ramah lingkungan karena berasal dari senyawa bioaktif. Racun dari Nephila sp ini tidak berbahaya bagi manusia, namun ternyata efektif sebagai pengendali larva nyamuk.
Artikel ini ditulis kembali oleh Nur Hudda Elhasani dari judul semula Laba-Laba Nephila pilipes http://green.kompasiana.com/penghijauan/2013/02/18/laba-laba-nephila-pilipes-536241.htmlelhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-24586362468420103782013-01-06T20:55:00.001-08:002013-01-06T20:57:52.872-08:00KEMANGI DAN SELASIH<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/d/62204-2/Ocimum-basilicum_Galur_NSH.jpg?g2_GALLERYSID=fcfffa0c259d1e72c0ad5479e8799ee1" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="200" width="280" src="http://www.fobi.web.id/fbi/d/62204-2/Ocimum-basilicum_Galur_NSH.jpg?g2_GALLERYSID=fcfffa0c259d1e72c0ad5479e8799ee1" /></a></div><b>Kemangi</b>, merupakan salah satu bahan urap atau lalapan yang digemari oleh sebagian masyarakat Indonesia bahkan juga oleh masyarakat melayu di Malaysia dan sekitarnya. Daun kemangi merupakan salah satu bumbu bagi pepes. Sebagai lalapan, daun kemangi biasanya dimakan bersama-sama daun kubis, irisan ketimun, dan sambal untuk menemani ayam atau ikan goreng.</P>
Nama latin Kemangi adalah Ocinum Bassilum Ferina Citratum, tetapi masing-masing daerah sering mempunyai nama tersendiri seperti Lampes, Klampes, Mangklak, kemangi hutan atau kemangi kebo. aroma daunnya khas, kuat namun lembut dengan sentuhan rasa mint sedikit pahit. </P>
Kemangi merupakan tanaman perdu yang dapat mencapai ketinggian 100 cm dan sangat mudah untuk dibiakan. Membudidayakan kemangi biasanya dilakukan melalui bijinya, walaupun dengan cara stek kadang juga bisa tumbuh. Daun kemangi berbentuk panjang, tegak, menyerupai taji atau bulat telur, berwarna hijau dan berbau harum. Ujung daun bisa tumpul atau bisa juga tajam, panjangnya mencapai 5 cm. Permukaan bergerigi atau juga rata. </P>
Kemangi ini dikenal sangat kaya dengan berbagai kandungan kimia, di antaranya: minyak atsiri, osimena, farnesena, sineol dan lain-lain. Yang dihasilkan oleh daun, biji dan akar. Oleh karena itu kemangi ini selain digunakan sebagai bahan lalapan, juga sudah lama dikenal sebagai salah satu tanaman herbal yang bermanfaat untuk pengobatan.
Jus kemangi sangat bermanfaat untuk mengurangi bau badan/keringat, bau mulut, badan lesu, sariawan dan panas dalam, peluruh gas perut, peluruh haid, peluruh ASI, bahkan konon juga dikenal sebagai tanaman herbal untuk mengatasi masalah ejakulasi dini.</P>
<b>SELASIH</b></P>
Saudara kemangi yang mirip dengannya dikenal dengan nama selasih, walaupun di daerah lain ada pula yang menamakan kemangi itu juga selasih. Selasih ini mirip dengan kemangi karena memang satu genus beda spesies, hanya saja kemangi berbunga putih sedangkan selasih berbunga coklat tua agak kehitam-hitaman. Kalau kemangi bisanya dipakai untuk lalapan, sedangkan saudaranya ini dikenal sering digunakan untuk upacara-upacara keagamaan.</P>
Selasih, tlasih, basil, atau basilikum (Ocimum) adalah segolongan terna yang dimanfaatkan daun, bunga, dan bijinya sebagai rempah-rempah serta penyegar (tonikum). Selasih termasuk genus Ocinum yang terdiri dari 35 species yang salah satunya dikenal dengan nama kemangi tadi. </P>
Daun selasih berbau dan berasa khas, kadang-kadang langu, harum, atau manis, tergantung kultivarnya. Beberapa di antaranya bahkan dapat membuat mabuk.
Dari hasil pengujian farmakologi didapatkan bahwa selasih memiliki aktivitas antibakteri terhadapSaphylococcus aureus, Salmonella enteritidis, Escherichia coli, aktivitas antiseptik terhadap Proteus vulgaris, Bacillus subtilis, Salmonella paratyph, aktivitas antifungi terhadap Candida albicans, Penicillium notatum, Microsporeum gyseum, aktivitas larvasida terhadap lalat rumah dan nyamuk, dan repelan terhadap serangga.</P>
Konsentrasi efektif dari minyak untuk membunuh 90 persen larva berkisar 113-283 ppm. Kamfor, d-limonen, myrcene, dan timol merupakan senyawa yang mempunyai aktivitas repelan. Sedangkan eugenol dan metikavikol bertanggung jawab terhadap aktivitas larvasida. </P>
<b>KLASIFIKASI ILMIAH</b></P>
Kerajaan: Plantae, Divisi: Magnaliophyta, Kelas: Magnoliopsida, Ordo: Lamiales, Famili: Lamiaceae, Genus: Ocinum </P>
<b>Referensi:</b></P>
http://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/22/kemangi-versus-selasih/
http://www.fobi.web.id/fbi/v/angiospermae/f-lam/occ-bas/Ocimum-basilicum_Galur_NSH.jpg.htmlelhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-33040876993828443622012-12-17T18:59:00.000-08:002012-12-17T19:34:35.148-08:00KENIKIR (Ulam Raja)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/d/93001-2/Cosmos-caudatus_Nglanggeran_US.jpg?g2_GALLERYSID=2267f18cb4416bf99be99232d4d68c56" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="200" width="180" src="http://www.fobi.web.id/fbi/d/93001-2/Cosmos-caudatus_Nglanggeran_US.jpg?g2_GALLERYSID=2267f18cb4416bf99be99232d4d68c56" /></a></div>Siapa yang tidak kenal Kenikir? Pasti bagi mereka yang hobi wisata kuliner mengenal kenikir terutama daunnya. Memang bagi penduduk kota-kota besar mudah menemukan daun Kenikir, baik itu itu di pasar tradisional maupun supermarket, namun rata-rata mereka belum tahu jenis-jenis pohon Kenikir berikutnya bunganya.</p>
Kenikir atau ulam raja merupakan terna tropika yang berasal dari Amerika Latin, tetapi tumbuh liar dan mudah didapati di Florida, Amerika Serikat, serta di Indonesiadan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Kenikir adalah anggota dari <i>Asteraceae</i>. </p>
Kenikir tumbuh baik di dataran rendah sampai pegunungan ± 700m dpl., dengan kondisi tanah yang subur, liat, dan berdrainase baik, terutama di tempat terbuka yang mendapatkan sinar mataharipenuh.</p>
<b>Jenis-Jenis Kenikir</b> </p>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/d/35739-2/Tagetes-erecta_Cipanas_LW.JPG" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="200" width="180" src="http://www.fobi.web.id/fbi/d/35739-2/Tagetes-erecta_Cipanas_LW.JPG" /></a></div>Keluarga besar Kenikir yaitu <i>Asteraceae</i> ini jenisnya banyak (<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/v/angiospermae/f-ast/?g2_GALLERYSID=">lihat Fobi</a>), namun hanya beberapa yang bisa dipakai untuk lalapan seperti Kenikir (<i><a href="http://www.fobi.web.id/fbi/v/angiospermae/f-ast/cos-cau/">Cosmos caudatus</a></i>), Beluntas (<i><a href="http://www.fobi.web.id/fbi/v/angiospermae/f-ast/plu-ind/">Pluchea indica</a></i>) dan Selada (<i><a href="http://www.fobi.web.id/fbi/v/angiospermae/f-ast/lac-sat/">Lactuca sativa</a></i>).Sedangkan untuk jenis-jenis <i>Asteraceae</i> dari Genus Cosmos dan Genus Tagetes biasanya disebut Kenikir oleh orang Jawa yakni seperti Kenikir (<i><a href="http://www.pondok-citra.com/manfaat-pecel/105-kenikir-pencegah-kanker.html">Cosmos caudatus</a></i>), Kenikir (<i><a href="http://www.fobi.web.id/fbi/v/angiospermae/f-ast/cos-sul/">Cosmos sulphureus</a></i>), Kenikir (<i><a href="http://www.fobi.web.id/fbi/v/angiospermae/f-ast/tag-ere/">Tagetes erecta</a></i>) dan Kenikir (<i><a href="http://www.fobi.web.id/fbi/v/angiospermae/f-ast/tag-pat/">Tagetes patula</a></i>).</p>
<b>Manfaat</b></p>
Kenikir selain dari jenis <i>Cosmos caudatus</i> tidak pernah dipakai untuk lalapan, karena rasanya yang sedikit pahit dan getir. Bahkan untuk jenis <i>Tagetes erecta</i> dapat dipakai untuk bahan <i><a href="http://id.scribd.com/doc/40685124/29/Kenikir-Tagetes-erecta">pestisida nabati</a></i> karena mengandung quercetagetin, quercetagitrin, dan tagetiin yang termasuk dalam kelompok senyawa flavonoid, serta senyawa tagetol, linolaol, ocimene, limonen, dan piretrum yang termasuk dalam kelompok monoterpenoid.</p>
Tumbuhan ini juga mengandung senyawa alkaloid, serta senyawa thertienil yang termasuk dalam kelompok senyawa poliasetilen.Tagetes erecta ini biasanya dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit Infeksi saluran nafas bagian atas, radang mata, batuk, radang tenggorokan, sakit gigi dan juga kejang pada anak.</p>
Sedangkan kesukaan menggunakan Cosmos caudatus sebagai lalapan dapat bermanfaat untuk memperbaiki peredaran darah dan mencuci darah, serta untuk menguatkan tulang. Daun Kenikir juga bersifat antioksidan (AEAC) yang amat tinggi, yaitu setiap 100 gram daun yang segar mengandung antioksida yang sama dengan 2,400 miligram L-asid askorbik. Bahan-bahan antioksidan yang utama disebabkan oleh kehadiran bilangan proantosianidin yang berwujud sebagai dimer, melalui heksamer, kuersetin glikosida, asid klorogenik, asid neoklorogenik, asid kripto-klorogenik, serta penangkap radikal bebas. </p>
Radikal bebas dipercaya memicu banyak penyakit karena faktor lingkungan, seperti kanker dan jantung. Pada kenikir, kandungan flavonoidnya merupakan zat antioksidan paling efektif menangkal zat jahat tersebut. Oleh karena hal ini, kenikir disebut sebagai agen kemopreventif. </p>
Serta berdasarkan beberapa kajian para ahli, kenikir juga mengandung 3 persen protein, 0,4 persen lemak dan karbohidrat serta kaya dengan kalsium dan vitamin A.</p>
<b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kenikir">Klasifikasi ilmiah</a></b></p>
Kerajaan: <i>Plantae</i>, Divisi:<i>Spermatophyta</i>, Kelas: <i>Magnoliophyta</i>, Ordo:<i>Fabales</i>, Famili: <i>Asteraceae</i>, Genus: <i>Cosmos</i>, Spesies:<i>C. caudatus</i>, Nama binomial:<i>Cosmos caudatus
</i>elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-66377013153605036062012-12-13T19:16:00.000-08:002012-12-13T19:19:37.019-08:00TAWON KEMIT (Lebah Tabuhan)<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/d/12474-2/Ropalidia_fasciata_Magelang1_HB.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em; text-align: justify;"><img border="0" height="200" src="http://www.fobi.web.id/fbi/d/12474-2/Ropalidia_fasciata_Magelang1_HB.jpg" width="180" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">“Bangkekane Nawon Kemit” bagi orang Jawa istilah ini tidak asing lagi, yang artinya menunjukkan seorang gadis sexy berpinggang kecil seperti biola. Tawon kemit memang sexy dengan warna yang mencolok garis kuning berpadu dengan garis hitam sangat kontras dan cantik. Sepintas postur tubuhnya mirip semut bersayap tetapi bukan semut, seperti lebah tetapi bukan lebah. Tawon kemit, Tabuhan atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Wasp sedangkan bagi orang sunda terdapat banyak sebutan untuk beberapa jenis keluarga serangga ini seperti papanting untuk yang bentuknya kecil dan langsing, bangbara atau engang.</p>
Nama ilmiah untuk tawon kemit yang termasuk ke dalam genus Vespa ini adalah <i><a href="http://www.fobi.web.id/fbi/v/insect/f-ves/rop-fas/">Ropalidia fasciata </a></i>(bhs daerah: tawon kemit kecil/papating) dan <i><a href="http://www.fobi.web.id/fbi/v/insect/f-ves/del-cam/">Delta campaniforme</a></i> (bhs daerah: tawon kemit besar/engang)</p>
</div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/d/37393-4/Delta-campaniforme_Rokan_YS.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="180" src="http://www.fobi.web.id/fbi/d/37393-4/Delta-campaniforme_Rokan_YS.jpg" width="220" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">Tawon kemit atau lebah tabuhan ini merupakan predator alami bagi semua jenis ulat. Hal ini berbeda dengan burung, biasanya burung hanya memilih jenis ulat yang tidak berbulu saja. Tawon kemit membantu para petani dalam mengendalikan hama ulat, hanya saja dengan merebaknya penggunaan pestisida dan ketakutan manusia terhadap sengatan lebah menyebabkan populasi Tawon kemit ini menjadi berkurang. Hal ini terbukti di beberapa daerah seperti beberapa tahun lalu pernah terjadi serangan besar-besaran oleh ulat bulu. Keseimbangan alam memang sudah terganggu akibat pemakaian pestisida secara massal oleh hamper semua petani.</p>
Tabuhan seperti halnya lebah madu biasanya membuat sarang pada dahan atau lubang pohon bahkan tabuhan biasa bersarang juga pada bagian rumah yang terbuat dari kayu atau bambu. Tabuhan membunuh serangga lain untuk makanan tempayak (anak tabuhan) disarangnya sehingga dikenal menjadi parasit bagi banyak spesies serangga termasuk serangga yang menjadi organisma pengganggu tanaman padi, khususnya telur-telur dari serangga lain tersebut. Dengan sifat alamiah seperti itu maka kehadiran beberapa jenis tabuhan menjadi sangat penting di sawah sebagai pengendali organisma pengganggu tanaman (opt). Salah satu opt yang sangat sulit dikendalikan saat ini adalah ulat penggerek batang. Penyemprotan berbagai jenis pestisida baik kimia maupun organik tidak akan mampu mengendalikan ulat penggerek batang yang berada di dalam batang padi karena cairan pestisida yang disemprotkan tidak akan bisa menjangkau ke dalam batang padi. Semprotan pestisida ini hanya mampu mengendalikan kupu-kupunya saja, sedangkan ulatnya yang merupakan pengganggu tanaman padi dari dalam batang tidak bisa dikendalikan dengan cara penyemprotan.</p>
Cara paling efektif dan tentunya ramah lingkungan untuk mengendalikan serangan penggerek batang seperti halnya serangan oleh opt lainnya adalah dengan tindakan preventif berupa pengendalian oleh predator atau musuh alaminya seperti laba-laba atau beberapa jenis tabuhan. Hanya saja budidaya Tawon kemit ini masih menemui kesulitan untuk dilakukan oleh para petani dan untuk saat ini baru Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan sebenarnya yang sudah mengembangkan prosedur pengendalian opt ini dengan pelepasan musuh alami berupa tabuhan Trichogramma spp yang diperbanyak di tempat yang dikondisikan atau di laboratorium dengan media telur Corcyra spp (hama gudang yang banyak terdapat di gudang penyimpanan padi). </p>
Senjata Rahasia</p>
Senjata rahasia yang dimiliki ulat tabuhan bernama <i>ovipositor. Ovipositor</i> berupa jarum untuk menyuntikkan telur ke tubuh ulat kupu-kupu. Tentu saja, lebah tabuhan adalah musuh utama kupu-kupu. Kupu-kupu tidak berdaya terhadap serangan lebah tabuhan. </p>
Di dalam perut ulat kupu-kupu, telur lebah tebuhan menetas dan berubah jadi ulat lebah tabuhan.Ulat lebah tabuhan memakan semua makanan yang dimakan ulat kupu-kupu. Pintarnya, ulat lebah tabuhan tidak sampai mematikan ulat kupu-kupu. Tetapi, begitu ulat tabuhan siap jadi kepompong, perut ulat kupu-kupu dijebol. Pyarrrr…. Perut ulat kupu-kupu pecah dan keluarlah kepompong lebah tabuhan ! Kasihan ulat kupu-kupu pun mati ! Lebah tabuhan telah menjadi parasit bagi ulat kupu-kupu. Oleh karena itu, lebah tabuhan disebut binatang parasitoid.</p>
<b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Vespa_orientalis">Klasifikasi Ilmiah</a></b></p>
Kerajaan: <i>Animalia</i></p>
Filum: <i>Arthropoda</i></p>
Kelas: <i>Insecta</i></p>
Ordo: <i>Hymenoptera</i></p>
Famili: <i>Vespidae</i></p>
Genus: <i>Vespa<i></i></i></div></p>elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-58067608845245882392012-12-10T17:34:00.000-08:002012-12-10T17:41:22.274-08:00RUMPUT ALANG-ALANG<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqn9d4vefVyJsCfui9ljTpYc-qdaUupuL_c6RbgH-on8Ytnx1QLhnqQMrCpA6tuxD9UkdnjiyXpVzyfwNAjQo_XWblTMnQYMWmyWt18yxzmgcqfc4B_BQTEktrtX-AihbZFeZ26L1SAho/s1600/DSCI0385.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="170" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgqn9d4vefVyJsCfui9ljTpYc-qdaUupuL_c6RbgH-on8Ytnx1QLhnqQMrCpA6tuxD9UkdnjiyXpVzyfwNAjQo_XWblTMnQYMWmyWt18yxzmgcqfc4B_BQTEktrtX-AihbZFeZ26L1SAho/s320/DSCI0385.JPG" width="300" /></a></div>
<div style="text-align: justify;">
Alang-Alang siapa yang tidak kenal dengan jenis gulma yang satu ini, baik yang tinggal di kota apalagi di pedesaan pasti gampang menemukannya. Alang-alang dapat berbiak dengan cepat, dengan benih-benihnya yang tersebar cepat bersama angin, atau melalui rimpangnya yang lekas menembus tanah yang gembur. Gulma ini dengan segera menguasai lahan bekas hutan yang rusak dan terbuka, bekas ladang, sawah yang mengering, tepi jalan dan lain-lain. Di tempat-tempat semacam itu alang-alang dapat tumbuh dominan dan menutupi areal yang luas. Sampai taraf tertentu, kebakaran vegetasi dapat merangsang pertumbuhan alang-alang. Pucuk-pucuk ilalang yang tumbuh setelah kebakaran disukai oleh hewan-hewan pemakan rumput, sehingga lahan-lahan bekas terbakar semacam ini sering digunakan sebagai tempat untuk berburu.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alang-alang menyukai daerah yang kering dan gembur, hanya di tanah-tanah yang becek, terendam, atau yang senantiasa ternaungi, alang-alang tidak mau tumbuh. Dengan memanfaatkan kecepatan tumbuh, jalinan rimpang alang-alang di bawah tanah, serta tutupan daunnya yang rapat, dapat memberikan manfaat untuk melindungi lahan-lahan terbuka yang mudah tererosi.
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alang-Alang merupakan anggota suku rumput-rumputan (<i>Poaceae</i>) berdaun tajam yang pada umumnya tumbuh liar di hutan, ladang, lapangan berumput, dan pada tepi jalan pada daerah kering yang mendapat sinar matahari. Tanaman alang-alang biasanya tumbuh tegak dengan ketinggian sekitar 30 - 180 cm, berbatang padat, dan berbuku-buku yang berambut jarang. Daun berbentuk pita, tegak, berujung runcing, tepi rata, berambut kasar dan jarang. Warna daun hijau, panjang 12-80 cm, dan lebar 5-18 mm. Tumbuhan ini dapat hidup pada ketinggian 1 - 2.700 meter di atas permukaan laut. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Perbungaan berupa bulir majemuk dengan panjang tangkai bulir 6-30 cm. Panjang bulir sekitar 3 mm, berwarna putih, agak menguncup, dan mudah diterbangkan oleh angin. Pada satu tangkai terdapat dua bulir bersusun, yang terletak diatas adalah bunga sempurna, sedang yang dibawah adalah bunga mandul. Pada pangkal bulir terdapat rambut halus yang panjang dan padat berwarna putih. Biji jorong dengan panjang sekitar 1 mm berwarna coklat tua. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Alang-alang ini mempunyai banyak nama, antara lain di Sumatera disebut <i>laturui, naleueng</i> (Aceh), <i>jih</i> (Gayo), <i>lalang, alang-alang </i>(Melayu), <i>rih</i> (Batak), <i>oo </i>(Nias), <i>hilalang, alang </i>(Minangkabau), <i>lioh</i> (Lampung). Jawa: <i>alang-alang, langangan, kambengan</i> (Jawa), <i>eurih </i>(Sunda), <i>kabut alang </i>(Madura).
</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kalimantan: <i>tingen, halalang</i>. Sulawesi: <i>reja</i> (Makassar), <i>deya</i> (Bugis), <i>padanga</i> (Gorontalo), <i>padongo, padang</i> (Sulawesi Utara). Nusa Tenggara: <i>witsyu</i> (Sumbawa), <i>kii </i>(Flores), <i>ambenan</i> (Buru), <i>re </i>(Sasak). Maluku: <i>kuso</i> (Ternate), <i>ige </i>(Halmahera), <i>kusu-kusu</i> (Tiodore). Papua: <i>ruren, gombur, mesofou, ukua, mentahoi, matawe, urmamu, dan omasa</i>. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Nama ilmiahnya adalah <i>Imperata cylindrica</i>, dan ditempatkan dalam anak suku <i>Panicoideae</i>. Dalam bahasa Inggris dikenal sebagai <i>bladygrass, cogongrass, speargrass, silver-spike </i>atau secara umum disebut <i>satintail</i>, mengacu pada malai bunganya yang berambut putih halus. Orang Belanda menamainya <i>snijgras</i>, karena sisi daunnya yang tajam melukai. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sifat Dan Khasiat Tanaman Alang-Alang : </div>
<div style="text-align: justify;">
Rasa akar alang-alang manis, bersifat sejuk, masuk meridian paru-paru, lambung dan kandung kemih. Simplisia ini bersifat tonik, pereda demam (anti piretik), peluruh kencing (Diuretik), menyejukkan darah untuk menghentikan perdarahan (hemostatik), dan menghilangkan rasa haus. Tunas muda berkhasiat untuk peluruh kencing (Diuretik). </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Kandungan Kimia Tanaman Alang-Alang : </div>
<div style="text-align: justify;">
Akar dan batang alang-alang mengandung manitol, glukosa, sakarosa, malic acid, citric acid, coixol, arundoin, cylindrene, cylindol A, graminone B, imperanene, stigmasterol, campesterol, beta-sitosterol, fernenol, arborinone, arborinol, isoarborinol, simiarenol, anemonin dan tanin. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Akar Alang-alang digunakan untuk pengobatan : </div>
<br />
<ul>
<li style="text-align: justify;">Bengkak (Edema) karena radang ginjal akut, infeksi saluran kencing. </li>
<li style="text-align: justify;">Kencing sedikit
- Bengkak karena terbentur (memar) </li>
<li style="text-align: justify;">Perdarahan akibat panasnya darah (blood heat) seperti mimisan (epistaksis), muntah darah, batuk darah, urine berdarah. </li>
<li style="text-align: justify;">Wasir (hemoroid)
- Demam disertai haus, batuk, flu, sesak </li>
<li style="text-align: justify;">Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Sakit kuning (jaundice) </li>
</ul>
<br />
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Bunga Alang-alang digunakan untuk mengobati Batuk darah dan mimisan akibat penyakit paru. </div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Cara Pemakaian : </div>
<br />
<ul>
<li style="text-align: justify;">Untuk obat yang diminum : Rebus akar alang-alang kering (15-30 g), bila menggunakan yang masih segar maka jumlahnya kira-kira 30-60 g, sedang untuk bunga sekitar 5-10 mg, dan tunas muda 5-10g. Bisa juga akar ditumbuk dan diperas airnya, atau yang kering digiling untuk dijadikan bubuk. </li>
<li style="text-align: justify;">Untuk pemakaian luar : bulir bunga berikut tangkainya digiling halus dan dibubuhi pada luka atau disumbatkan ke hidung untuk menghentikan perdarahan.</li>
</ul>
elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-65781860356211695302012-12-06T19:09:00.001-08:002012-12-06T19:09:36.418-08:00DAUN GINGSENG<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIUeAr9ez7l-eUPHSMulZs3t2_WvLzUIj9EcgFGzooeRC8mvYlMOgHfMa_G-Suh5dQ9oKy6nfDYqyYmEp2nT-uua0bwaMSA80YMQ1Oe5JMj3FUgkb87DDp2A92mDQdk2wV7Q4D176Ct2y2/s320/bunga-ginseng-mekar-a09b1.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="230" width="300" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIUeAr9ez7l-eUPHSMulZs3t2_WvLzUIj9EcgFGzooeRC8mvYlMOgHfMa_G-Suh5dQ9oKy6nfDYqyYmEp2nT-uua0bwaMSA80YMQ1Oe5JMj3FUgkb87DDp2A92mDQdk2wV7Q4D176Ct2y2/s320/bunga-ginseng-mekar-a09b1.jpg" /></a></div>Daun Gingseng berbeda dengan akar gingseng (Panax schinsen) Orang Korea menyebut ginseng sebagai insam. Di Korea, Panax schinsen liar yang tumbuh di hutan-hutan lebat pegunungan dinamakan sansam (ginseng gunung). Sansam adalah ginseng liar, sementara insam adalah ginseng yang dibudidayakan.</p>
Di Indonesia terdapat juga tumbuhan yang memiliki khasiat sama dengan ginseng yaitu ginseng Jawa atau som/kolesom jawa. Nama ilmiahnya yang tepat penulis sendiri belum tahu mungkin Talinum crassifolium, Talinum fruticosum, atau Talinum triangulare. Kalau menurut <a href="http://www.fobi.web.id/v/angiospermae/f-por/tal-fru/Talinum-fruticosum_UGM_RK.jpg.html">FOBI</a> berdasarkan foto yang dimuat daun gingseng ini nama latinnya Talinum fruticosum, sedangkan nama umum Indonesia: Krokot Belanda; Thailand: Som chin; Inggris: Ceylon spinach, Fame flower, Philippine: spinach, Potherb fame flower, Suriname: purslane, Sweetheart, Waterleaf. </p>
Di dalam pengobatan tradisional akarnya dicampur dengan berbagai jenis obat dan yang paling terkenal dalam bentuk campuran anggur (Anggur Kolesom). Kajian mengenai khasiat dan kegunaanya telah dilakukan untuk menjadikan kolesom sebagai ginseng Indonesia.</p>
Memang tanaman herba menahun ini bukanlah genus Panax, tetapi seperti ginseng yang digunakan untuk obat-obatan. Daun ginseng merupakan tanaman perdu yang tumbunya semi menjalar dan bisa mencapai tinggi 60 cm. Batang bercabang di bagian bawah dan pangkalnya mengeras. Daun tunggal, letak berhadapan, bertangkai pendek, bundar telur sungsang, tepi rata, ujung dan pangkal runcing. Perbungaan majemuk dalam malai di ujung tangkai, berbentuk anak payung menggarpu yang mekar di sore hari, warnanya merah ungu. Buahnya buah kotak, diameter 3 mm, bijinya kecil, hitam, bulat gepeng.</p>
Daun berdaging berwarna hijau terang atau agak keputihan; batang bulat sukulen dan berdiri tegak, sedangkan pangkalnya agak mengeras. Daunnya tunggal, tunas-tunas cabang akan muncul pada ketiak daun, kedudukan daun berhadapan atau bersilangan, bertangkai pendek, bulat telur sungsang, tepi daun rata dengan tulang daun menyirip, ujung dan pangkal runcing,. Permukaan daun lembut dan licin, agak berdaging. Permukaan bagian atas berwarna hijau terang, licin dan gundul, sedang permukaan bagian bawah hijau muda. Perbungaannya majemuk dalam mulai di ujung tangkai, berbentuk anak payung menggarpu yang mekar pada sore hari. Bunganya kecil dengan daun mahkota merah ungu berjumlah 5 helai dan berbentuk oval.</p>
Tanaman sangat mudah dikembang biakan, baik dengan biji maupun setek batang. Biasanya akarnya tanaman ini bisa mengembung jika dibiakkan melalui biji. Asal medianya gembur, cukup humus dan tidak tergenang air, tanaman ini bisa tumbuh subur. Kolesom jawa juga cantik di tanam dalam pot sebagai tanaman hias karena bentuk daun dan bunganya menarik.</p>
Selain itu, daun ginseng jawa dapat menjadi obat untuk mengatasi masalah penyakit kanker payudara, keputihan, memperbanyak asi, dan lain lain. kita dapat menggunakannya dengan memilih daun ginseng jawa yang tidak terlalu tua, agar tidak terlalu pahit rasanya. Daun ginseng kaya akan vitamin A, saponin dan flavonoid, juga mengandung steroid dan minyak asiri yang berkhasiat meningkatkan nafsu makan (stomakik), selain itu ginseng jawa atau som jawa merupakan salah satu jenis tanaman yang dikelompokkan kedalam kelompok ginseng yang diyakini bermanfaat untuk meningkatkan vitalitas tubuh dan daya seksual (afrodisiak). </p>
Berdasarkan beberapa penelitian menyebutkan bahwa ginseng jawa mengandung senyawa turunan saponin, alkaloid, tannin, dan senyawa-senyawa lain yang secara fisiologis dapat melancarkan sirkulasi atau peredaran darah pada system saraf pusat atau sirkulasi darah tepi. Obat tradisional jenis afrodisiak seperti ginseng jawa juga digunakan untuk meningkatkan stamina. </p>
Akar atau umbi ginseng jawa mengandung zat-zat penting seperti saponin dan flavonoid yang bersifat manis dan netral serta berkhasiat menguatkan paru-paru, tonikum, dan afrodisiak. </p>
Sebetulnya semua bagian tanaman ini bisa dimakan, mulai dari akar, bunga hingga daunnya, tetapi ingat, terlalu kelebihan mengkonsumsi daun ginseng jawa, bisa mengakibatkan keracunan, bahkan kematian. Penulis sendiri pernah merasakan keracunan daun gingseng ini, perasaan mual dan sedikit pusing. Jika anda sudah terkena, atasi dengan minum kopi keras, dan istirahat yang cukup di tempat terbuka. </p>
Bila anda berminat dengan mudah bisa didapatkan di beberapa supermarket terdekat. Kebanyakan orang menyukai daun gingseng ini untuk ditumis, sup maupun sebagai campuran nasi goreng, tetapi anda juga dapat langsung menjadikannya sebagai lalapan.</p>
Referensi:</p>
<a href="http://www.fobi.web.id/v/angiospermae/f-por/tal-fru/Talinum-fruticosum_UGM_RK.jpg.html">FOBI</a>, <a href="http://ms.wikipedia.org/wiki/Pokok_Kolesom">Wikipedia</a>, <a href="http://anthropogen.com/2008/03/05/portulacaceae-talinum-fruticosum-t-triangulare-suriname-spinach-2/">anthropogen</a>, <a href="http://farmasi080918192931.blogspot.com/2012/04/ginseng-jawa-som-jawa.html">farmasi</a>elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-57088760432355495362012-12-04T19:06:00.001-08:002012-12-04T19:31:05.477-08:00BEDA CABE JAWA DENGAN CABAI LOMBOK<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguMu3HqnNB0SuHwSUBBnQU1OnXHDr9JuTUMKsq5lEmY2E9mw0vd0OaRPmmpE21F4IHzogA2hb8GGH1s-7cn6Pj9HDLvOrW8nl_2h0d2zT-s1QN_EaEVeSQ8b5dOcDdUztt73jt13um8WE/s1600/Manfaat+cabai+jawa+untuk+kesehatan+atau+obat.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="214" width="250" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEguMu3HqnNB0SuHwSUBBnQU1OnXHDr9JuTUMKsq5lEmY2E9mw0vd0OaRPmmpE21F4IHzogA2hb8GGH1s-7cn6Pj9HDLvOrW8nl_2h0d2zT-s1QN_EaEVeSQ8b5dOcDdUztt73jt13um8WE/s1600/Manfaat+cabai+jawa+untuk+kesehatan+atau+obat.jpg" /></a></div>Kebanyakan orang tahu istilah Cabai atau Lombok tetapi kalau Cabe mungkin sering dengar sebagai salah satu jenis jamu yaitu Cabe Puyang. Istilah Cabai dengan Cabe dalam hal ini berbeda. Cabai jawa, cabai jamu, lada panjang, atau cabe saja (<i>Piper retrofractum Vahl. syn. P. longum</i>) adalah kerabat lada dan termasuk dalam suku sirih-sirihan atau Piperaceae. Dikenal pula sebagai cabai solak (Madura) dan cabia (Sulawesi). Cabean, cabe alas, cabe areuy, cabe jawa, c. sula (Jawa),; Cabhi jhamo, cabe ongghu, cabe solah (Madura).; Lada panjang, cabai jawa, cabai panjang (Sumatera).; Cabia (Makasar). Long pepper (Inggris);</p>
Tumbuhan asli Indonesia ini populer sebagai tanaman obat pekarangan dan tumbuh pula di hutan-hutan sekunder dataran rendah (hingga 600m di atas permukaan laut).
Ciri-ciri dari Cabai jawa :</p>
Tumbuhan menahun, batang percabangan liar, tumbuh memanjat; melilit, atau melata dengan akar lekatnya, panjangnya dapat mencapai 10 m. Percabangan dimulai dari pangkalnya yang keras dan menyerupai kayu.. Ciri-ciri daun bulat agak lonjong, pangkal daun agak berbentuk jantung dan juga membulat, ujung daun runcing dengan bintik-bintik kelenjar. buahnya majemuk bulir, bentuknya bulat panjang atau silindris, dan ujungnya mengecil. Ukuran daun panjangnya 8,5 - 30 cm, lebar 3 - 13 cm, hijau. Bunga berkelamin tunggal, tersusun dalam bulir yang tumbuh tegak atau sedikit merunduk, bulir jantan lebih panjang dari bulir betina. Buah majemuk berupa bulir, bentuk bulat panjang sampai silindris, bagian ujung agak mengecil, permukaan tidak rata, bertonjolan teratur, panjang 2 - 7 cm, garis tengah 4 - 8 mm, bertangkai panjang, Buah yang belum tua berwarna kelabu, kemudian menjadi hijau, selanjutnya kuning, merah, serta lunak dan manis. Biji bulat pipih, keras, cokelat kehitaman. Perbanyakan dengan biji atau setek batang. </p>
<b>BEDA LADA, CABE JAWA DAN KEMUKUS</b></p>
Sepintas, masyarakat sulit untuk membedakan tanaman <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lada"><i>lada</i></a>, cabe jawa dan <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kemukus"><i>kemukus</i></a>. Tiga tumbuhan penghasil rempah ini memang sulit dibedakan satu sama lain, namun ketiganya mudah dibedakan dari sirih. Bahkan lada dengan kemukus benar-benar sulit dibedakan oleh mata awam, termasuk buahnya.</p>
Cabai jawa baru mudah dibedakan dari kemukus dan lada, dari bentuk buahnya. Buah lada dan kemukus berupa butiran hijau berdiameter 0,5 cm, yang terkumpul dalam satu tangkai (malai, dompolan). Dompolan lada, lebih panjang dan lebih rapat ditempeli buah, dompolan kemukus pendek dengan buah lebih jarang. Buah cabai jawa, sebenarnya sama dengan lada dan kemukus, terdiri dari butiran-butiran yang menempel pada satu tangkai. Namun butiran buah cabai jawa menyatu hingga tampak hanya sebagai satu buah utuh, berdiameter 1 cm, dengan panjang 5 cm.</p>
Sepintas buah cabai jawa mirip dengan es lilin mini, atau buah anthurium, dengan permukan berbintik-bintik, yang menandakan keberadaan buah/biji. Buah cabai jawa berwarna hijau dan akan berubah menjadi merah ketika sudah masak. Lada, kemukus, dan cabai jawa, berdaging buah sangat tipis tetapi manis. Burung pemakan buah menyenangi biji tanaman rempah ini. Setelah terfermentasi dalam perut burung, biji akan dikeluarkan utuh bersama fases, dan tumbuh di lokasi yang jauh dari induk mereka.
Cabai jawa biasa dipanen ketika berwarna hijau kekuningan, dan tidak menunggu sampai benar-benar merah. Setelah dipanen, buah dikeringkan dengan cara dijemur di bawah terik matahari. Sebelum bangsa Eropa menemukan Benua Amerika, cabai jawa merupakan mata dagangan yang sangat penting. Peradaban Jepang, Cina, India, Timur Tengah dan Eropa, sangat tergantung dengan komoditas cabai jawa sebagai salah satu bahan rempah, bersama dengan cengkeh, pala, kayumanis, kapulaga, kemukus dan lada.</p>
Bahkan lada hitam, yang merupakan biji Piper nigrum muda utuh dikeringkan, sering dianggap sama dengan cabai jawa. Masyarakat Eropa, ketika itu memang menganggap cabai jawa, dan lada hitam sebagai komoditas bumbu yang bisa saling menggantikan. Bahkan para ahli botani, ketika itu yakin bahwa cabai jawa, kemukus dan lada hitam berasal dari tumbuhan yang sama. Justru lada putih diperkirakan merupakan spesies tanaman tersendiri, yang beda dengan lada hitam, kemukus dan cabai jawa.</p>
Beda dengan lada, pala, cengkeh, kapulaga, dan kemukus, yang terutama diharapkan aromanya. Cabai Chilli Papper, bisa menghasilkan rasa pedas beberapa kali lipat dibanding cabai jawa. Di Jawa Tengah, istilah cabé, jelas mengacu pada cabai jawa. Sebab cabai sebagai bumbu dapur disebut lombok. Salah satu resep masakan yang populer menggunakan cabai jawa adalah gulé jamu atau gecok kepala/kaki kambing. Gulé jamu atau gecok, adalah gulai kepala dan kaki kambing, yang bumbunya ditambah dengan cabai jawa. Bumbu gulai kambing (jawa) adalah bawang merah/putih, cabai merah/rawit, lada, pala, cengkeh, kapulaga, sereh, garam, dan santan kelapa. Khusus gulé jamu atau gecok, masih ditambah dengan cabai jawa.</p>
<b>BUDIDAYA</b></p>
Meskipun menghasilkan biji, cabai jawa tidak pernah dibudidayakan dengan benih generatif. Benih cabai jawa selalu berupa stek, rundukan, dan pemisahan anakan. Sama dengan lada dan kemukus, benih stek paling banyak digunakan dalam budidaya cabai jawa. Ada dua macam bahan stek, yakni stek cabang (ruas) dan stek pucuk (tunas). Cabang yang digunakan sebagai bahan stek, harus berupa ruas produktif, yang tunasnya masih hidup. Ruas tua yang tunasnya sudah mati, tidak cocok digunakan sebagai bahan stek.</p>
<b>KANDUNGAN KIMIA </b></p>
Buah cabe jawa mengandung zat pedas piperine, chavicine, palmetic acids, tetrahydropiperic acids, 1-undecylenyl-3, 4-methylenedioxy benzene, piperidin, minyak asiri , N-isobutyldeka-trans-2-trans-4- dienamide, dan sesamin. Piperine mempunyai daya antipiretik, analgesik, antiinflamasi, dan menekan susunan saraf pusat. Bagian akar mengadung piperine, piplartine, dan piperlonguminine. </p>
<b>KHASIAT DAN KEGUNAAN</b></p>
Buah cabai jamu memiliki khasiat sebagai obat sakit perut, masuk angin, beri-beri, rematik, tekanan darah rendah, kolera, influenza, sakit kepala, lemah syahwat, bronkitis, dan sesak napas. Karena itu, cabai jamu banyak dibutuhkan sebagai bahan pembuatan jamu tradisional dan obat pil/kapsul modern serta bahan campuran minuman. Rasa pedasnya berasal dari senyawa piperin, dengan kandungan sekitar 4,6 persen. Salah satu jamu populer yang mengandung cabai jamu adalah cabai puyang, yang dibuat dengan bahan utama cabai jamu dan lempuyang.</p>
<b>Klasifikasi ilmiah</b></p>
Kerajaan:<i>Plantae</i>
Divisi: <i>Magnoliophyta</i>
Kelas: <i>Magnoliopsida</i>
Ordo: <i>Piperales</i>
Famili: <i>Piperaceae</i>
Genus: <i>Piper</i>
Spesies:<i>P. retrofractum</i>
Nama binomial: <i>Piper retrofractum Vahl.</i></p>
<b>Referensi: </b></p>
<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Cabe_jawa"><i>Wikipedia</i></a>, <a href="http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?id=108"><i>IPTEKnet</i></a>, <a href="http://foragri.wordpress.com/2011/06/08/prospek-budidaya-cabai-jawa/"><i>FORAGri</i></a>elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-23187099294664770292012-11-29T00:34:00.002-08:002012-11-29T00:34:50.335-08:00RERESPO (Tropical Leatherleaf Slugs)
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/d/35534-2/Laevicaulis-alte_IanW-01.JPG?g2_GALLERYSID=63aff055da4bd3a2aa9d1da8cde3a207" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="150" width="250" src="http://www.fobi.web.id/fbi/d/35534-2/Laevicaulis-alte_IanW-01.JPG?g2_GALLERYSID=63aff055da4bd3a2aa9d1da8cde3a207" /></a></div>Jenis hewan ini masih dapat ditemukan di daerah pinggiran kota-kota besar, yang masih terdapat lahan yang lembab dan teduh dengan beberapa tanaman semak liar. Bagi yang belum mengetahui jenis hewan ini kebanyakan orang akan takut dan jijik melihatnya apalagi memegang. Asumsi kebanyakan orang Sarasinula ini dikira sama dengan jenis pacet atau lintah darat.
Sebenarnya kalau <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lintah_dan_pacet">pacet</a> itu masuk Fillum Annelida kelas Clitellata yang semua jenisnya adalah Carnivora, sedangkan untuk <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Tropical_leatherleaf">Sarasinula</a> termasuk Fillum Mollusca kelas Gastropoda yang kebanyakan termasuk hewan herbivore. Sarasinula nama Jawanya adalah Rerespo, tetapi hewan ini dikenal juga dengan nama <a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Tropical_leatherleaf">Tropical Leatherleaf Slugs</a> dan seperti kebanyakan Mollusca kulitnya tidak tahan terhadap garam dapur. Hewan ini tidak berbahaya hanya saja orang merasa jijik untuk melihatnya.
<a href="http://eol.org/pages/595470/overview">Sarasinula atau Rerespo</a> bertubuh gepeng agak bulat berwarna gelap (kecoklatan) dan berlendir dan kenyal. Tubuh Rerespo panjanya kurang lebih 7 atau 8 cm dengan kulit sedikit tuberculated. Tubuh bagian bawah berwarna putih kepucatan.
Walaupun sebetulnya agak berbeda dengan jenis <a href="http://wisbenbae.blogspot.com/2010/07/siput-siput-terindah-di-dunia.html">Siput tanpa cangkang<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/46/Two_Banana_Slugs.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="170" width="250" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/4/46/Two_Banana_Slugs.jpg" /></a></div>
</a> tapi hewan ini memiliki kaki unik, yang sangat sempit, spesimen remaja memiliki kaki lebarnya 1mm dan spesimen dewasa memiliki kaki yang lebarnya hanya 4 atau 5 mm. Tentakel kecil dan lebih pendek daripada tentakel bekicot yaitu 2 atau 3 mm, dan mereka jarang melampaui tepi mantel.
Siput Rerespo ini menetas dari telur dan yang unik dari spesies ini memiliki beberapa adaptasi untuk hidup dalam kondisi kering yaitu dengan mengecilkan bentuk tubuh sekecil mungkin luas permukaan, dan kaki yang sempit untuk mengurangi penguapan.
Sarasinula mencari makanan hampir selalu di malam hari, dan tetap dipersembunyiannya di tanah pada siang hari. Spesimen yang lebih besar kadang-kadang aktif pada siang hari. Siput ini dapat tumbuh dari 0,5 cm menjadi sekitar 4 cm panjangnya dalam 7 bulan.</p>
Referensi:
<a href="http://www.fobi.web.id/v/mollusca"><i>Fobi</i></a>, <a href="http://eol.org/pages/595470/overview"><i>eol(Encyclopedia of Life)</i></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Lintah_dan_pacet"><i>Wikipedia</i></a>
elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-4954559562524924902012-11-15T22:17:00.000-08:002012-12-04T19:22:38.428-08:00BINAHONG<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://herbalbinahong.files.wordpress.com/2012/08/anrcoria05.jpg?w=300&h=200" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="180" width="250" src="http://herbalbinahong.files.wordpress.com/2012/08/anrcoria05.jpg?w=300&h=200" /></a></div><b>Binahong</b> (Latin : <i>Bassela rubra linn</i>, Inggris : <i>Heartleaf maderavine madevine</i>,Cina : <i>Deng san chi</i>) adalah tanaman obat yang tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi dan mempunyai banyak khasiat dalam meyembuhkan berbagai macam penyakit ringan maupun berat. Tanaman ini sudah lama ada di Indonesia tetapi baru akhir-akhir ini saja menjadi alternatif bagi sebagian orang untuk dijadikan obat alami untuk menyembuhkan atau mengurangi beberapa penyakit ringan maupun berat.</P>
Tanaman yang konon berasal dari Korea ini dikomsumsi oleh orang-orang Vietnam pada saat perang melawan Amerika Serikat pada tahun 1950 sampai 1970an. Tanaman ini dikenal juga di kalangan masyarakat Cina dengan nama Dheng San Chi dan telah ribuan tahun dikonsumsi oleh bangsa Tiongkok, Korea, Taiwan dll. Bagian daun dari tanaman inilah yang biasanya dijadikan sebagai obat alami selain dari batang dan umbinya. Umumnya masyarakat di negara tersebut juga sudah mengenal tanaman Binahong sebagai tanaman yang dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit semenjak ratusan tahun yang lalu.</p>
Adapun bagian tumbuhan Binahong yang paling sering digunakan sebagai ramuan obat adalah bagian batang, umbi, dan juga daunnya. Tetapi yang paling sering digunakan untuk ramuan obat adalah bagian daun Binahong. Penelitian terbaru yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa dari FMIPA UNY, menemukan bahwa daun Binahong memiliki kandungan antioksidan, asam arkobat, total fenol, dan protein yang cukup tinggi.</p>
<b>Unggul daripada vitamin E</b>
Periset lain oleh dari Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr Muhammad Da’i MSi Apt dan Devi Ristian Octavia meneliti kemampuan daun binahong menangkap radikal bebas. Mereka mengekstrak daun binahong dengan pelarut petroleum eter, etil asetat, dan etanol. Dalam uji itu, mereka membandingkan aktivitas penangkap radikal bebas antara binahong dan vitamin E. Nilai IC50 atau nilai penghambatan 50% radikal bebas pada vitamin E sebesar 18,03 µg/ml.</p>
Hasil riset membuktikan nilai IC50 tertinggi adalah ekstrak etanol daun binahong, yaitu 49,29 µg/ml. Artinya kemampuan menangkap radikal bebas ekstrak etanol daun binahong hampir menyamai vitamin E sekalipun. Muhammad Da’i menduga kandungan senyawa aktif pada ekstak etanol daun binahong paling banyak dan aktif. “Etanol merupakan senyawa polar, sedangkan antiradikal umumnya dikarakterisasi oleh gugus senyawa fenolik yang juga bersifat polar, sehingga lebih banyak tersari,” ujar Muhammad Da’i.
Dekan Fakultas Farmasi UMS itu menduga senyawa flavonoid yang paling berperan menangkap radikal bebas. Senyawa itu umumnya memiliki struktur fenolik yang bersifat antiradikal. Menurut Muhammad Da’i, binahong sebagai antioksidan memiliki manifestasi klinis yang luas, antara lain mengarah ke antikanker. “Ketika suatu radikal dapat menyebabkan karsinogenesis, antioksidan menghambatnya,” ujar alumnus Universitas Gadjah Mada itu. Selain flavonoid, daun binahong juga terbukti mengandung alkaloid, saponin, terpen, dan polifenol.</p>
Peneliti di Universiti Malaysia Pahang, Sri Murni Astuti, membuktikan daun binahong berpotensi mengobati diabetes mellitus, hepatitis, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, dan pembekuan darah, serta stres mental dan fisik. Itu karena daun binahong mengandung saponin yang tinggi, yakni 28,14 mg per g daun. G.M.Gundidza, periset Fakultas Ilmu Kesehatan, University of Witwatersrand, Johannesburg, Afrika Selatan, meriset manfaat lain daun binahong, sebagai afrodisiak. Riset di berbagai lembaga itu memperkuat keampuhan binahong untuk mengobati berbagai penyakit. (Susirani Kusumaputri)</p>
<b>Cara Pakai</b>
Pengolahan daun Binahong untuk dijadikan obat alami atau obat tradisional biasanya dilakukan dengan cara mencuci daun terlebih dahulu hingga bersih, kemudian daun yang sudah bersih dicampur dengan air. Selanjutnya daun Binahong yang sudah dicampur dengan air diremas-remas kemudian air yang didapatkan disaring dan sudah dapat langsung dikonsumsi. Bisa juga dikonsumsi dengan cara di jus dicampur dengan buah-buahan serta madu Anjuran saya cukup dikonsumsi 2 lembar daun pagi dan 2 lembar malam. Pagi dalam keadaan perut kosong dan malam kira-kira 2 jam setelah makan malam dan usahakan setelahnya untuk tidak makan makanan yg berat. </p>
Divisi:<i>Magnoliophyta</i>
Kelas:<i>Magnoliopsida</i>
Ordo:<i>Caryophyllales</i>
Famili:<i>Basellaceae</i>
Genus:<i>Anredera</i>
Spesies:<i>Anredera cordifolia (Ten.) Steenis.</i></p>
Referensi: <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Binahong"><i>Wikipedia</i></a>, <a href="http://herbalbinahong.wordpress.com/category/binahong-herbal/"><i>Herbal Binahong</i></a>elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-63830692155048381852012-11-06T19:09:00.001-08:002012-11-06T19:12:36.775-08:00BUNGLON POHON DAN BUNGLON KEBUN<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Berbicara Bunglon sebagai orang awam tahunya hanya sebagai kadal yang pandai merubah warna kulit dan pemanjat handal, padahal Bunglon meliputi beberapa marga, seperti B<i>ronchocela, Calotes, Gonocephalus, Pseudocalotes, Aphaniotis </i>dan juga saudara dekatnya yakni cicak terbang (<i>Draco</i>) serta Soa-Soa (<i>Hydrosaurus</i>). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/d/6123-2/Calotes_versicolor_AK.jpg?g2_GALLERYSID=44faaf5ea1093dc94c32e41d1744fe01" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="217" src="http://www.fobi.web.id/fbi/d/6123-2/Calotes_versicolor_AK.jpg?g2_GALLERYSID=44faaf5ea1093dc94c32e41d1744fe01" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i>Colates Versicolor</i></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dari sekian macam bunglon yang sering kita jumpai adalah bunglon kebun Colates versicolor. Bunglon kebun ini bisa mengubah-ubah warna kulitnya (<i>mimikri</i>), meskipun tidak sehebat perubahan warna chamaeleon (suku <i>Chamaeleonidae</i>) bahkan juga tidak sehebat bunglon pohon. Biasanya berubah dari warna-warna cerah (hijau, kuning, atau abu-abu terang) menjadi warna yang lebih gelap, kecoklatan atau kehitaman. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/d/5038-2/bronchocela_jubata_AK.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="216" src="http://www.fobi.web.id/fbi/d/5038-2/bronchocela_jubata_AK.jpg" width="320" /></a></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><i>Bronchocela jubata</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bunglon merupakan sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku (familia) <i>Agamidae</i>. Banyak orang yang mengartikan bahwa bunglon mengubah warna kulitnya sebagai kamuflase atau respon terhadap musuh dan bahaya. Padahal, sesungguhnya tidaklah demikian. Bunglon memang memiliki kemampuan untuk mengubah warna kulitnya. Tetapi, bunglon tidak bisa berubah kulit ke semua warna, melainkan hanya ke warna-warna tertentu saja. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Lalu, mengapa bunglon dapat mengubah warna kulitnya? Tentu saja hal ini didukung oleh adanya fungsi dalam tubuh bunglon yang mendukung fungsi tersebut. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bunglon memiliki sel-sel warna di bawah permukaan kulitnya yang transparan. Di bawah lapisan ini terdapat dua lapisan sel yang mengandung pigmen berwarna merah dan kuning (juga disebut chromatophores).
Di bawahnya lagi ada lapisan sel yang merefleksikan warna biru dan putih. Lalu di bawahnya lagi ada lapisan melanin untuk warna coklat (seperti yang dimiliki manusia).
Perubahan warna kulit bunglon dipengaruhi oleh sinar matahari, suhu dan mood (perasaan) seperti kondisi senang atau terancam. Di saat Bunglon merasa terancam , ia akan mengubah warna kulitnya menjadi serupa dengan warna lingkungan sekitarnya, sehingga keberadaannya tersamarkan </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Dari sisi perilaku kedua jenis bunglon ini sama saja hanya saja jika keduanya bertemu dalam satu wilayah perburuannya, maka bunglon kebun/taman ini lebih agresif. Begitu pula dengan perkembangbiakan dari bunglon taman ini lebih sukses dibanding kerabatnya tersebut, sehingga di wilayah-wilayah perkotaan yang lahan tamannya terbatas populasi bunglon kebun ini lebih dominan dari pada jenis lainnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bunglon yang kerap ditemukan di semak, perdu dan pohon-pohon peneduh di kebun dan pekarangan. Sering pula didapati terjatuh dari pohon atau perdu ketika mengejar mangsanya, namun dengan segera berlari menuju pohon terdekat.
Reptil ini memangsa berbagai macam serangga yang dijumpainya: kupu-kupu, ngengat,capung, lalat dan lain-lain. Untuk menipu mangsanya, bunglon ini kerap berdiam diri di pucuk pepohonan atau bergoyang-goyang pelan seolah tertiup angin. Sering juga bunglon surai terlihat meniti kabel listrik dekat rumah, untuk menyeberang dari satu tempat ke tempat lain.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Bunglon bertelur di tanah yang gembur, berpasir atau berserasah. Seperti umumnya anggota suku Agamidae, induk bunglon menggali tanah dengan mempergunakan moncongnya. Kulit telurnya berwarna putih, lentur agak liat serupa perkamen.
Sebuah pengamatan yang dilakukan di hutan Situgede, Bogor mencatat bahwa telur bunglon surai dipendam di tanah berpasir di bawah lapisan serasah, persisnya di bawah semak-semak di bagian hutan yang agak terbuka. Telur sebanyak dua buah, lonjong panjang lk. 7×40 mm, diletakkan berjajar dan ditimbun tanah tipis. Di Gunung Walat, Sukabumi, didapati telur yang diletakkan di lapisan humus yang halus di tengah-tengah jalan setapak.
Bunglon atau londok (bahasa Sunda) adalah sejenis reptil yang termasuk ke dalam suku (familia) <i>Agamidae</i>. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;">Kadal lain yang masih sesuku adalah cecak terbang (<i>Draco spp.</i>) dan soa-soa (<i>Hydrosaurus spp.</i>). Bunglon ini menyebar di pulau-pulau Jawa, Borneo, Bali, Singkep, Sulawesi, Karakelang, kepulauan Salibabu, dan Filipina.
</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;">Referensi: Foto<i> <a href="http://www.fobi.web.id/fbi/v/reptil/f-aga/">FOBI</a>,</i>dan<i> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bunglon">Wikipedia</a></i></span></div>
elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-75965796756081577402012-09-09T18:33:00.000-07:002012-09-09T19:14:35.275-07:00NGENGAT DAN KUPU-KUPU<a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/c/c9/Appias_libythea_M_050826_9779_tdp_resize.jpg/220px-Appias_libythea_M_050826_9779_tdp_resize.jpg"><img alt="" border="0" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/c/c9/Appias_libythea_M_050826_9779_tdp_resize.jpg/220px-Appias_libythea_M_050826_9779_tdp_resize.jpg" style="float: left; height: 223px; margin: 0px 10px 10px 0px; width: 220px;" /></a><br />
Gbr. Kupu-Kupu<br />
<br />
Kebanyakan orang masih bingung membedakan Ngengat (Jawa: <span style="font-style: italic;">Kupu-Kupu Gajah, Bali: Kupu-kupu Barong, Sunda: Rama-rama</span>) dan Kupu-Kupu, jarang sekali orang menyebut serangga ini Ngengat tetapi Kupu-kupu. Serangga ini baik Kupu-kupu maupun Ngengat sama-sama memiliki sayap yang cantik, begitu juga saat menjadi larva tidak ada perbedaan yang mencolok antara Ngengat dengan Kupu-kupu, maklumlah masih satu Ordo Lepidoptera.
<br />
<br />
Perbedaan yang mencolok dari kedua jenis serangga ini sebetulnya dapat kita lihat ketika sudah tidak berbentuk larva (ulat). Pertama Kupu-Kupu berbelalai sedangkan Ngengat tidak. Kupu-kupu umumnya aktif di waktu siang (diurnal), sedangkan ngengat kebanyakan aktif di waktu malam (nocturnal). Disamping itu pada Kupu-Kupu ketika hinggap/beristirahat kedua sayapnya akan dikatupkan ke arah atas, namun pada Ngengat kedua sayap akan tetap terbentang melebar seperti foto di bawah ini.<br />
<a href="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/03/01/2126103620X310.jpg"><img alt="" border="0" src="http://assets.kompas.com/data/photo/2012/03/01/2126103620X310.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 200px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 250px;" /></a><br />
Namun demikian, perbedaan-perbedaan ini selalu ada perkecualiannya, sehingga secara ilmiah tidak dapat dijadikan pegangan yang pasti. (van Mastrigt dan Rosariyanto, 2005).<br />
<br />
Beberapa larva ngengat pada keluarga Tineidae memiliki pola makan yang cukup spesifik, biasanya memilih pakaian yang terbuat dari serat hewan, seperti sutra, wol, kasmir, angora atau bulu, bahan-bahan yang mengandung keratin. Keratin terdiri dari protein struktural berserat yang juga dapat ditemukan pada kulit dan rambut kita. Larva ngengat kadang-kadang akan memakan kulit dan bulu, bahkan kain pembalut dan hairballs pada rambut manusia atau hewan peliharaan.<br />
<br />
Begitu pula dengan Ulat punggung berlian, ulat pemakan daun, ulat daun kubis, ulat tritip juga seringkali meresahkan petani, karena daun yang dimakan oleh larva ngengat punggung berlian dapat membuat tanaman brassica tidak laku dijual.<br />
<br />
Ngengat dapat menghasilkan sekitar 50-350 telur dengan panjang sekitar 1 mm, kuning cerah dan menjadi lebih gelap saat akan menetas. Mereka ditaruh di satu bidang atau dalam kelompok-kelompok kecil terutama di bagian bawah daun. Pada tahap pembibitan, telur ditaruh di pada daun biji.<br />
<br />
Larva yang baru menetas bersembunyi ke dalam daun. Kegiatan makannya meninggalkan pola bergaris pada permukaan daun. Larva yang lebih dewasa, yang biasanya berwarna hijau keabu-abuan dan berubah menjadi hijau cerah, akan memakan permukaan daun. Larva tidak memakan urat daun, hanya jaringan di antaranya, membuat efek “jendela” pada tanaman yang mengalami serangan serius. Larva meliuk dengan cepat saat diganggu dan bergantung pada utas sutra. Larva dewasa membentuk kepompong berwarna hijau muda atau coklat muda di dalam gulungan sutra pada batang atau bagian bawah daun.<br />
<br />
Larva bisa memakan tanaman kubis pada semua tahap pertumbuhan. Serangan paling merusak saat tanaman masih muda atau pada tahap menguncup. Ngengat tidak menyebabkan kerusakan langsung terhadap kepala saat hadir, tetapi merusak daun pembungkus, walaupun tidak secara langsung mempengaruhi hasil panen, tetapi bisa mengurangi nilai panen.<br />
<br />
Ngengat cukup tahan banting dan lebih tidak rentan pada pembasmi hama dibandingkan nyamuk dan lalat.<br />
<br />
Beberapa ngengat namun juga berguna dan diternakan seperti contohnya ulat sutera, larva dari ngengat domestik Bombyx mori. Ulat sutera diternakan untuk diambil kepompongnya. Tidak semua sutra diproduksi oleh Bombyx mori kaena ada beberapa spesiesSaturniidae yang juga diternakan untuk sutranya seperti ngengat Ailanthus (anggota dari kelompokSamia cynthia ), Ngengat Sutra Ek Cina (Antheraea pernyi), the Ngengat Sutra Assam (Antheraea assamensis), dan Ngengat Sutra Jepang (Antheraea yamamai).<br />
<br />
Ulat mopane, ulat dari Gonimbrasia belina, dari keluarga Saturniidae, merupakan salah satu sumber makanan di Afrika Selatan.Perlu dicatat bahwa ada beberapa ngengat dewasa namun tidak memakan bahan kain, seperti ngengat besar seperti Lun, Polyphemus, Atlas, Prometheus, Cercropia, tidak mempunyai mulut dan mereka meminum nektar untuk makanannya.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Musuh Alami</span><br />
Larva dan telur ngengat punggung berlian memiliki musuh predator umum (laba-laba, kumbang tanah,kumbang buas dan sayap jala) serta penyakit jamur pembunuh serangga. Tawon parasit Diadegma semiclausum dan D. collaris telah didatangkan dan berkembang biak dengan baik di daerah dataran tinggi. Tawon-tawon ini membantu mengendalikan hama tetapi mereka ikut mati pada saat penggunaan insektisida berspektrum luas.<br />
<br />
<a href="http://www.rentokil.co.id/images/image_462524.jpg"><img alt="" border="0" br="br" src="http://www.rentokil.co.id/images/image_462524.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 100px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 144px;" /></a><a href="http://www.rentokil.co.id/images/image_462522.jpg"><img alt="" border="0" src="http://www.rentokil.co.id/images/image_462522.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 100px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 144px;" /></a><br />
<a href="http://www.rentokil.co.id/images/image_462523.jpg"><img alt="" border="0" src="http://www.rentokil.co.id/images/image_462523.jpg" style="cursor: hand; cursor: pointer; display: block; height: 100px; margin: 0px auto 10px; text-align: center; width: 144px;" /></a><br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">Pengendalian Ngengat Yang Ramah Lingkungan</span><br />
1.Memeriksa keberadaan telur merupakan cara mengetahui potensi tekanan dari larva. Hanya<br />
2.pohon yang terkena larva dicatat sebagai terserang hama karena insektisida tidak mematikan telur.<br />
3.Jangan mencoba mengatasi ngengat dengan insektisida.<br />
4.Bila tanaman yang terserang hama lebih dari 10%, insektisida mungkin diperlukan.<br />
5.Hindari insektisida yang mengandung piretroid sintetik (seperti Ambush, Fastac, Sumicidin) atau organofosfat (seperti Curacron, Diazinon, Tokuthion), karena dapat membunuh musuh alami hama.<br />
6.Gunakan insektisida selektif yang kurang berbahaya bagi musuh alami: Bacillus thuringiensis atau Bt (seperti Bacillin, Bite, Dipel), abamektin (seperti Amect, Mitigate) atau spinosad (seperti Success, Tracer). Insektisida ini membunuh larva bukan telur dan harus digunakan saat larva masih kecil.<br />
7.Hancurkan sisa tanaman sesegera mungkin setelah panen.<br />
<br />
<span style="font-style: italic;">Referensi:</span><br />
1. <a href="http://sains.kompas.com/read/2012/03/02/0024199/Cantiknya.Ngengat.Terbesar.di.Dunia">Kompas.com</a> <br />
2. <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Berkas:Emperor_Gum_Moth.jpg">wikipedia</a><br />
3. lain-lainelhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-50910616520025504922012-06-04T19:27:00.008-07:002012-06-04T19:47:08.630-07:00MITOS EMPRIT GANTHIL<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/d/76162-2/Cacomantis-merulinus_Magelang_HB.jpg?g2_GALLERYSID=c73147caafab2626774295c5e9766c55"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 180px; height: 280px;" src="http://www.fobi.web.id/fbi/d/76162-2/Cacomantis-merulinus_Magelang_HB.jpg?g2_GALLERYSID=c73147caafab2626774295c5e9766c55" border="0" alt="" /></a>Burung ini dimitoskan sebagai burung iblis, walupun sebenarnya tidak demikian. Sebetulnya yang seram dari burung ini hanya karena suaranya kalau kita perhatikan memang sekilas, seperti suara "endi bocahe, endi bocahe, endi bocahe" .. (mana bocahnya.. mana bocahnya) Penulis dahulu sering menggunakan suara Emprit Ganthil ini untuk mendiamkan anak yang sedang menangis dan kebetulan burung Emprit Ganthil ini sedang berkicau, hasilnya efektif si anak jadi diam dan ketakutan (tetapi kami menyarankan jangan ditiru perbuatan ini). Selain itu Emprit Ganthil juga berbunyi “tiit..tiiiit..tiiiiiiiit..thiiiiiiiiir…..” dengan suara yang melengking tinggi yang kemudian menurun di akhir kicauannya dan kadang bersahutan dengan Emprit Ganthil lainnya.<br /><br />Burung Emprit Gantil ini biasanya selalu bertengger di pucuk-pucuk pohon yang paling tinggi sambil kadang burung ini berbunyi baik ditengah malam, pagi hari, siang atau sore. Bentuknya seukuran burung kutilang panjang tubuh (dari ujung paruh hingga ke ujung ekor) sekitar 21 cm dengan postur lebih langsing dan berwarna kecoklatan dengan garis-garis kehitaman coraknya mirip dengan burun elang. Burung dewasa berwarna kelabu di kepala, leher dan dada bagian atas. Punggungnya merah kecoklatan dan perutnya kuning jingga. Sisi bawah ekor dengan warna putih di ujung-ujung bulu yang kehitaman. Burung muda berwarna burik; kecoklatan dengan garis-garis hitam di sisi atas tubuh, dan keputihan dengan garis-garis hitam yang lebih halus. Burung betina kadang-kadang berwarna seperti burung muda, sehingga mungkin terkeliru dengan burung Wiwik lurik (C. sonneratii) yang berkerabat. Bedanya, Wiwik lurik memiliki alis dan pipi keputihan. Iris mata berwarna merah. Paruh kehitaman di atas dan kekuningan di bawah. Kaki kuning.<br /><br />Regenerasi Emprit Gantil tidak mau mencari jalan susah dalam mengerami telur telurnya, dia menitipkan telornya kepada induk Prenjak untuk ditetaskan, dan telur Prenjak sendiri di buang dan dibiarkan mati. Suatu ketika anak anak Emprit Gantil tumbuh besar, dia akan lebih besar dari induk Prenjak itu sendiri, dan ketika itu induk Prenjak baru menyadari bahwa anaknya ditukar. Induk Prenjak akan sebisa mungkin mengejar dan membunuh Prit Gantil karena mereka telah membunuh anak-anaknya. Dengan berkurangnya burung Prenjak di habitat aslinya dikawatirkan juga menurunkan populasi burung ini, selain diburu karena dianggap burung kematian. Padahal masalah kematian sebenarnya hanya Tuhan yang tahu dengan ada dan tidaknya burung tersebut kematian yang telah ditentukan Tuhan akan tetap terjadi.<br /><br /><a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/24/Plaintive_Cuckoo_%28Immature%29_I_IMG_7627.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 290px; height: 250px;" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/2/24/Plaintive_Cuckoo_%28Immature%29_I_IMG_7627.jpg" border="0" alt="" /></a>Burung Emprit Ganthil juga dikenal dengan nama Sit Uncuing, Wiwik Kelabu atau Kedasih merupakan anggota suku kangkok (Cuculidae). Di musim berpasangan, burung-burung ini aktif berkejaran sambil bersuara pendek, “wriiik, ..wrik ..wri-wri-wri”. Burung ini memangsa aneka jenis serangga, laba-laba, dan juga buah-buahan kecil. Wiwik kelabu tidak jarang didapati turun ke semak belukar. Di daerah sekitar Bantar Gebang Kota Bekasi Jawa Barat, burung ini masih mudah didengar suaranya, namun untuk melihatnya agak kesulitan karena tempat bertenggernya di ranting pohon yang tinggi.<br /><br /><br />Jenis dan Sebarannya:<br /><ul><li><span style="font-size: 100%; ">Cocomantis merulinus menyebar di Filipina, umum dijumpai di pulau-pulau besar di sana.</span></li><li><span style="font-size: 100%; ">Cocomantis querulus adalah anak jenis yang paling luas sebarannya. Mulai dari India timur laut, Bangladesh, Cina selatan, Myanmar,Thailand, Kamboja, Laos dan Vietnam. Merupakan pengunjung musim panas pada kebanyakan lokasi penyebarannya di Cina.</span></li><li><span style="font-size: 100%; ">Cocomantis threnodes menyebar di Semenanjung Malaya, Sumatra dan Borneo.</span></li><li><span style="font-size: 100%; ">Cocomantis lanceolatus menyebar di Jawa, Bali dan Sulawesi.Burung Wiwik perut-kelabu (Cocomantis passerinus) dari India dan Srilankasebelumnya dimasukkan sebagai anak jenis dari Wiwik kelabu, namun kini dianggap sebagai jenis yang terpisah.</span></li></ul><br /><span style="font-weight:bold;">Status Konservasi Risiko Rendah</span><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Klasifikasi ilmiah </span><br />Kerajaan Animalia, Filum Chordata, Kelas Aves, Ordo Cuculiformes, Famili Cuculidae, Genus Cacomantis, Spesies Cacomantis Merulinus (Scopoli 1786)<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Sumber Referensi:</span><br /><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Wiwik_Kelabu">Wikipedia</a>, <a href="http://fkpsu.blogspot.com/2011/03/emprit-ganthil-si-burung-iblis-burung.html">FKPSU</a>, <a href="http://www.fobi.web.id/fbi/v/aves/f-cuc/">FOBI</a>elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-17334203231246598672012-05-27T18:31:00.008-07:002012-05-27T18:52:00.996-07:00ORONG - ORONG SI ANJING TANAH<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs9BI0c9P-vNe5iiQOfn-nJVUOhHzPzSc8WcVZfPk5ff7WERhRBBw5lTwPmhO7qRbFFK81HdN4j0Xd_SlzwqfBSRPBM5i32qrx1PKaMNAliakSvV98SGU3zypuU-rIuYzMGuCQe_7j2Lg/s1600/anjing+tanah.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 280px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgs9BI0c9P-vNe5iiQOfn-nJVUOhHzPzSc8WcVZfPk5ff7WERhRBBw5lTwPmhO7qRbFFK81HdN4j0Xd_SlzwqfBSRPBM5i32qrx1PKaMNAliakSvV98SGU3zypuU-rIuYzMGuCQe_7j2Lg/s320/anjing+tanah.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5747393373318660386" /></a>Penulis sempat kaget ketika bangun pagi di depan pintu kamar bertemu dengan Anjing Tanah yang sedang sekarat, mungkin terkena semprotan obat nyamuk. Hanya saja yang penulis herankan di kota besar seperti Jakarta kok masih terdapat Anjing Tanah padahal denger suara “gonggongannya” saja tidak pernah. Nama Anjing Tanah bukan berarti hewan berkaki empat yang suka berantem dengan kucing, namun Anjing Tanah ini adalah sebangsa serangga dari famili Gryllotalpidae yang dalam bahasa Jawa lebih sering disebut sebagai Orong-Orong atau keredek. Orang Sunda menyebutnya sebagai gaang, dan dalam bahasa Toba lebih dikenal sebagai singke. Binatang yang sering dinamai juga sebagai gangsir tanah ini dalam bahasa Inggris dikenal sebagai mole cricket.<br /><br />Orong – Oronga merupakan serangga yang kadang-kadang ditemukan dapat berlari cepat ini juga sering pula terbang hingga sejauh 8km dalam musim kawin. Hewan muda memiliki sayap yang pendek. Hewan ini aktif pada malam hari (nokturnal) dan pada musim dingin melakukan hibernasi. Pada musim kawin hewan ini dapat menghasilkan suara melalui mekanisme mirip jangkrik (dengan organ stridulasi), namun dengan suara yang jauh berbeda. Suaranya bersifat monoton, tanpa jeda, dan amat mengganggu pendengaran. Orong - Orong merupakan serangga yang hidup di tanah dengan ciri khas sepasang tungkai depan yang termodifikasi menyerupai cangkul bergerigi. Bagi anjing tanah (orong-orong), tungkai ini berfungsi untuk menggali tanah atau berenang. Anjing tanah adalah hewan yang agak jarang terlihat karena lebih suka bersembunyi dalam lubang dan aktif pada malam hari mencari makan. Orong-Orong membuat sarangnya di dalam tanah seperti <a href="http://flora-faunaindonesia.blogspot.com/2011/07/jangkrik-dan-gangsir.html">gangsir</a> hanya saja sarang Anjing Tanah ini lebih horizontal atau dekat dengan permukaan tanah dibanding dengan sarang gansir. <br /><br /><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKpY_dzcxvLJ0-Pes7-LKvBgkKz0Bc0tNM7uZX64db_mqU2pbz45cwrCRRAAwq0M0IUcqF13Gq2N36hocDScZO7zuVBIOUGKPsALsi6y6YOtS72stIj4cWkQTJDIZHR0LxptoEe1tyxGM/s1600/orong-orong.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 250px; height: 180px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiKpY_dzcxvLJ0-Pes7-LKvBgkKz0Bc0tNM7uZX64db_mqU2pbz45cwrCRRAAwq0M0IUcqF13Gq2N36hocDScZO7zuVBIOUGKPsALsi6y6YOtS72stIj4cWkQTJDIZHR0LxptoEe1tyxGM/s320/orong-orong.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5747393601827354482" /></a>Selain sepasang tungkai depannya yang besar dan bergerigi, anjing tanah mempunyai bentuk kepala khas yang besar dan bercangkang keras. Hewan ini juga memiliki sepasang sayap kecil. Warna tubuhnya mulai dari kecoklatan hingga hitam dengan panjang tubuh berkisar antara 27-35 mm. Sekilas tampang serangga ini memang menakutkan dan primitif. Tidak menherankan, karena diperkirakan anjing tanah (mole cricket) telah ada sejak 35 juta tahun silam. Walaupun dengan tampang yang menyeramkan hewan ini tidak menyerang manusia, bahkan jika menggigit pun tidak menimbulkan luka yang serius. <br /><br />Sebagai salah satu hewan nokturnal Orong-orong atau anjing tanah beraktifitas di malam hari. Hewan ini juga mampu mengeluarkan suara melalui organ stridulasi seperti jangkrik, meskipun suaranya terdengan lebih monoton ketimbang jangkrik. Anjing tanah mengeluarkan suaranya dari dalam lubang persembunyian atau rumah yang berupa terowongan di dalam tanah. Bila lubang persembunyiannya didekati, ia akan berhenti bersuara namun akan memulai lagi begitu merasa gangguan berlalu.<br /><br /><a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/45/MoleCricketLyd.png/250px-MoleCricketLyd.png"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 250px; height: 125px;" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/45/MoleCricketLyd.png/250px-MoleCricketLyd.png" border="0" alt="" /></a>Anjing tanah merupakan binatang karnivora yang memakan larva-larva serangga lain dan cacing tanah. Namun sering kali Orong-Orong juga memakan akar, tunas-tunas tanaman, dan rerumputan. Pemangsa alami Orong-Orong bermacam-macam, mulai dari burung, ayam, tikus, musang, hingga rubah. Diperkirakan ada sekitar 60 jenis anjing tanah di seluruh dunia. Spesies orong-orong ini terkelompokkan dalam tiga genus yaitu Gryllotalpa, Scapteriscus, dan Neocultilla. Di Indonesia terdapat beberapa spesies Orong-orong diantaranya adalah Gryllotalpa orientalis, G. hirsuta, G. africana, G. hexadactyla, dan G. brachyptera. Anjing tanah di beberapa tempat berstatus terancam punah karena peralihan habitat dan erosi tanah. Pembasmian akibat dianggap hama juga mengganggu kehidupannya. Walaupun dianggap sebagai hama sebenarnya tidak mempunyai daya rusak yang hebat dibandingkan dengan hama tanaman lainnya<br /><br />Habitat yang disukai adalah ladang yang kering, pekarangan, serta lapangan rumput. Orong – Orong juga sering di jumpai di tanah – tanah gembur yang banyak terdapat larva, hewan kecil atau pun cacing. Hewan ini dapat ditemukan di semua tempat, kecuali daerah dekat kutub bumi.<br /><br />Klasifikasi Ilmiah: <span style="font-style:italic;">Kerajaan: Animalia; Filum: Arthropoda; Kelas: Insecta; Ordo: Orthoptera; Upaordo: Ensifera; Superfamili: Grylloidea; Famili: Gryllotalpidae; Genus:Gryllotalpa, Scapteriscus, dan Neocultilla. Spesies: (diantaranya) Gryllotalpa hirsuta,Neocurtilla hexadactyla, Gryllotalpa gryllotalpa, Gryllotalpa orientalis, Scapteriscus borellii, dll.</span>elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-66538112436816470542012-05-21T21:01:00.007-07:002012-05-21T21:56:18.732-07:00SUMPIL SI KEONG LEZAT<a href="http://www.conchology.be/images/Label/580000web/589184.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 150px;" src="http://www.conchology.be/images/Label/580000web/589184.jpg" border="0" alt="" /></a>Sumpil termasuk ke dalam phylum <span style="font-style:italic;"><a href="https://docs.google.com/presentation/d/1ajYtis0JRJxh5AR4RRjyLSlIf4r019oZzIoZwKAWCiM/edit">mollusca</a></span>, nama ini cukup terkenal terutama di pedesaan bahkan karena terkenalnya sampai ada desa yang bernama Sumpilan (Kecamatan Seyegan Kabupaten Sleman). Sumpil kerap ditemukan hidup di kali atau sungai Van der Wijk, juga di areal persawahan. Dulu sewaktu penulis masih kecil, sering sekali menjumpai dan ‘dolanan’ Sumpil ini terutama sewaktu mandi di sungai. Tapi sekarang penulis sudah tidak menemukan hewan ini di sungai, penulis menduga karena adanya peningkatan penggunaan pestisida atau bahan kimia lainnya baik dari industry maupun berasal dari rumah tangga menyebabkan menurunnya populasi Sumpil ini.<br /><br />Terdapat banyak jenis Sumpil baik yang biasa hidup di air laut maupun air tawar. Penulis sendiri sampai bingung untuk mengklasifikan Sumpil yang akan penulis ceritakan ke dalam Taxonomynya. Penulis masih ragu apakah Sumpil ini termasuk Melania Testudinaria atau termasuk Faunus Ater untuk lebih jelasnya silahkan <a href="http://www.fobi.web.id/fbi/v/mollusca/f-thi/">klik di sini FOBI</a>. Sumpil yang penulis akan ceritakan ini menyukai air tawar yang segar (freshwater), biasanya Sumpil jenis ini banyak terdapat dijumpai di pingir-pingir aliran air yang deras seperti grojogan/curug/air terjun. Sumpil (Faunus aster)sangat mudah dibedakan dengan Achatina fulica (bekicot) maupun Lymnaea (siput sawah), karena mantel (cangkang) sumpil berbentuk kerucut lancip dan kecil. Cangkang sumpil berwarna hitam polos, walaupun jenis lain ada yang berwarna kecoklatan dengan bintik-bintik hitam maupun coklat yang lebih tua. <br /><br />Sumpil termasuk ke dalam Kelas gastropoda – Gaster artinya perut dan podos artinya kaki, jadi Gastropoda ini bergerak dengan menggunakan “perutnya”. Hidup di darat, di air tawar, dan air laut. Tubuhnya memiliki cangkang yang melingkar, ada yang melingkar ke kanan dan ada pula yang melingkar ke kiri. Ada mitos untuk cangkang yang melingkar kebalikan dari kebanyakan cangkang yang sejenis, biasanya mempunyai kekuatan gaib, walaupun kebenarannya penulis sendiri masih meragukan.<br /><br />Sumpil berjalan menggunakan perut yang berotot, disebut “kaki”. Kaki bagian depan memiliki kelenjar untuk menghasilkan lendir guna mempermudah gerakan. Jika hewan ini berjalan, akan meninggalkan bekas dari lendirnya yang mengering. Kepala terletak di depan dan terdapat sepasang tentakel panjang dan sepasang tentakel pendek. Pada tentakel panjang terdapat bintik mata (tidak disebut maka, karena memang bukan mata seperti mata manusia) yang berfungsi untuk membedakan gelap dan terang. Coba amati bintik mata bekicot, yang berbintik kehitaman. Tentakel pendek berfungsi sebagai indera peraba dan pembau.<br /><br /><a href="http://afghanaus.com/kelas-gastropoda/">Sistem Pencernaan</a><br />Sistem pencernaan dimulai dari mulut di bagian depan, di dalam mulut terdapat lidah perut (radula) untuk “memarut” tumbuhan. Selanjutnya terdapat kerongkongan (esofagus), kemudian lambung (ventrikulus), usus (intestinum) yang berbelok ke depan lagi dan berakhir di anus. Anus terletak di mantel berdekatan dengan kepalanya. Di dekat lambung terdapat hati yang berwarna kecoklatan. Hati melingkar-lingkar menuju ke cangkang dan mengikuti belitan cangkang. Seperti pada umumnya Gastropoda Sumpil termasuk herbivora (pemakan tumbuh-tumbuhan). Biasanya Sumpil di sungai makan ganggang atau lumut yang cukup banyak bertebaran di pinggir-pinggir sungai.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Sistem Pernapasan dan Ekskresi</span><br />Sumpil bernapas menggunakan lapisan mantel yang berubah fungsi menjadi paru-paru sebagai tempat terjadinya pertukaran gas. Sistem pengeluaran (ekskresi) menggunakan alat pengeluaran cair yang disebut nephridia. Sistem saraf terdiri dari tiga pasang ganglia yang dihubungkan oleh saraf. Inderaanya berupa mata, statosit (alat keseimbangan), organ peraba, dan kemoreseptor (reseptor kimia).<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Reproduksi gastropoda</span><br />Sumpil bersifat hermafrodit tetapi melakukan perkawinan silang. Maksudnya, sumpil ini tetap melakukan perkawinan dengan sumpil lainnya bukan hanya dengan dirinya sendiri. Sel telur dan spermatozoa dihasilkan oleh satu organ yaitu ovotesis. Jadi ovarium (penghasil ovum) dan testis (penghasil sperma) menjadi satu. Pemasakan sperma dan ovum tidak dalam waktu yang bersamaan. Pada saat kopulasi, sperma disalurkan ke vas deferens kemudian dimasukkan ke vagina pasangannya dengan perantaraan penis yang dikeluarkannya. Ovum yaang dihasilkan ovotestes keluar ke saluran telur (oviduk) untuk di buahi sperma hewan lain.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Escargot, Abalone dan Kroco</span><br />Sumpil bagi yang suka dapat dimasak baik dengan resep local seperti oblok-oblok dicampur dengan parutan kelapa, maupun dengan resep keong Perancis yang dinamakan escargot. Orang Perancis terkadang menyajikan keong sebagai appetizer; sedangkan di Amerika dan Australia, keong yang mereka sebut abalone pada umumnya dikonsumsi sebagai makanan utama, misalnya dalam masakan Spaghetti with escargots dan Abalone in oyster sauce.<br /><br />Nilai gizi keong Keong (Inggris: snail) atau yang dalam bahasa Perancis disebut Escargot, merupakan jenis hewan moluska yang ditemukan di pantai, air tawar, dan tanah. Keong memiliki sekitar 100 spesies dan tergantung pada jenis lokasi yang berbeda digunakan sebagai sumber makanan. Biasanya keong yang dimakan adalah dari jenis Helix pomatia dan Helix aspersa.<br /><br />Sumpil mempunyai kandungan protein yang tinggi dengan kadar lemak rendah. Dalam seratus gram bagian yang dapat dimakan terdapat 16 g protein sehingga apabila kita mengkonsumsi 100 g kroco, tubuh kita sudah mendapat 32% protein dari kebutuhan sehari-hari. Protein menunjang keberadaan setiap sel tubuh dan juga berperan dalam proses kekebalan tubuh. Konsumsi protein hewani dalam makanan sehari-hari diperlukan oleh tubuh disamping protein nabati.<br /><br />Lemak dalam 100 g kroco terdapat dalam jumlah 1,4 g. Lemak yang terdapat dalam keong merupakan asam lemak essensial dalam bentuk asam linoleat dan asam linolenat. Sebuah studi di Brazil menunjukkan bahwa 75% persen lemak dalam keong merupakan asam lemak tidak jenuh yang dapat menurunkan kadar kolesterol darah. Asam lemak tidak jenuh tersebut 57% tersusun dari asam lemak tak jenuh ganda dan sisanya merupakan asam lemak tak jenuh tunggal.<br /><br />Kandungan vitamin pada sumpil cukup tinggi dengan dominasi vitamin A, vitamin E, niacin dan folat. Vitamin A berperan dalam pembentukkan indra penglihatan yang baik, terutama di malam hari, sebagai salah satu komponen penyusun pigmen mata di retina serta menjaga kesehatan kulit dan imunitas tubuh. Niacin atau vitamin B3 berperan penting dalam metabolisme karbohidrat untuk menghasilkan energi, metabolisme lemak, dan protein.<br /><br />Di dalam tubuh, vitamin B3 memiliki peranan penting dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migrain, dan vertigo. Vitamin E berperan dalam menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari jaringan kulit, mata, sel darah merah hingga hati. Vitamin E juga merupakan sebagai senyawa antioksidan alami. Folat berfungsi membantu pembentukan sel darah merah, mencegah anemia, sebagai bahan pembentukan bahan genetik sel, dan sangat esensial selama kehamilan karena mencegah timbulnya kecacatan tabung saraf pada bayi. Apabila kita mengkonsumsi 100 gram kroco, maka kita dapat memenuhi kebutuhan 2% vitamin A, 23% vitamin E, 7% niacin dan 66% folat.<br /><br />Mineral merupakan zat yang berperan penting pada tubuh manusia untuk pengaturan kerja enzim-enzim, pemeliharaan keseimbangan asam-basa, membantu pembentukan ikatan yang memerlukan mineral seperti pembentukan haemoglobin. Kandungan mineral yang utama pada keong berupa kalsium, zat besi, magnesium, kalium dan fosfor. Apabila kita mengkonsumsi 100 g kroco, maka sudah memenuhi 17% kalsium dan 13,5% zat besi untuk kebutuhan tubuh sehari-hari.<br /><br />Peran utama kalsium adalah untuk pembentukan dan pemeliharaan tulang dan gigi. Kekurangan kalsium mengakibatkan terjadinya osteoporosis (keropos pada tulang). Zat besi mempunyai fungsi utama memproduksi hemoglobin dan mioglobin. Zat besi yang berasal dari produk hewani atau disebut juga sebagai besi-hem, akan lebih mudah diserap oleh tubuh. Zat besi pada keong berjumlah 3,5 mg, lebih tinggi daripada zat besi pada daging (2,5 mg) atau ikan (2,4 mg).<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Referensi</span>: <a href="http://zipcodezoo.com/animals/f/faunus_ater/">zipcodezoo.com</a> , <a href="http://www.fobi.web.id/fbi/v/mollusca/">www.fobi.web.id</a> , <a href="http://www.conchology.be/?t=68&u=589184&g=8ae348469a185873a53c5b6ce23ff5c5&q=75856f78bde4a09f365532a2b237f9aa">conchology. Inc</a>, <a href="http://afghanaus.com/kelas-gastropoda/">Hidup Sehat</a>elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-14722127932200073252012-05-15T19:17:00.004-07:002012-05-15T19:28:32.851-07:00KODOK BENCOK SI KATAK POHON<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/d/92031-2/Racophorus-javanus_Plawangan_IT.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 270px; height: 200px;" src="http://www.fobi.web.id/fbi/d/92031-2/Racophorus-javanus_Plawangan_IT.jpg" border="0" alt="" /></a>Katak pohon Jawa (<span style="font-style:italic;">Rhacophorus javanus</span>) termasuk jenis katak yang jarang ditemui karena penyebarannya yang sedikit. Pada tahun 2004 jenis ini masuk daftar IUCN (International Union Conservation Natural) sebagai jenis yang Vulnerable (terancam) karena penyebarannya kurang dari 20.000km2, disamping itu habitatnya yang mengalami penurunan baik dari sisi kuantitas maupun kualitas. <br /><br />Semua katak pohon menyukai daerah yang lembab, tidak terkena matahari langsung dan dekat dengan daerah yang berair. Katak Pohon mempunyai kulit yang sensitif jadi sebaiknya tidak terlalu sering dipegang dan konon katanya air kencingnya beracun. Saat ini di desa-desa di Yogyakarta sudah jarang ditemui daerah yang cocok sebagai habitat katak pohon ini, karena jarang ditemukan pohon-pohon rindang yang diperlukan untuk menjaga kelembaban udara. Katak Pohon perlu kelembaban sekitar 70-80% dengan suhu udara sekitar 24-29o Celcius pada siang hari dan 18-24 celcius untuk malam hari.<br /><br />Yogyakarta bagian utara di sekitar lereng Gunung Merapi dan daerah Yogyakarta sebelah barat di sekitar pegunungan Menoreh untuk sekarang ini masih memungkinkan ditemukan habitat katak pohon ini, walaupun akhirnya juga akan seperti daerah lain jika pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah DIY tidak memperhatikan faktor-faktor lingkungan yang ada.<br /><br />Makanan katak pohon setahu penulis tidak jauh berbeda dengan katak-katak lainnya, hanya dari sisi keberuntungan mungkin katak pohon lebih mudah memangsa serangga dibanding katak-katak jenis lain. Katak Pohon biasanya memakan serangga hidup, aktif di malam hari dan lebih suka hidup sendiri. Katak pohon ini pandai meloncat dan lebih jauh di samping itu juga pandai memanjat, karena jari-jari kakinya lengket seperti cicak. Katak Pohon bisa tumbuh hingga mencapai ukuran 5-10 cm. <br /><br /><a href="http://fotokita.net//fkphotos/001248877701_3992910_n.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 270px; height: 200px;" src="http://fotokita.net//fkphotos/001248877701_3992910_n.jpg" border="0" alt="" /></a>Saat sekitar tahun ’80 an penulis sering menjumpai beberapa katak pohon dari spesies <span style="font-style:italic;">Racophorus javanus </span>yang berwarna kekuning-kuningan maupun spesies <span style="font-style:italic;">Polypedates leucomystax</span> yang tubuhnya bergaris. Walaupun waktu itu kami mengira kedua jenis itu sama saja dan keduanya oleh orang desa dinamakan Kodok Bencok.<br /><br />Pada musim kawin, banyak individu jantan (kadang-kadang hingga sekitar 10 ekor) yang berkumpul dekat kolam, parit atau genangan air lainnya. Kodok-kodok jantan ini memanjat semak-semak rendah atau pohon kecil di dekat genangan, hingga ketinggian 1 m atau lebih di atas tanah, serta bersuara sahut-menyahut dari tenggerannya itu untuk memikat kodok betina. Jika bertemu, pasangan kodok pohon ini lalu bergerak mencari posisi daun atau ranting yang menggantung di atas air untuk menempelkan telurnya.<br /><br />Telur-telur itu diletakkan di sebuah sarang busa yang dilekatkan menggantung di atas genangan, pada daun, ranting, tangkai rumput, atau kadang-kadang juga pada dinding saluran air. Gelembung-gelembung busa ini akan melindungi telur dari kekeringan, hingga saatnya menetas dan kecebongnya keluar berjatuhan ke air.<br /><br />Di saat musim kawin ini, beberapa kodok jantan menunjukkan sikap agresif terhadap kehadiran cahaya senter dengan menghampiri dan bertengger dekat cahaya, dan lalu bersuara. Bunyi: pro-ek.. wrok!... krot..krot..krot, mirip orang mempergesekkan giginya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Klasifikasi ilmiah: </span><br />Kerajaan Animalia, Filum Chordata, Kelas Amphibia, Ordo Anura, Famili Rhacophoridae, Genus Polypedates (Tschudi, 1838)<br /><br />Sumber Referensi dan Foto:<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/v/amfibi/f-rac/">Fobi</a>, <a href="http://fotokita.net/foto/133529123010_0011443/yellow-frog--on--the-miror">fotokita.net</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Katak-pohon_bergaris">wikipedia</a>elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-32913130185211965752012-05-15T00:53:00.005-07:002012-05-17T18:33:17.981-07:00KATIK SI PUNAI GADING<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/d/68390-4/Treron-vernans_UNY_ZA.jpg?g2_GALLERYSID=2ec046a57d7c38ffb24d5399e63b4f82"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 200px;" src="http://www.fobi.web.id/fbi/d/68390-4/Treron-vernans_UNY_ZA.jpg?g2_GALLERYSID=2ec046a57d7c38ffb24d5399e63b4f82" border="0" alt="" /></a>Penulis agak sedikit bingung ketika akan menceritakan soal burung satu ini, karena pada waktu kecil orang tua (di Yogyakarta) menamakan burung sejenis puter ini dengan nama burung Katik. Namun setelah penulis cocokan dengan foto-foto burung Katik yang ada di <a href="http://www.fobi.web.id/v/aves/f-col/tre-ver/Treron-vernans_UNY_ZA.jpg.html">FOBI</a> kok nggak cocok. Memang sekilas mirip katik dengan burung Punai Gading yang saya maksud, maklumlah karena masih satu family Columbidae. Kadang Punai Gading ini juga disebut dengan nama Puter Lumut, karena anatominya seperti puter dengan bulu berwarna hijau lumut. Beberapa ras punai telah dideskripsikan namun perbedaan antar ras dianggap kurang nyata, kadang nama-nama lokalnya saling tumpang tindih membingungkan, sehingga masih perlu deskripsi yang lebih detil lagi. <br /><br />Burung <a href="http://burungpecinta.blogspot.com/2011/01/burung-katik.html">Katik</a> (Chalcophaps indica) mempunyai warna bulu sayap yang hijau terang dan paruh berwarna merah. Sedangkan burung yang penulis maksud itu ini sepertinya termasuk keluarga Punai species Treron Vrenans (Punai Gading) dengan ciri-ciri sebagai berikut: kepala abu-abu kebiruan, sisi leher, tengkuk bawah, dan garis melintang pada dada berwarna merah jambu. Dada bagian bawah jingga, perut hijau dengan bagian bawah kuning, sisi-sisi rusuk dan paha bertepi putih, penutup bagian bawah ekor coklat kemerahan. Punggung hijau, bulu penutup ekor atas perunggu. Sayap gelap dengan tepi kuning yang kontras pada bulu-bulu penutup sayap besar. Ekor abu-abu dengan garis hitam pada bagian subterminal dan tepi abu-abu pucat. Betina: hijau, tanpa warna merah jambu, abu-abu, dan jingga seperti pada jantan.Iris merah jambu, paruh abu-abu biru dengan pangkal hijau, kaki merah.<br /><br />Ingat Punai Gading ini kadang menyebabkan penulis merindukan saat-saat sekitar tahun 80’an, keaneka ragaman flora dan fauna Indonesia masih gampang dijumpai, apalagi di pedesaan-pedesaan. Kebalikannya dengan era reformasi yang berhembus justru semakin memperparah kerusakan daerah konservasi karena adanya berbagai perusakan hutan oleh masyarakat sehingga habitat burung semakin rusak. Perkembangan kota yang semakin luas juga menyebabakan vegetasi habitat burung semakin berkurang sehingga tidak ada tempat bagi burung untuk dapat berkembang biak dengan baik. Kota sebagai pusat aktifitas manusia semakin tidak memberikan ruang lingkup untuk kehidupan burung karena hilangnya pohon-pohon besar yang dapat digunakan sebagai salah satu habitat burung. <br /><br />Dahulu di halaman rumah penulis yang cukup luas masih banyak ditumbuhi berbagai pohon besar yang salah satunya sering dihinggapi oleh Punai Gading ini. Penulis sendiri sudah lupa suara Punai Gading ini seperti apa, tetapi yang membekas di ingatan penulis hanya wajah manisnya saja. Biasa Punai Gading alias Katik (yk) datang berkelompok dan hinggap di pepohonan samping rumah. Biasanya Punai ini makan buah kecil-kecil seperti buah Kersen dan Salam.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Tempat hidup dan kebiasaan</span><br />Umum di hutan pantai, hutan magrove, hutan sekunder, hutan rawa-rawa, perkebunan yang berpohon jarang, di sekitar pemukiman, tempat-tempat terbuka dan lembah sampai ketinggian 1200 mdpl. Sepertinya populasinya semakin kecil di tempat yang semakin tinggi dari permukaan laut.Berkumpul dalam kelompok kecil, hinggap pada pohon buah-buahan (seperti bringin dan kersen) untuk mencari makan. Saat terganggu, terbang berdua atau bertiga dengan kepakan sayap yang keras. Pada malam dan pagi hari, mengeluarkan suara mendengkur lembut yang rendah dari tempat bertengger.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Sumber referensi:</span><br /><a href="http://www.flickriver.com/photos/tags/pinkneckedgreenpigeon/interesting/">Flickriver</a>, <a href="http://www.fobi.web.id/v/aves/f-col">FOBI</a>, <a href="http://www.kutilang.or.id/burung/konservasi/punai-gading/">Kutilang Indonesia</a>elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-80108814716495420312012-05-08T18:44:00.006-07:002012-05-08T19:16:58.621-07:00BELALANG GORENG<a href="http://lh3.ggpht.com/-I9lYxaC6ggU/T3Pt_RXOZkI/AAAAAAAAAHM/g1gNjUv-Lgs/belalang%252520kayu%252520valanga%252520nigricornis%2525202_thumb%25255B3%25255D.jpg?imgmax=800"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 250px; height: 190px;" src="http://lh3.ggpht.com/-I9lYxaC6ggU/T3Pt_RXOZkI/AAAAAAAAAHM/g1gNjUv-Lgs/belalang%252520kayu%252520valanga%252520nigricornis%2525202_thumb%25255B3%25255D.jpg?imgmax=800" border="0" alt="" /></a>Siapa tidak kenal dengan <span style="font-weight:bold;">Belalang</span> yang dalam bahasa Jawa dinamakan <span style="font-weight:bold;">Walang</span> (<span style="font-style:italic;">Valanga nigricornis</span>, H. Burmeister, 1838), <span style="font-style:italic;">Shorthorned Grasshopper</span> (Eng), belalang kayu, belalang jati (Ina) atau dikenal dengan nama belalang kunyit (May). <br /><br />Belalang adalah serangga herbivora dari subordo <span style="font-style:italic;">Caelifera</span> dalam ordo <span style="font-style:italic;">Orthoptera</span>. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen(disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan. <br /><br />Bagi orang awam terutama orang perkotaan untuk membedakan belalang (<span style="font-style:italic;">Caryanda spuria</span>), belalang kembara (<span style="font-style:italic;">Locusta migratoria</span>) atau belalang kayu (<span style="font-style:italic;">Valanga nigricornis</span>)mungkin masih membingungkan. Banyak spesies belalang di dunia ini, namun kali ini penulis hanya akan bercerita tentang belalang kayu (Valanga Nigricornis) yang enak dimakan sebagai lauk istimewa. Dari belalang kayu saja terdapat sekitar 18 subspesies yang diketahui tersebar di Indonesia, Malaysia, Thailand dan Filipina. Foto-foto belalang ini dapat anda lihat di majalah elektronik <a href="http://www.fobi.web.id/v/insect/f-acr">FOBI</a>.<br /><br />Belalang kayu hanya mempunyai 1 generasi per tahunnya. Belalang kayu yang ada di Jawa, telurnya bisa bertahan 6-8 bulan untuk melewati musim panas sebelum akhirnya menetas pada musim hujan. Belalang kayu yang ada di Malaysia hanya memerlukan waktu sekitar 60-75 hari sebelum akhirnya menetas. Sementara di Thailand, telur belalang kayu menetas dan nimfa berkembang di musim hujan dan belalang akan bertahan melewati musim panas sebagai belalang dewasa yang belum matang secara seksual (immature).<br /><br />Belalang merupakan salah satu serangga yang mengalami proses metamorfosis tidak sempurna ya (hemimetabola) dimana hanya mengalami 3 tahapan perkembangan yang dimulai dari telur lalu nimfa yang merupakan serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk yang sama dengan dewasanya, dan yang terakhir adalah imago atau serangga dewasa. Baik nimfaataupun belalang kayu dewasa, keduanya sama-sama menyukai sinar matahari dan akan mencari tempat-tempat yang terbuka yang terkena sinar matahari langsung untuk hinggap seperti misalnya di pucuk-pucuk pohon atau tanaman. Umumnya belalang kayu ini aktif mencari makan pada siang hari.<br /><br />Tahapan kehidupan nimfa (atau larva serangga lainnya) yang dilalui diantara proses pergantian kulit atau ekdisis satu dengan lainnya disebut ‘tahapan instar’. Nimfa belalang kayu akan berkembang dalam 6-7 kali ‘tahapan instar’ untuk belalang jantan, dan 7-8 kali ‘tahapan instar’ untuk belalang betina sebelum akhirnya menjadi belalang kayu dewasa.<br /><br />Belalang atau dalam bahasa Jawa disebut walang merupakan serangga yang menurut para petani di manapun adalah perusak tanaman padi alias hama yang melahap pucuk daun padi muda sehingga membuat buah padi sulit untuk tumbuh. Belalang kayu saat ini telah menjadi oleh-oleh khas Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta karena sering dibeli orang dari luar daerah. Sejumlah penjaja serangga tersebut yang banyak dijumpai di pinggir jalan jurusan Semanu-Wonosari dan Paliyan-Trowono. Bahkan, warga dari Jakarta dan Bandung sering mampir untuk sekedar membeli belalang kayu itu, kemudian dibawa pulang keasalnya untuk makanan kecil atau lauk pauk.<br /><br />“<span style="font-style:italic;">Iwak walang</span>” istilah orang Jawa untuk menyebut lauk belalang, memang merupakan lauk yang istimewa dari sisi kandungan gizinya, bahkan mengandung protein lebih banyak daripada kandungan protein udang windu. Belalang kayu ini mudah didapat dan beraroma khas selain mengandung protein yang tinggi yaitu 62,2 persen tiap 100 gramnya, juga tidak menimbulkan efek yang beracun atau berbahaya, bagi yang memakannya. Bagi mereka yang terbiasa menikmati jenis lauk ini, silahkan melihat buku resep hasil karya <span style="font-weight:bold;">juru masak terkenal asal Belanda, Henk van Gurp</span>, yang telah menulis <span style="font-style:italic;">Insect Cookbook</span>, buku resep serangga pertama di Belanda. Bahkan apabila anda menyempatkan diri datang ke Yogyakarta terutama di daerah Gunung Kidul akan dengan mudah anda temukan sajian belalang-belalang goreng siap santap. Sekarang ini juga sudah bisa ditemukan sajian belalang dalam bentuk abon belalang. <br /><br />Model menu abon belalang ini ditemukan oleh sekelompok mahasiswa jurusan pendidikan IPA Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta Risti Hardiyanti Rukmana, Anggit Betania Nugrahani, Dwi Ana Rizki dan Mustofa. Mereka berharap dengan diketemukan cara mengolah belalang menjadi abon belalang ini akan dapat dijadikan sebagai oleh-oleh khas dari Gunungkidul bagi wisatawan yang berasal dari luar daerah, selain itu juga dapat meningkatkan nilai ekonomi belalang sehingga dapat memicu warga yang bermata pencaharian sebagai pencari belalang untuk lebih mengembangkan usahanya.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Klasifikasi ilmiah belalang kayu</span> (<span style="font-style:italic;">Valanga nigricornis</span>)<br />Kingdom: Animalia Linnaeus, 1758 – hewan (animals)<br />Phylum: Arthropoda Latreille, 1829 – hewan beruas (arthropods)<br />Subphylum: Hexapoda Latreille, 1825 – "berkaki enam"<br />Class: Insecta Linnaeus, 1758 – serangga (insects)<br />Order: Orthoptera Latreille, 1793 – belalang (grashoppers, locusts), belalang daun (katydids) dan jangkrik (crickets)<br />Suborder: Caelifera Ander, 1939 – belalang (short-horned grasshoppers)<br />Superfamily: Acridoidea (MacLeay, 1821) Burmeister, 1839<br />Family: Acrididae MacLeay, 1821 – belalang (grasshoppers)<br />Subfamily: Cyrtacanthacridinae W.F. Kirby, 1902<br />Tribe: Cyrtacanthacridini<br />Genus: Valanga Uvarov, 1923<br />Species: Valanga nigricornis (H. Burmeister, 1838) <br /><br />Referensi:<br /><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Grasshopper">Wikepedia</a>, <a href="http://www.jepretanhape.com/2011/11/belalang-kayu-valanga-nigricornis.html">fotododi3384</a> (dodi estiara), <a href="http://www.fobi.web.id/v/insect/f-acr/val-nig">FOBI</a>elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-40285506283119890392012-05-07T19:58:00.002-07:002012-05-07T20:35:15.017-07:00POHON SERUT<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJfxwDxQ0jRTIQE7jOlTWaHPte_wP9NhrphM71ZsbEDUIBQ_DAg7Uubua_9mrP1sxBUwiKuMtbHOxRntbZxKVeZ8Pna_ceKfsZTy9RXiuu-CRfVyN0Uc1sVPE_OTIEhkh9k_2lcd4kWY8/s320/DSC00620.JPG"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgJfxwDxQ0jRTIQE7jOlTWaHPte_wP9NhrphM71ZsbEDUIBQ_DAg7Uubua_9mrP1sxBUwiKuMtbHOxRntbZxKVeZ8Pna_ceKfsZTy9RXiuu-CRfVyN0Uc1sVPE_OTIEhkh9k_2lcd4kWY8/s320/DSC00620.JPG" border="0" alt="" /></a><span style="font-weight:bold;">POHON SERUT</span> (<span style="font-style:italic;">Streblus asper</span>) sekarang lebih dikenal sebagai salah satu favorit pohon bonsai, bentuk batang dan daun yang eksotik menyebabkan bonsai Pohon Serut banyak diburu orang. Selain itu konon kabarnya pohon Serut ini mempunyai aura dingin yang bermanfaat untuk menangkal santet atau teluh yang mempunyai aura panas. Mengenai hal gaib ini memang secara ilmiah belum ada yang meneliti kebenarannya, tetapi secara supranatural ada orang yang menyakini kebenarannya. Memang kalau dilihat dari beberapa cerita di masyarakat pedesaan pohon Serut, Beringin, Preh, Randu Alas dan pohon-pohon tua lainnya selalu mempunyai cerita-cerita menarik yang berhubungan dengan alam gaib. Seperti di daerah Sleman Barat tepatnya di daerah Minggir terdapat kampong Serut, di depan sebuah bangunan tua peninggalan Belanda tumbuh subur Pohon Serut tua. Konon kabarnya pada malam-malam tertentu sering terjadi penampakan-penampakan gaib.<br /><br />Pohon Serut tumbuh menyemak sampai pohon menengah setinggi 4-10 meter, bentuk daun persegi panjang-bulat telur sampai belah ketupat dengan panjang 4-12 cm, permukaan daunnya kasar, tepi daun bergerigi, ujung runcing, pangkal daun meruncing, tulang daun menyirip. Bunga laki-laki pendek dan kuning kehijauan. Bunga femal adalah peduncled, biasanya berpasangan, hijau dan hampir penutup buah. Buah berbentuk bulat, dengan panjang 8-10 milimeter, kuning pucat, pericarpnya lembut dan berdaging, sedangkan bijinya bulat telur dengan diameter 5-6 milimeter.<br />Penyebaran pohon Serut ini dari sekitar India, Sri Lanka dan Asia Selatan sampai ke Asia Tenggara (termasuk Filipina). Di Indonesia saat ini Pohon Serut banyak dijumpai selain di Taman Nasional Alas Purwo sebagai salah satu habitat alaminya, juga dapat ditemukan di nursery – nursery sebagai tanaman bonsai yang di jual dengan harga dari Rp. 50.000,- s.d. Rp.150.000,-<br /> <br />Pohon Serut sangat apik jika dibonsai karena mempunyai perakaran tunjang yang kuat, berwarna coklat keputihan dengan batang berkayu, silindris, banyak cabang tinggi atau rendah, batang retak/bercelah, kulit batang hampir mengelupas, abu-abu. Dengan system percabangan yang banyak menjadikan Pohon Serut banyak diminati karena memudahkan untuk membentuk bonsai sesuai dengan selera masing-masing.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Manfaat:</span><br />Daun Serut kasar sehingga sering digunakan untuk membersihkan peralatan masak dan sebagai pengganti amplas. Kulit pohon serut yang telah direbus digunakan untuk desinfektan luka, dan juga digunakan secara internal untuk penyakit kulit yang disebut "culebra”, selain itu kulit pohon yang digunakan untuk penawar racun dengan cara dikunyah. Di India rebusan kulit Serut digunakan untuk demam, disentri dan diare. lateks dari serut digunakan untuk mengobati tumit yang sakit dan tangan pecah-pecah dengan dioleskan pada kelenjar pembengkakan. Selain itu Akar serut digunakan untuk menyembuhkan epilepsi dan pembengkakan inflamasi dan diterapkan untuk bisul serta sebagai astringen dan antiseptik.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Klasifikasi Ilmiah:</span> <span style="font-style:italic;">Kingdom Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Magnoliopsida, Ordo Urticales, Family Moraceae, Genus Streblus, Species Streblus asper Lour<br />Sinonim : Calius lactescens Blanco; Streblus lactescens Blanco</span><br /><br />Referensi: <a href="http://tamanasri-anthuriumku.blogspot.com/2010/05/no14-bonsai-serut.html">Taman Asri</a>, <a href="http://www.dephut.go.id/INFORMASI/TN%20INDO-ENGLISH/tn_alaspurwo.htm">TN Alas Purwo</a>elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-84938967814134987352012-05-06T19:53:00.004-07:002012-05-06T20:15:58.931-07:00TOKEK YANG MENGGIURKAN<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/d/38974-5/Gecko-gecko_Tembalang_DD.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 250px; height: 170px;" src="http://www.fobi.web.id/fbi/d/38974-5/Gecko-gecko_Tembalang_DD.jpg" border="0" alt="" /></a><span style="font-weight:bold;">Tokek</span> siapa yang tidak kenal dengan hewan satu ini walaupun sebetulnya terdapat 44 spesies Tokek, namun yang terkenal adalah Tokek rumah. Cicak besar bernama latin Gekko gecko dikenal di beberapa tempat dengan sebutan berbeda, misalnya tekek atau tokek, (Jawa), tokok (Sunda), dan tokay gecko atau tucktoo (Inggris).<br /><br />Cecak yang berukuran besar, berkepala besar. Panjang total mencapai 340 mm, hampir setengahnya adalah ekornya. Dorsal (sisi punggung) kasar, dengan banyak bintil besar-besar. Abu-abu kebiruan sampai kecoklatan, dengan bintik-bintik berwarna merah bata sampai jingga. Ventral (perut, sisi bawah tubuh) abu-abu biru keputihan atau kekuningan. Ekor membulat, dengan enam baris bintil; berbelang-belang. Kulit punggung tertutupi oleh sisik-sisik granular, bercampur dengan bintil-bintil yang agak besar. Pupil mata tegak bentuk jorong, dengan tepi yang bergerigi.<br /><br />Jari-jari kaki depan dan belakang dilengkapi dengan bantalan pengisap yang disebut scansor, yang terletak di sisi bawah jari. Gunanya untuk melekat pada permukaan yang licin. Jari-jari kaki depan dan belakang tumbuh sempurna, melebar di ujung, terkadang dengan selaput di antara pangkal jari, cakar (kuku) terdapat pada jari-jari sebelah luar, sisi bawah jari dengan sederetan bantalan pelekat (disebut scansor) yang berkembang baik dan tidak berbelah (berbagi). Terdapat pula pori-pori preanal atau preano-femoral, serta bintil post-anal. Maka, dari sisi atas jari-jari tokek nampak melebar.<br /><br />Hewan ini tersebar luas mulai dari India timur, Nepal, Bangladesh, lewat Myanmar, Tiongkokselatan dan timur, Thailand, Semenanjung Malaya dan pulau-pulau di sekitarnya, Sumatra, Jawa,Borneo, Sulawesi, Lombok, Flores, Timor, Aru dan Kepulauan Filipina (Manthey & Grossmann, 1997: 232).<br /><br />Sepuluh tahun yang lalu Tokek ini masih mudah dicari di habitatnya baik pada rumah-rumah penduduk di pedesaan maupun di pohon-pohon besar di hutan. Perburuan Tokek yang tanpa pandang bulu dan ganas menjadikan segala ukuran Tokek lenyap dan sulit ditemukan lagi, Suara teritorialnya yang keras dan khas, tokke ... tokkee ..., menjadi dasar penyebutan namanya dalam berbagai bahasa. Suara khas dan keras ditambah lagi ukurannya yang relative lebih besar dibanding cicak menjadikan Tokek mudah dicari. <br /><br />Isu bisnis Tokek yang menggiurkan lebih dominan daripada isu manfaat Tokek untuk keseimbangan alam. Banyak orang sekarang ini mempunyai falsafah tidak peduli dengan alam asal uang ada ditangan. Falsafah ini sedikit demi sedikit mulai benar-benar mengancam kenyamanan lingkungan yang kita cintai ini. Memang sebetulnya bisnis tokek masih diselimuti misteri. <span style="font-weight:bold;">Meski para penjualnya telah mendapatkan keuntungan banyak dari bisnis ini, tapi khasiatnya belum benar-benar teruji.</span> Bahkan rumor terakhir, tokek bisa menyembuhkan HIV/AIDS. Namun belum bisa ada yang membuktikannya. <br /><br />Hewan ini kebanyakan aktif di saat senja dan malam hari, meski suara panggilannya kadang-kadang terdengar di siang hari. Tokek tinggal di lubang pepohonan di hutan atau di rekahan batuan atau gua; namun sebagian jenisnya juga beradaptasi dengan lingkungan manusia dan bersifat komensal. <br /><br />Tokek memburu aneka serangga dan invertebrata lain sebagai makanannya, walaupun juga tidak segan memangsa vertebrata lain yang lebih kecil ukurannya. Tokek betina biasanya mengeluarkan sepasang telur, yang disimpan berlekatan di sudut lubang atau dinding. Tempat menyimpan telur ini biasa digunakan berulang kali oleh tokek yang sama.<br /><br />Anehnya walaupun di alam liar sudah sulit dicari, padahal bisnis Tokek juga belum berhenti namun sampai saat ini belum ada orang mencoba beternak Tokek. Untuk keluarga penulis sendiri di Yogyakarta sudah melepas liarkan beberapa Tokek ke habitatnya salah satunya dua ekor di lepas di rumah penulis dan semoga saja tidak di tangkap oleh para pemburu Tokek. Penulis hanya tidak ingin Tokek tinggal ceritanya saja di samping berharap Tokek juga dapat ikut mengendalikan populasi serangga-serangga yang menjadi hama para petani seperti wereng, kupu-kupu, kecoa maupun nyamuk.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Klasifikasi Ilmiah: </span><br />Kerajaan: Animalia, Filum: Chordata, Kelas: Reptilia, Ordo: Squamata, Up Ordo: Lacertilia, Famili: Gekkonidae, Up Famili: Gekkoninae, Genus: Gekko, Spesies: Gekko Gecko<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Referensi:</span> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Tokek">wikipedia</a>, <a href="http://www.fobi.web.id/fbi/v/reptil/f-gek/">Biodeversitas Indonesia</a>elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-43852638860930989802012-05-03T20:00:00.005-07:002015-03-15T19:53:20.064-07:00PELESTARIAN AYAM HUTAN<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqeyvtF8zi6D78mcvy7EWaxNKk3vflzjfYa2M7aU0W28IqGhyphenhyphengXvZt7EVNCvhXPxvjRYHIsHH_k4mlpdftLaWScqbDK8PVLpySFyVcHXllYWBeTjnptzt-V7pNiKYcpg-o30hMYSstvNo/s1600/ayam+hutan+kelabu.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhqeyvtF8zi6D78mcvy7EWaxNKk3vflzjfYa2M7aU0W28IqGhyphenhyphengXvZt7EVNCvhXPxvjRYHIsHH_k4mlpdftLaWScqbDK8PVLpySFyVcHXllYWBeTjnptzt-V7pNiKYcpg-o30hMYSstvNo/s1600/ayam+hutan+kelabu.jpg" height="234" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ayam Hutan Abu-Abu</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Keaneka ragaman kekayaan flora fauna Indonesia sangat indah dan menarik untuk dikagumi. Salah satunya adalah ayam hutan yang merupakan nama umum bagi jenis-jenis ayam liar yang hidup di hutan. Jantan dengan betina berbeda bentuk tubuh, warna dan ukurannya (dimorfisme seksual, <span style="font-style: italic;">sexual dimorphisme</span>). Ayam hutan jantan memiliki bulu yang berwarna-warni dan indah, berbeda dengan ayam betinanya yang cenderung berwarna monoton dan kusam.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ayam hutan diyakini sebagai nenek moyang ayam peliharaan. Dalam bahasa daerah, ayam ini disebut dengan berbagai nama seperti canghegar atau cangehgar (Sd.), ayam alas (Jw.), ajem allas atau tarattah (Md.). Memiliki nama ilmiah Gallus varius (Shaw, 1798), ayam ini dalam bahasa Inggris disebut <span style="font-style: italic;">Green Junglefowl, Javan Junglefowl, Forktail, atau Green Javanese Junglefowl;</span> yakni merujuk pada warna, asal tempatnya hidupnya dan sifatnya yang liar.</div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
Ada empat spesies ayam liar yang semuanya digolongkan dalam <span style="font-style: italic;">genus Gallus Kelas Aves</span>. Keempat spesies ayam liar tersebut dikenal dengan sebutan ayam hutan, yaitu ayam hutan Ceylon (<span style="font-style: italic;">Gallus lafayetti Lesson</span>), ayam hutan abu-abu (Gallus sonneratti Temmick), ayam hutan merah (<span style="font-style: italic;">Gallus gallus Linnaeus</span>), dan ayam hutan hijau (<span style="font-style: italic;">Gallus varius Shaw</span>) (HUTT, 1949).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ayam hutan Ceylon (<span style="font-style: italic;">Gallus lafayetti Lesson</span>) banyak ditemukan di Sri Langka. Ciri utama ayam ini mempunyai warna bulu mirip ayam hutan merah. Pada ayam jantan, bulu bagian dada berwarna merah jingga dan coklat gelap dan yang betina mempunyai bercakbercak coklat pucat dan coklat gelap atau bercak lurik, jengger pada bagian tengahnya berwarna kuning serta telurnya totol-totol. Sayap dan ekor mempunyai lurik coklat hitam (HUTT, 1949; WALUYO dan SUGARDJITO, 1984).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ayam hutan abu-abu (<span style="font-style: italic;">Gallus sonneratti Temmick</span>) tersebar di bagian Barat dan Selatan India dari Bombay sampai Madras (HUTT, 1949). Ayam jantan mempunyai warna bulu dada kombinasi antara warna hijau, hitam dan putih. Ujung sayap dan ekor mengecil seperti cacing. Bulu dominan pada jantan dan betina adalah abu-abu dan perak sedangkan pada bagian leher ada lurik putih (WALUYO dan SUGARDJITO, 1984).</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ayam hutan merah (<span style="font-style: italic;">Gallus gallus Linnaeus</span>) tersebar meliputi dari India, Burma, Siam, Cochin, Cina, Semenanjung Malaya, Filipina, dan Indonesia. Di Indonesia dapat ditemukan di Sumatera, Jawa, Lombok dan Timor (HUTT, 1949; WALUYO dan SUGARDJITO, 1984). Ayam jantan memiliki bulu dada berwarna hitam, jengger tunggal berukuran besar dan bergerigi yang berwarna merah. Bulu leher panjang dan sempit, punggung dan sayap berwarna coklat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ayam-ayam ini dari segi bentuk tubuh dan perilaku sangat serupa dengan ayam-ayam peliharaan (<span style="font-style: italic;">Gallus gallus domesticus</span>), karena memang merupakan leluhur dari ayam peliharaan. Terutama Ayam hutan merah (Gallus gallus) yang lebih banyak miripnya dengan moyang dari ayam peliharaan. Hal inipun juga mempengaruhi hasil persilangan antara ayam domestik dengan ayam hutan merah, hidup dan yang dapat bereproduksi secara normal, dibanding jika menyilangkan dengan ayam hutan hijau. Fenomena ini didukung oleh penelitian polymorphisme protein darah oleh HASHIGUCHI et al. (1993) yang mendapatkan hasil bahwa kemiripan genetik ayam domestik dengan ayam hutan merah lebih dekat dibandingkan dengan ayam hutan hijau, sehingga kemungkinan hal ini yang mempengaruhi aktivitas perkawinan di antaranya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Dahulu di pedesaan di daerah Yogyakarta masih banyak ditemukan ayam kampong yang mirip dengan ayam hutan merah ini. Namun untuk saat ini ayam kampong jenis ini yang bertubuh kecil dengan corak bulu yang hamper sama dengan ayam hutan merah sudah sulit dicari. Saat ini penduduk desa lebih senang menyilangkan ayam kampong mereka dengan ayam Bangkok, sehingga keturunan ayam kampong sekarang rata-rata berpostur tegap dan besar.</div>
<br />
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: right; margin-left: 1em; text-align: right;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggjyYIh-0_kKAQxDrSCNDhcO8Ijv4BE4YEifr0pgmTb7eP5XWwofr5C977MCZYwNRbQCMs6RyFy2xhLESO95MeC-Yapbn5ZkvtF1rQq84BMDoJSgw1R834nkqM6yIHm5vn2G1ET0vNVvc/s1600/ayam+hutan+hijau.jpg" imageanchor="1" style="clear: right; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggjyYIh-0_kKAQxDrSCNDhcO8Ijv4BE4YEifr0pgmTb7eP5XWwofr5C977MCZYwNRbQCMs6RyFy2xhLESO95MeC-Yapbn5ZkvtF1rQq84BMDoJSgw1R834nkqM6yIHm5vn2G1ET0vNVvc/s1600/ayam+hutan+hijau.jpg" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ayam Hutan Hijau</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Dahulu sekitar tahun 1980 di daerah pegunungan Pare dan Menoreh Daerah Istimewa Yogyakarta masih banyak ditemukan Ayam Hutan Hijau. Ayam-hutan Hijau adalah nama sejenis burung yang termasuk kelompok unggas dari suku <span style="font-style: italic;">Phasianidae</span>, yakni keluarga ayam, puyuh, merak dan sempidan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Secara geografis kedua wilayah di Yogyakarta ini berbukit-bukit dan relative masih terdapat hutan-hutan kecil yang tidak begitu rapat. Seperti kebanyakan ayam hutan hijau lebih menyukai daerah terbuka dan berpadang rumput, tepi hutan dan daerah dengan bukit-bukit rendah dekat pantai. Bahkan dahulu di dusun Ngaran Margokaton Seyegan Sleman sering terjadi beberapa ayam hutan masuk ke pedesaan dan berbaur dengan ayam kampung peliharaan penduduk, hal ini terjadi biasanya pada saat musim kemarau dimana-mana hutan pada merangas karena daunya kering. Ayam hutan yang kesulitan mencari makan akhirnya masuk ke pedesaan untuk mencari makan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<table cellpadding="0" cellspacing="0" class="tr-caption-container" style="float: left; margin-right: 1em; text-align: left;"><tbody>
<tr><td style="text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg54XPeUl5J6clmoUuL2n0I0XWO-nGKiQcbmQTc9aIsNA3ACZ794XPJBIC9ry4I11VVX1jWfGPrC5Ht2ioKU6hWd3pdK4I9HjeYsqQK7NR6xL97cb_EQpRZzDx3kqpEOeyV4-oVTh-FVP0/s1600/ayam+hutan+merah.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; margin-bottom: 1em; margin-left: auto; margin-right: auto;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg54XPeUl5J6clmoUuL2n0I0XWO-nGKiQcbmQTc9aIsNA3ACZ794XPJBIC9ry4I11VVX1jWfGPrC5Ht2ioKU6hWd3pdK4I9HjeYsqQK7NR6xL97cb_EQpRZzDx3kqpEOeyV4-oVTh-FVP0/s1600/ayam+hutan+merah.jpg" height="240" width="320" /></a></td></tr>
<tr><td class="tr-caption" style="text-align: center;">Ayam Hutan Merah</td></tr>
</tbody></table>
<div style="text-align: justify;">
Tetapi tidak seperti keturunannya ayam kampung, Ayam-hutan Hijau pandai terbang. Anak ayam hutan ini telah mampu terbang menghindari bahaya dalam beberapa minggu saja. Ayam yang dewasa mampu terbang seketika dan vertikal ke cabang pohon di dekatnya pada ketinggian 7 m atau lebih. Terbang mendatar, Ayam-hutan Hijau mampu terbang lurus hingga beberapa ratus meter; bahkan diyakini mampu terbang dari pulau ke pulau yang berdekatan melintasi laut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pagi dan petang hari, ayam jantan berkokok dengan suaranya yang khas, nyaring sengau. Mula-mula bersuara cek-kreh.. berturut-turut beberapa kali seperti suara bersin, diikuti dengan bunyi cek-ki kreh.. 10 – 15 kali, dengan jeda waktu beberapa sampai belasan detik, semakin lama semakin panjang jedanya. Kokok ini biasanya segera diikuti atau disambut oleh satu atau beberapa jantan yang tinggal berdekatan. Ayam betina berkotek mirip ayam kampung, dengan suara yang lebih kecil-nyaring, di pagi hari ketika akan keluar dari sarangnya.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Di Indonesia terdapat dua jenis ayam hutan yang menyebar alami terutama di bagian barat kepulauan. Kedua jenis itu ialah ayam-hutan merah, yang menyukai bagian hutan yang relatif tertutup; dan ayam-hutan hijau, yang lebih menyenangi hutan-hutan terbuka dan wilayah berbukit-bukit.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pagi dan sore ayam ini biasa mencari makanan di tempat-tempat terbuka dan berumput, sedangkan pada siang hari yang terik berlindung di bawah naungan tajuk hutan. Ayam-hutan Hijau memakan aneka biji-bijian, pucuk rumput dan dedaunan, aneka serangga, serta berbagai jenis hewan kecil seperti laba-laba, cacing, kodok dan kadal kecil.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ayam ini kerap terlihat dalam kelompok, 2 – 7 ekor atau lebih, mencari makanan di rerumputan di dekat kumpulan <span style="font-style: italic;">ungulata</span> besar seperti kerbau, sapi atau banteng. Selain memburu serangga yang terusik oleh hewan-hewan besar itu, Ayam-hutan Hijau diketahui senang membongkar dan mengais-ngais kotoran <span style="font-style: italic;">herbivora</span> tersebut untuk mencari biji-bijian yang belum tercerna, atau serangga yang memakan kotoran itu.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Pada malam hari, kelompok ayam hutan ini tidur tak berjauhan di rumpun bambu, perdu-perduan, atau daun-daun palem hutan pada ketinggian 1,5 – 4 m di atas tanah.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Ayam-hutan Hijau berbiak antara bulan Oktober-Nopember di Jawa Barat dan sekitar Maret-Juli di Jawa Timur. Sarang dibuat secara sederhana di atas tanah berlapis rumput, dalam lindungan semak atau rumput tinggi. Telur 3-4 butir berwarna keputih-putihan.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-weight: bold;">PELESTARIAN AYAM HUTAN</span></div>
<div style="text-align: justify;">
Walaupun dibeberapa daerah ayam hutan liar sudah jarang ditemukan namaun ayam hutan saat ini belum termasuk satwa liar yang harus dilindungi akan tetapi melihat nilai ekonomi yang dimiliki maka konservasi untuk mempertahankan populasinya perlu mendapat perhatian sejak dini agar tidak terlambat.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penangkaran ayam hutan adalah cara terbaik untuk tetap dapat mempertahankan populasi ayam hutan perlu segera dilakukan. Penangkaran akan lebih mudah dilakukan dengan jalan penetasan dan pembesaran bersama ayam kampung. Apabila diperoleh beberapa ekor anak jantan dan betina hasil penetasan dan pembesaran, ini dapat dijadikan sebagai stok awal dalam memperbanyak populasi ayam hutan yang ada tersebut.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Penangkaran ayam hutan dan mengembangkan populasinya tidak cukup mudah walaupun ayam hutan yang dipelihara sudah cukup jinak. Ayam hutan adalah salah satu satwa liar yang mungkin dapat dibudidayakan akan tetapi sukarnya ayam hutan dalam berkembang biak merupakan salah satu masalah yang akan dihadapi jika akan dibudidayakan. Namun dengan desain kandang yang menyerupai habitat asli di samping ketersediaan pakan yang cukup seperti di sangkar burung TMII maupun Taman Safari, ternyata dapat meningkatkan perkembangbiakan ayam hutan ini.</div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
Sebetulnya tujuan konservasi satwa liar adalah terjaminnya kelangsungan hidup satwa liar dan terjaminnya kebutuhan masyarakat untuk memanfaatkannya baik langsung maupun tidak langsung berdasarkan prinsip kelestariannya. Pola konservasi satwa liar di Indonesia mengikuti strategi konservasi dunia, yaitu tidak saja bertujuan untuk melestarikan spesiesspesies yang ada tetapi juga berusaha untuk memanfaatkannya bagi kesejahteraan manusia secara lestari. Dalam pelaksanaannya, konservasi satwa liar diselenggarakan baik di habitat alamnya (<span style="font-style: italic;">in situ</span>) maupun di luar habitat almnya (<span style="font-style: italic;">ex situ</span>) dengan cara penangkaran.</div>
<br />
Referensi:<br />
<a href="http://www.fobi.web.id/v/aves/f-phs">Biodeversitas Indonesia</a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Ayam_Hutan">Ayam Hutan Wikipedia</a>, <a href="http://omkicau.com/2009/12/22/pelestarian-ayam-hutan-melalui-pembentukan-ayam-bekisar-untuk-ternak-kesayangan-bagian2/">Klub Burung</a> dllelhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-12279423648293652602012-04-30T18:56:00.002-07:002012-04-30T18:58:00.836-07:00DAUN PAKIS<a href="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/57/Polystichum_setiferum0.jpg/240px-Polystichum_setiferum0.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 240px; height: 180px;" src="http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/5/57/Polystichum_setiferum0.jpg/240px-Polystichum_setiferum0.jpg" border="0" alt="" /></a>Pakis atau Paku, merupakan tumbuhan yang tidak asing lagi bagi kita semua. Ada ribuan jenis paku bahkan hasil pengamatan para ahli diperkirakan 3.000 dari 10.000 jenis pakis di dunia ternyata terdapat di Indonesia. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Tumbuhan ini cenderung menyukai kondisi air yang melimpah karena salah satu tahap hidupnya tergantung dari keberadaan air, yaitu sebagai tempat media bergerak sel sperma menuju sel telur. Tumbuhan paku pernah merajai hutan-hutan dunia di Zaman Karbon sehingga zaman itu dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku. <br /><br />Bentuk tumbuhan paku bermacam-macam, ada yang berupa pohon (paku pohon, biasanya tidak bercabang), epifit, mengapung di air, hidrofit, tetapi biasanya berupa terna dengan rizoma yang menjalar di tanah atau humus dan ental (bahasa Inggris frond) yang menyangga daun dengan ukuran yang bervariasi (sampai 6 m). Ental yang masih muda selalu menggulung (seperti gagang biola) dan menjadi satu ciri khas tumbuhan paku. Daun pakis hampir selalu daun majemuk.<br /><br />Pakis yang umum kita temukan di pinggir sungai dan pagar-pagar tegalan yang lembab, biasanya pakis suka muncul diantara tanaman lain. Beberapa jenis pakis ini bisa dimakan. Jenis yang antara lain umum dimakan ini di Bali dikenal dengan sebutan Paku Jukut atau Paku sayur (Diplazium esculentum). Paku sayur merupakan sejenis pakis yang biasa dimakan sebagai sayuran oleh penduduk di Asia Tenggara dan kepulauan Pasifik. Sejak jaman dulu nenek moyang kita memanfaatkannya sebagai bahan sayur mayur utama yang tinggal petik, Paku sayur ini biasanya tidak dibudidayakan, melainkan tumbuh liar di tepi sungai, tebing-tebing yang lembab dan teduh, atau di hutan dan pegunungan. <br /><br />Namun belakangan, karena tidak ada yang memperhatikannya dengan serius, pakis mulai jarang kita temukan di pasaran, terutama di kota-kota besar. Walaupun begitu di kota besar masih ada satu dua orang yang menyajikan sayur pakis bagi keluarganya, karena kadang di supermarket juga menjual daun pakis ini. Pakis sayur yang memiliki daun indah ini juga memiliki tekstur rasa yang cukup empuk dan enak. Bagian pakis yang dimakan sebagai sayuran sesungguhnya adalah daun muda yang yang belum mekar secara sempurna. Karena itu, untuk sayuran harus dipanen saat masih muda, supaya berasa enak dan bertekstur lunak. Bila telat dipanen, daun pakis menjadi sangat berserat, alot, dan tidak enak dimakan. Kita bisa memanfaatkannya untuk ditumis, dicampur dengan kecambah kedelai, dipelecing ataupun dimasak dengan santan. <br /><br /><span style="font-weight:bold;">Gizi dan khasiat</span><br /><br />Daun pakis dipercaya berkhasiat untuk menyembuhkan luka. Hal itu dikarenakan kandungan vitamin C-nya cukup tinggi, yaitu 30 mg per 100 g. Fungsi vitamin C banyak berkaitan dengan pembentukan kolagen. Vitamin C diperlukan untuk hidroksilasi prolin dan lisln menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin, yang merupakan bahan penting dalam pembentukan kolagen.<br /><br />Kolagen merupakan senyawa protein yang memengaruhi integritas struktur sel di semua jaringan ikat, seperti pada tulang rawan, membran kapiler, dan kulit. Dengan demikian, vitamin C berperan besar dalam penyembuhan luka.<br /><br />Daun pakis yang berwarna hijau gelap kaya akan betakaroten. Di dalam tubuh, betakaroten akan dimetabolisme menjadi vitamin A. Kandungan betakaroten dalam daun pakis setara dengan 432 RE vitamin A.<br /><br />Betakaroten ini berperan dalam mengatur proses metabolisme di beberapa jaringan tubuh. Selain itu, betakaroten juga mengatur kerja gen-gen yang terlibat dalam sistem imunitas, sehingga dapat membantu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap berbagai penyakit, khususnya penyakit infeksi.<br /><br />Selain itu daun pakis mengandung beberapa komponen nongizi yang penting bagi kesehatan. Komponen nongizi yang utama pada pakis adalah flavonoid dan polifenol. Flavonoid adalah kelompok senyawa fenol yang mempunyai dua peran utama, yaitu sebagai antioksidan dan antibakteri. Sebagai antioksidan, flavonoid dalam daun pakis berperan untuk menetralkan radikal bebas. Radikal bebas merupakan suatu komponen yang berbahaya dan mengganggu metabolisme tubuh. Radikal bebas biasanya berasal dari polusi atau bahan-bahan kimia. Flavonoid sebagai antioksidan dapat mencegah munculnya penyakit yang ditimbulkan oleh radikal bebas. Contohnya, penuaan dini, kanker, dan berbagai penyakit degeneratif lainnya.<br /><br />Sebagai antibakteri, flavonoid bergabung dengan protein ekstraseluler dan membentuk senyawa kompleks. Senyawa kompleks tersebut mengganggu integritas membran sel dan menghambat pertumbuhan sel-sel bakteri. Peran antibakteri tersebut dapat digunakan sebagai pengawet pada berbagai bahan pangan dan nonpangan.<br /><br />Komponen nongizi lain pada daun pakis yang berperan sebagai antibakteri adalah palifenol. Polifenol dapat bereaksi dengan protein, membentuk suatu kompleks fenol-protein yang dapat mengganggu proses terbentuknya membran atau dinding sel bakteri.<br /><br />Daun pakis juga dipercaya berkhasiat mencegah penyakit rematik. Hal itu dikarenakan adanya kandungan kalsium dan fosfor yang cukup tinggi, yaitu masing-masing 42 mg dan 172 mg per 100 g daun pakis. Kalsium dan fosfor merupakan mineral makro yang diperlukan untuk pertumbuhan, pembentukan, dan pemeliharaan kesehatan tulang.<br /> <br />Walaupun Pakis enak dimakan, tetapi tidak dianjurkan untuk dikonsumsi dalam keadaan mentah sebagai lalapan karena daun pakis mentah mengandung asam sikimat yang dapat mengganggu saluran pencernaan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Penyerap Polusi Tanah</span><br />Kalau kita mengenal Sansivera (lidah mertua) sebaga penyerap polusi udara, maka tumbuhan Pakis jenis Ptetis fitata ini setelah di observasi dan di teliti di laboratorium menunjukkan pakis tersebut mampu menyerap zat beracun dalam tanah. Hal ini juga diketahui setelah penelitian ternyata pakis mampu menghisap arsenat secara mengagumkan. Hal ini terbukti ketika pakis tumbuh di suatu daerah, maka konsentrasi arsenat di dalam pakis mencapai 200 kali lebih besar di banding konsentrasi arsenat di dalam tanah di mana pakis itu tumbuh. Tentunya penemuan diharapkan mampu membantu penyediaan air bersih, yang kadarnya makin berkurang di kota-kota besar, karena air bersihnya banyak yang tercemar.<br /><br /><br /><span style="font-weight:bold;">Klasifikasi ilmiah: </span><br />Kerajaan: Plantae Divisi: Pteridophyta Kelas: Psilotopsida Equisetopsida Marattiopsida Polypodiopsidaelhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-35724671449974989132012-04-29T22:47:00.004-07:002012-04-29T23:04:24.765-07:00CUK URANG SI RAJA UDANG<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/d/28998-3/Raja-Udang-Biru_Jrakah_12.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 305px; height: 170px;" src="http://www.fobi.web.id/fbi/d/28998-3/Raja-Udang-Biru_Jrakah_12.jpg" border="0" alt="" /></a>Cuk Urang termasuk keluarga Alcedinidae, sebetulnya nama local dari Raja Udang yang diberikan oleh masyarakat Yogyakarta. Cuk Urang berbeda dengan <a href="http://ciptowildlifephotography.blogspot.com/2012/02/si-pecuk-padi-hitam-berjemur_06.html">Pecuk Padi</a> <span style="font-style:italic;">Phalacrocorax sulcirostris</span>, walaupun sama-sama makan udang, ikan kecil, aneka reptil, kodok dan serangga. Mangsa dibunuh dengan memukul-mukulkannya ke batang pohon atau ke batu, baru dimakan.<br /><br />Secara proporsional sebetulnya postur Cuk Urang ini tidak sebagus jenis burung lainnya. Semua Raja Udang (King Fisher) mempunyai kepala besar; memiliki paruh yang besar pula, panjang dan runcing, nampak kurang seimbang dengan ukuran tubuhnya yang relatif kecil. Kaki pendek, begitu juga lehernya. Tiga jari yang menghadap ke muka, saling melekat sebagian di pangkalnya. <br /><br /><a href="http://www.fobi.web.id/fbi/d/77462-2/Alcedo-atthis_Laiwangi-Wanggameti_OH.jpg?g2_GALLERYSID=34ab7dd3d86fcfba30e623edff85c13c"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 305px; height: 170px;" src="http://www.fobi.web.id/fbi/d/77462-2/Alcedo-atthis_Laiwangi-Wanggameti_OH.jpg?g2_GALLERYSID=34ab7dd3d86fcfba30e623edff85c13c" border="0" alt="" /></a>Dahulu sekitar tahun 80an di daerah Ngaran, Margokaton Seyegan Sleman masih banyak dijumpai burung Raja Udang ini. Burung Raja Udang yang paling sering kelihatan adalah yang tubuhnya sangat kecil (14 cm) berwarna biru dan putih bagian atas, garis dadanya biru kehijauan mengkilap, mangkota dan penutup sayap bergaris hitam kebiruan, tenggorokan dan perut berwarna putih, iris coklat, paruh kehitam-hitaman dan kakinya merah. Sebetulnya memang masih banyak jenis Raja Udang lainnya yang memiliki warna cerah, terutama biru berkilau dan coklat kemerahan, di samping warna putih. Pola warna sangat beragam.<br /><br />Sebagian jenis raja-udang hidup tak jauh dari air, baik kolam, danau, maupun sungai. Sebagian jenis lagi hidup di pedalaman hutan. Jenis Raja Udang menghuni daerah-daerah lahan basah seperti daerah-daerah aliran sungai, hutan mangrove, danau/telaga, rawa-rawa pesisir. Dahulu ikan-ikan di kolam orang tua sering dipanen oleh burung Cuk Urang ini, untuk jenis ikan kecil pasti habis disantap oleh burung ini, sedangkan jenis ikan yang sudah besar dan berat seperti ikan gurame biasanya yang diambil hanya kedua matanya saja. Para petani ikan di desa Ngaran biasanya memasang jala di atas kolam, sehingga terhindar dari hama Cuk Urang ini.<br /><br />Raja Udang biasanya membuat sarang dalam lubang di tanah, tebing sungai, batang pohon atau sarang rayap. Meski raja-udang bukanlah makhluk yang resik, burung ini sangatlah subur. Banyak spesies burung mampu berbiak untuk kedua kalinya, antara 2-5 butir, biasanya keputih-putihan dan hampir bundar. Telur raja-udang pun menetas setelah dierami selama tiga minggu. Kedua induk dari burung yang telah menetas juga akan mencari makan dengan bersungguh-sungguh. Burung raja-udang adalah pemburu yang menyergap dengan tiba-tiba, bertengger di atas sebuah sungai sampai seekor ikan kecil masuk ke dalam jarak tembaknya. Ia bisa menukik, menyerang, dan terbang kembali ke tempatnya bertengger hanya dalam tempo dua detik. Si pemangsa lalu membanting mangsanya ke batang pohon untuk membuat korbannya itu pingsan. Selama tiga atau empat minggu lamanya burung-burung muda itu akan berdiam di sarang dan kedua induk bisa membawa 50 sampai 70 ekor ikan setiap hari sehingga serakan tulang ikan pun akan semakin menumpuk tinggi.<br /><br />Dengan hidup menyendiri hampir sepanjang tahun, setiap raja-udang berusaha keras melindungi lahan yang dimilikinya untuk menjamin ketersediaan ikan yang cukup dan tempat bersarang yang baik. Suaranya sangat nyaring dan burung itu akan berkicau agar semua tahu kedatangannya, Perkelahian di antara raja-udang dimulai dengan kejar-kejaran berkecepatan tinggi dan sesekali patukan paruh. Kalau tawuran di udara tidak menyelesaikan masalah, nyawa bisa jadi taruhannya. Di tepi sungai, dua ekor raja-udang akan saling mengunci paruh lawan dan berusaha untuk menenggelamkan musuhnya tersebut.<br /><br />Di waktu yang lain, musim kawin akan menjadi masa gencatan senjata antara burung jantan dan betina. Pendekatan sang jantan dilakukan tanpa basa-basi: dia meluncur cepat mendekati mantan musuhnya itu (si betina) sambil bersiul tinggi. Kalau si betina menerima kedatangannya, sang jantan akan menghujani kekasihnya itu dengan ikan segar, menyuapkan bagian kepala ikan itu terlebih dahulu ke dalam paruh sang pujaan hati. Pada satu kesempatan di mana sebuah gencatan senjata disepakati antartetangga, kedua sejoli akan menyatukan daerahnya – untuk sementara. Dari wilayah gabungan itu keduanya akan memilih sarang yang lama untuk digunakan kembali atau membuat sarang baru. Sepasang raja-udang biasanya membutuhkan waktu setidaknya 14 hari untuk memahat sebuah lubang sepanjang satu meter.<br /><br />Karena bukan tipe pemilik rumah yang apik, burung raja-udang melapisi sarang yang diselimuti kegelapan itu dengan menaburkan lapisan tulang-tulang ikan kecil yang dimuntahkan dalam bentuk bola-bola kecil, kemudian bola-bola itu diremukkan ala kadarnya dengan paruh. Dahulu sarang Cuk Urang sering dijumpai di tebing sekitar tugu pompa, tebing di sini sangat dahulu sangat ideal untuk membuat sarang selain tempatnya yang sedikit gelap karena di bawah rindangan hutan bamboo, juga tanah di sini cukup gembur untuk di buat sarang Cuk Urang dengan paruh kuat mereka. Selain di daerah ini Cuk Urang juga banyak dijumpai di sawah sebelah selatan pasar Balangan yang lokasinya tidak jauh dengan hutan bamboo dan kelapa.<br /><br />Seiring dengan mengeliatnya perekonomian di desa-desa wilayah Yogyakarta khususnya Sleman Barat, menjadikan habitat Cuk Urang pun ikut bergeser ke arah barat yaitu sekitar gunung Tugel sampai ke arah utara daerah Kedung Prahu dan Perbotan.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Klasifikasi ilmiah:</span><br />Kerajaan : Animal, Filum : Chordate, kelas : Aves, ordo : Coraciiformes, subordo :Alcedinus family : Alcedinidae, Helcyonidae dan Cerylidae. <br /><br />Di seluruh dunia, terdapat kurang lebih 90 spesies burung raja-udang. Pusat keragamannya adalah di daerah tropis di Afrika, Asia dan Australasia.<br /><br /><a href="http://www.kicaumania.org/forums/showthread.php?13751-Kingfisher-raja-Udang-cekakak"><span style="font-style:italic;">jenis-jenis Raja Udang</span></a>elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-32086997307214854542012-04-26T19:26:00.003-07:002012-04-26T19:58:50.089-07:00KEPODANG JAWA<a href="http://www.fobi.web.id/fbi/d/54133-2/Oriolus-chinensis_UGM_TS.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 200px;" src="http://www.fobi.web.id/fbi/d/54133-2/Oriolus-chinensis_UGM_TS.jpg" border="0" alt="" /></a><span style="font-weight:bold;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kepodang">Manuk Podang</a></span> Jw (burung Kepodang) <span style="font-style:italic;">Oriolus chinensis</span> adalah burung berkicau (<span style="font-style:italic;">Passeriformes</span>) yang mempunyai bulu yang indah dan juga terkenal sebagai burung pesolek yang selalu tampil cantik, rapi, dan bersih termasuk dalam membuat sarang. Burung Kepodang di alam liar terutama di daerah Yogyakarta sudah tidak ditemukan lagi. Nasib burung cantik ini sungguh mengenaskan, penulis belum mendengar ada relawan-relawan yang sudi menangkarkan kemudian melepas liarkan burung Kepodang ini. Burung Kepodang (Oriolus chinensis), meskipun di beberapa tempat di Indonesia sudah jarang ditemukan tetapi secara umum masih dikategorikan sebagai ‘Least Concern’ atau ‘Beresiko Rendah’ oleh IUCN Redlist. Artinya burung pesolek maskot provinsi Jawa Tengah ini masih dianggap belum terancam kepunahan.<br /><br />Kepodang merupakan salah satu jenis burung yang sulit dibedakan antara jantan dan betinanya berdasarkan bentuk fisiknya. Hal inilah yang merupakan salah satu kesulitan dalam usaha menakarkan si cantik ini. Sebetulnya kalau ada niatan pemerintah untuk melestarikan burung Kepodang ini terutama dari pemerintah Jawa Tengah yang telah menjadikan burung Kepodang ini mascot, pemerintah dapat melakukan penyitaan burung-burung Kepodang di Pasar burung baik di wilayah Yogyakarta maupun Jawa Tengah kemudian ditangkarkan. <br /><br />Usaha pemerintah dan kepedulian masyarakat akan kelestarian alam akan dapat membantu mengentaskan burung Kepodang dari ancaman kepunahan. Kalau di P. Bali ada usaha pelestarian burung <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Jalak_Bali">Jalak Bali</a>, kenapa di Jawa Tengah dan Yogyakarta tidak mulai saja pelestarian burung Kepodang. Sampai saat ini kepedulian masyarakat dan pemerintah akan kelestarian burung Kepodang ini masih rendah, hal ini terbukti status burung Kepodang ini masih termasuk jenis burung kurungan karena dibeli oleh masyarakat sebagai penghias rumah, oleh karenanya burung ini masuk dalam komoditas perdagangan yang membuat populasinya semakin kecil. <br /><br />Pada sekitar tahun 1980 burung Kepodang masih sering dijumpai di pepohonan sekitar desa-desa wilayah Yogyakarta. Siulan khas dari burung ini menjadikan burung Kepodang juga dikenal oleh masyarakat Yogyakarta dan sekitarnya sebagai “manuk pitu wolu” karena bunyinya yang nyaring mirip dengan ucapan pitu-wolu (tujuh delapan). Suara indah itu hanya dalam kurun 10 tahun saja sudah susah ditemukan di pohon-pohon halaman rumah, tetapi kita masih dapat menemukan di pasar-pasar burung seperti Ngasem dan Muntilan.<br /><br />Burung Kepodang menurun populasinya juga karena terdapat mitos bagi wanita Jawa yang sedang hamil apabila pada saat “mitoni” memakan daging burung cantik ini akan menyebabkan bayi yang lahir bakal menjadi anak laki-laki yang ganteng atau cantik apabila wanita. Meskipun begitu mitos tersebut sekarang sudah jarang dilakukan seiring dengan sulitnya ditemukan burung Kepodang di alam liar.<br /><br />Sebetulnya burung Kepodang berasal dari daratan China dan penyebarannya mulai dari India, Asia Tenggara, kepulauan Philipina, termasuk Indonesia yang meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan,Sulawesi dan Nusa Tenggara. Burung ini hidup di hutan-hutan terutama di daerah tropis dan sedikit di daerah sub tropis dan biasanya hidup berpasangan . Di pulau Jawa dan Bali burung kepodang sering disebut dengan Kepodang Emas. <br /><br />Bagi masyarakat Sunda biasa menyebut burung Kepodang ini dengan sebutan Bincarung. Sedangkan beberapa daerah di Sumatera menyebutnya sebagai Gantialuh dan masyarakat di Sulawesi menyebutnya Gulalahe. Burung Kepodang ini dalam bahasa Inggris sering disebut dengan Black Naped Oriole. Di Malaysia disebut burung Kunyit Besar. Sedangkan dalam bahasa ilmiah (latin), Burung Kepodang disebut <span style="font-style:italic;">Oriolus chinensis</span>.<br /><br />Burung kepodang berukuran relatif sedang, panjang mulai ujung ekor hingga paruh berkisar 25 cm. Burung ini berwarna hitam dan kuning dengan strip hitam melewati mata dan tengkuk, buluterbang sebagian besar hitam. Tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan burik hitam, iris merah, bentuk paruh meruncing dan sedikit melengkung ke bawah, ukuran panjang paruh kurang lebih 3 cm, kaki hitam. Burung ini menghuni hutan terbuka, hutan mangrove, hutan pantai, di tempat-tempat tersebut dapat dikenali dengan kepakan sayapnya yang kuat, perlahan, mencolok & terbangnya menggelombang.<br /><br /><span style="font-weight:bold;">Jenis Burung Kepodang yang diketahui penulis:</span><br /><br /><a href="http://www.fobi.web.id/v/aves/f-ori/ori-chi">1.Kepodang Kuduk Hitam</a><br /><br />Oriolus chinensis Linnaeus, 1766<br />Kepudang Kuduk-hitam, Black-naped Oriole<br /><br />Berukuran sedang (26 cm), berwarna hitam dan kuning dengan setrip hitam melewati mata dan tengkuk; bulu terbang sebagian besar hitam. Pada jantan bagian lain kuning terang; betina lebih buram dengan punggung kuning zaitun. Burung remaja warna hitam digantikan warna zaitun; tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan burik hitam.<br /><br />Terdaspat di India, Cina, Asia tenggara, Filipina, Sulawesi, Semenanjung Malaysia, Sunda Besar, dan Nusa Tenggara.<br /><br /><a href="http://www.fobi.web.id/v/aves/f-ori/ori-xan">2. Kepodang Hutan</a><br />Oriolus xanthonotus<br />Oriolus xanthonotus Horsfield, 1821<br />Kepudang Hutan, Dark-throated Oriole<br /><br />Berukuran agak kecil (18 cm), berwarna hitam dan kuning. Jantan: kepala, leher dan kerongkongan hitam. Bulu terbang hitam. Dada keputih-putihan dengan burik hitam. Bagian lain kuning terang. Betina dan burung remaja: tubuh bagian atas kehjauan, tungging kuning, tubuh bagian bawah siasanya putih dengan burik hitam tebal.<br />Iris merah, paruh merah jambu kaki hitam.<br /><br />Terdapat di Filipina, Semenanjung Malaysia dan Sunda Besar. Di Bali tidak tercatat.<br /><br /><span style="font-weight:bold;"><a href="http://alamendah.wordpress.com/2010/04/05/burung-kepodang-si-pesolek-cantik/">Klasifikasi Ilmiah</a></span>: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Passeriformes; Famili: Oriolidae; Genus: Oriolus; Spesies: Oriolus chinensiselhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.comtag:blogger.com,1999:blog-3242975776373618537.post-29285198554145410232012-04-25T18:33:00.006-07:002012-04-25T18:43:15.361-07:00DAUN SEMBUNG<a href="http://ceputelecenter.files.wordpress.com/2009/11/sembung-03.jpg?w=263"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 150px; height: 300px;" src="http://ceputelecenter.files.wordpress.com/2009/11/sembung-03.jpg?w=263" border="0" alt="" /></a>Nama Indonesia : Sembung / sembung manis, sembung legi, rumput tahi-babi. Sedangkan nama Lokal : Sembung, sembung utan (Sunda); sembung gantung, sembung gula, sembung kuwuk; sembung mingsa, sembung langu, sembung lelet (Jawa); Kamandhin (Madura); Sembung (Bali), capo (Sumatera), Afoat (Timor), Ampampau, capo, Madikapu; Ai na xiang (China), Wild heliotrope(English),Baccharis salvia Lour.; Conyza balsamifera L.; Pluchea balsamifera (L.) Less; sembung, capa (Melayu); sebung, sembung utan (Sunda), sembung gantung,sembung gula, dai bi, dai ngai (Thailand); ngai champora (Inggris), sembung langu (Jawa), capa (Melayu) dan sembung mingsa, sembung legi (Jawa), apompase, mandikapu (Ternate), Sinonim : = Baccharis salvia Lour. = Conyza balsamifera (L= Pluchea balsamifera L) Less. <br /><br />Tumbuhan asal Nepal ini hidup di tempat terbuka sampai agak terlindung di tepi sungai dan tahan pertanian. Dapat tumbuh di tanah berpasir atau tanah yang agak basah pada ketinggian sampai 2.200 m dpl. Perdu, tumbuh tegak, tinggi mencapai 4 m, percabangan pada ujungnya, berambut halus, bagian-bagian dari tumbuhan ini bila diremas berbau kamfer (kapur barus) dan agak langu. Daun tunggal, di bagian bawah bertangkai, bagian atas merupakan daun duduk, letak berseling, terdapat 2 - 3 daun tambahan pada tangkai daunnya. Helaian daun bundar telur sampai lonjong, pangkal dan ujung runcing, tepi bergerigi atau bergigi, permukaan daun bagian atas berambut agak kasar sedang bagian berambut rapat dan halus seperti beludru. Pertulangan daun menyirip, panjang 8 - 40 cm, lebar 2 - 20 cm. <br /><br />Bunganya bergerombol pada ujung batang dan berwarna kuning. Buahnya sedikit melengkung dengan panjang 1 mm. Daun pada tanaman ini mengandung minyak atsiri, antara lain sineol dan borneol, kapur barus / kamper damar dan zat samak (tanin). <br />Buah kotak bentuk silindris, beriga 8 - 10, panjang 1 mm, berambut. Perbungaan majemuk bentuk malai, keluar di ujung tangkai, warnanya kuning. Perbanyakan dengan biji atau pemisahan tunas akar. <br /><br />Tanaman sembung (Blumea balsamifera D. C) <br /><a href="http://i576.photobucket.com/albums/ss210/awasgalak/sembunglegi.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 200px; height: 350px;" src="http://i576.photobucket.com/albums/ss210/awasgalak/sembunglegi.jpg" border="0" alt="" /></a>Klasifikasi : <br />Divisi : Spermatophyta <br />Sub divisi : Angiospermae <br />Kelas : Dycotiledonae <br />Sub kelas : Asteridae<br />Bangsa : Asterales <br />Suku : Asteraceae (Cornpositae)<br />Marga : Blumeae <br />Jenis : Blumeae balsamifera (L.) DC <br />Family :.Asteraceae.<br /><br />Sembung bersifat pedas, sedikit pahit, hangat dan baunya seperti rempah, namun sangatlah manjur untuk dijadikan obat tradisionil terutama dalam bentuk jamu. Daun sembung berkhasiat sebagai antibakteri, melancarkan peredaran darah, menghilangkan bekuan darah dan pembengkakan, peluruh kentut (karminatif), peluruh keringan (diaforetik), peluruh dahak (ekspektoran), astrigen, tonikum dan obat batuk. Cara pengolahannya pun sangat sederhana, namun untuk mendapatkan daun tersebut lumayan sulit karena tumbuh hanya satu pohon dan bukan herba yang merambat, tidak begitu banyak ranting yang tumbuh sehingga jika daunnya di petik maka harus menunggu tumbuhnya daun berikutnya. <br /><br />Tumbuhnya pun agak susah karena hanya bisa tumbuh dari persemaian jika bunganya sudah menjadi kering. Penyebarannya secara spora dengan bantuan angin. terdapat kandungan senyawa minyak atsiri 0,1 - 0,5%, Ngai-kamfer. Senyawa utama yang terdapat dalam minyak atsiri mengandung 1-borneol atau Ngaikamfer atau leuderol 1-borneol berupa hablur yang bentuknya kadang-kadang kecil yaitu dengan titik lebur 203 – 204 derajad Celcius<br /><br />Pada senyawa tersebut ditemukan xautuksilin atau brevitolin (C10 H12 O4) berupa hablur danberupa lembaran (dalam etanol). Menurut catatan (Laporan tahun 1895 Sland Plantentuin), setelah diisolasi dari 139 kg daun sembung diperoleh 122 ml minyak atsiri. Kandungan : Sembung mengandung minyak atsiri (ngai kamfer), borneol, sineol, limonene, asam palmitat, myristin, dimetiletil klorasetofenon, tannin, pirokatekin, dan glikosida.(anonym, 2003). <br /><br />Metabolit aktif lain dari daun sembung yaitu, seskuiterpen dalam bentuk ester, flavonoid, ichtyothereol asetat, cryptomeredio, lutein, dan beta karoten. (Osaki dkk, 2005; Nessa dkk, 2005; Ragasa dkk, 2005) Kegunaan di masyarakat : Daun sembung dimanfaatkan sebagai tanaman obat yang berkhasiat untuk mengobati reumatik sendi, persendian sakit setelah melahirkan, nyeri haid, datang haid tidak teratur, influenza, demam, sesak napas (asma), batuk, bronchitis, perut kembung, diare, perut mules, sariawan, nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah koroner, dan, kencing manis.<br /><br /><span style="font-style:italic;"><span style="font-weight:bold;"><a href="http://www.togaye.itgo.com/sembung.html">baca selengkapnya</a></span></span>elhasani.comhttp://www.blogger.com/profile/05042384271286986612noreply@blogger.com